Eps 8

11 0 0
                                    

Sesampainya di studio, Aricky menyapa teman-temannya. Mereka cukup ramah pada ku. Tapi tetap saja aku grogi. Aku terus berada di samping Aricky.

"Kenapa? Kau seperti takut" tanyanya.

"Umm bukan apa-apa kok. Hanya saja aku pernah dikeluarkan dari band dulu saat SMP" jelas ku.

Aricky hanya tersenyum. Dia menggandeng tangan ku dengan lembut dan membawa ku ke salah satu ruangan.

"Kayla, coba deh pilih lagunya. Kami punya beberapa" kata Zul, teman Aricky.

Aku melihat buku itu. Astaga masa SMP ku terulang lagi. Yang ada di buku ini adalah lagu rock. Suara selembut aku harus membohongi diri sendiri seperti dulu. Astaga kenapa terulang lagi? Aku tak mau mengecewakan semuanya tapi, astaga aku binguunggg!

Aricky merebut buku yang sedang ku pegang dan memberikan ponselnya pada ku. Tertera sebuah lirik lagu di dalamnya.

"Maaf, lagu-lagu yang ada di buku ini tidak sesuai dengan suara Kayla yang halus. Aku sudah memilihkan lagu yang cocok untuknya" kata Aricky.

Beberapa dari mereka terlihat bingung dengan ucapan Aricky. Ku mohon jangan wajah penuh kekecewaan yang sama seperti dulu.

"Kayla, tangan mu gemetaran. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Aricky sambil memegang tangan ku.

"Eh umm iya gak apa-apa. Dan juga aku akan mencoba lagu yang ada di buku. Aku harus menyesuaikan dengan aliran band ini" kata ku.

"Tidak, kau salah. Band lah yang harus menyesuaikan dengan penyanyinya. Jangan paksakan dirimu"

"Tapi..."

Edy mendekatiku dan mengacak-acak rambut ku. Dia teman SMP ku, tapi beda kelas. Jadi aku kurang mengenalnya. "Kau pasti teringat band mu saat SMP ya?" Tanyanya. Aku mengangguk.

"Disini kami main musik untuk memperindah suara penyanyi. Bukannya penyanyi yang jadi pelengkap alat musik. Aku tau mereka yang dulu menyepelekan suara mu akan menyesal suatu hari nanti" katanya sambil tersenyum.

Aku bingung harus bagaimana. Antara senang, sedih, dan terharu.

"Baiklah sudah-sudah. Ayo mulai latihannya" kata Aricky.

"Let's go!"

Setelah menyanyikan beberapa lagu, mereka memuji ku. Aku benar-benar merasa Aricky pintar memilihkan lagu untuk ku.

"Wah Kayla ternyata kau memang hebat dalam bidang lagu yang lembut tapi juga tak lembut. Kau keren saat ada nada-nada yang super tinggi. Kau hebat!" Puji Zul.

"Aku tak salah pilih orang kan?" Tanya Aricky.

Aku jadi tersipu-sipu sendiri. Kemampuan ku akan bertambah seiring dengan bertambahnya pujian untuk ku.

"Iya benar sekali. Ternyata ini kelebihan mu. Enak ya jadi tim basket. Mereka punya boneka dengan suara yang merdu seperti mu" kata Edy.

Aku langsung terdiam. Kenapa julukan itu muncul lagi?

"Maaf, tapi aku bukan boneka tim basket" kata ku sambil terus menunduk.

"Eh kenapa?"

"Aku bilang aku bukan boneka tim basket!" Bentak ku.

Semua terdiam. Pasti mereka terkejut. Wajahku langsung memerah. Aku benar-benar malu.

"Ma.. Maa.. Maafkan aku" kata ku terbata-bata. "Aku lepas kendali"

Semua tertawa mendengar perkataan ku. Ah pasti mereka menertawakan ekspresi aneh ku. Ini benar-benar memalukan.

"Baiklah, kau bukan boneka tim basket lagi tapi kini kau jadi vokalis band sekolah. Setuju?" Tanya Edy.

I Hate Romantic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang