Eps 9

10 0 0
                                    

Sudah dua hari berlalu setelah Aricky mengajak ku ikut latihan di studio waktu itu. Sekarang aku bergabung dengan band sekolah. Setiap sepulang sekolah aku latihan di studio. Mereka mempercayai ku untuk mengikuti lomba minggu depan. Ini benar-benar dream comes true. Impian ku dalam musik yang pernah kandas semasa SMP, kini terbalaskan di masa SMA.

Tentang nonton film bareng, itu benar-benar asik. Aku tak menyangka Aricky benar-benar romantis. Tapi seromantis apa pun Aricky, pasti ada mata yang memandangi kami. Ya aku tau kalau Aricky itu tampan dan keren. Tapi aku jadi merasa berada di dimensi yang berbeda saat disampingnya.

"Kayla, tugas melukis satu kelompok dengan ku mau?" Tanya Aricky.

"Eh? Aku udah sama Ru..." Kata-kata ku terhenti.

Baru saja aku akan menunjuk Rumi, tapi dia sudah menghilang entah kemana. Ada pesan masuk ke ponsel ku. Itu dari Rumi.

-goodluck sama Aricky yaaa :*-

Sialan nih anak. Apa-apaan ini? Astaga aku hanya berteman dekat dengan Aricky. Ya walaupun aku mulai merasa sedikit berbunga-bunga jika dia ada di dekat ku. Lagi pula kakak ku tak pernah protes tentang itu. Apakah aku akan jatuh cinta?

"Gimana Kay?" Tanya Aricky.

"Ah iya deh. Aku gabung sama kamu" jawab ku.

"Bagus sekali. Aku benar-benar payah dalam mata pelajaran ini. Aku dengar dari teman mu, saat SMP kau hebat dalam melukis"

"Ya lumayan sih. Kalau hanya sketsa pensil aku masih percaya diri. Tapi kalau sudah diberi cat, biasanya gambar ku langsung rusak"

"Hahaha tenang aja. Oh ya aku ke kantor guru dulu ya mau ambil undian untuk kita. Aku penasaran kita mendapat jatah melukis apa"

"Iya sana. Jangan ambil yang terlalu susah" teriak ku.

Setelah Aricky pergi, Rumi datang lagi pada ku.

"Kau satu kelompok dengan siapa?" Tanya ku.

"Tuh ketua kelas" jawabnya.

Aku menarik telinganya sampai dia kesakitan. "Kali ini kau merencanakan apa lagi? Waktu itu Kak Leo, sekarang Aricky. Apa kau tak pernah berpikir kalau aku itu hanya berteman dengan mereka"

"Kau tak tau kapan cinta itu muncul kan? Lagian Aricky itu keren kok. Udah pernah liat dia manggung kan?"

"Iya sih. Suaranya keren. Serak-serak basah dan juga rendah banget suaranya. Benar-benar selera ku"

"Tuh kan. Udah deh sama Aricky aja"

"Enggak! Dia emang orang baik. Aku gak mau mikir aneh-aneh sebelum dia benar-benar suka pada ku" kata ku sambil mengeluarkan buku gambar ku.

Beberapa saat kemudian Aricky kembali. Dia duduk di depan ku dan memberikan selembar kertas.

"Maaf, aku mendapat yang kurang baik" kata Aricky.

"Apa emangnya?" Tanya ku sambil membuka kertas itu.

"Gedung olahraga bagian dalam" kata Aricky sambil menundukkan wajahnya.

"He?"

"Maafkan aku. Dan ini jam latihan untuk tim basket"

"Hee??"

Tiba-tiba pak guru datang dan meminta kami semua menuju lokasi masing-masing. Ada beberapa orang yang satu lokasi dengan ku termasuk Rumi.

Sesampainya di gedung olahraga aku tak mendengar suara decitan sepatu maupun suara bola memantul.

I Hate Romantic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang