Eps 10

15 0 0
                                    

Pelajaran melukis sudah selesai. Aku hanya berhasil mendapat nilai A. Tapi ku lihat Aricky sangat senang dengan hal itu.

"Harusnya aku bisa dapat A+ jika bersama mu" kata ku pada Rumi.

"Benar. Aku menyesal menjadi kelompok ketua. Dia menyebalkan. Dia hanya bisa merusak" jawabnya.

"Berapa nilai mu?"

"C minus huaaa" teriak Rumi. Ketua kelas sepertinya terasa kalau Rumi marah padanya.

"Aku bantu remidi mu deh"

"Remidi kan cuma dapet B. Gak mauu!!" Teriak Rumi.

"Hei! Jaga sikap mu. Gak enak kan kalau ketua kelas tau"

"Hiks"

Aricky mendekati ku dan bilang kalau kakak ku memanggil ku.

Dia berdiri bersandar tiang. Astaga, kakak ku benar-benar nekat datang ke kelas ku dengan penampilan yang cukup berbeda. Banyak yang memperhatikannya. Tidak biasanya dia berpenampilan urakan seperti itu. Tunggu dulu, sepertinya dia mirip seseorang. Um, tim basket.

"Ada apa?" Tanya ku. "Kenapa juga kau berpakaian seperti anak basket?"

Dia memperbaiki penampilannya. Mengancingkan semua kancing seragamnya.

"Tadi aku ikut si Frans ngelatih tim basket. Tiba-tiba saja si Aldo aneh itu menarik ku dan mengacak-acak penampilan ku. Dia benar-benar gila" kata kakak ku.

"Mereka sudah latihan?" Tanya ku.

"Tidak, mereka hanya menggunakan latihan sebagai alasan untuk bolos"

"Lalu bagaimana pertandingan mereka?"

"Anak kelas satu yang maju"

"Aneh"

"Kok aneh?"

"Mereka yang aneh. Aku benar-benar ingin menginjak-injak mereka!"

"Kalau begitu lakukan lah"

Aku langsung menatap lekat mata kakak ku.

"Kau menyebalkan. Apa yang ingin kau katakan kak?"

"Nih buat kamu" kata kakak ku sambil memberikan sebuah kotak yang cukup besar.

"Apa ini?"

"Buka aja"

Aku langsung membuka kota itu.
"Bola basket?" Tanya ku keheranan. "Kenapa kau memberi ku bola basket?"

"Ah ayolah jangan marah dulu pada ku. Kau lupa kalau kau begitu mencintai basket? Aku susah payah untuk membeli bola ini. Disini ada tanda tangan penulis anime sport  favorit mu"

"Benarkaaahhh?!" Teriak ku sambil mengeluarkan bola itu dari tempatnya. Ini benar-benar tanda tangan yang ku inginkan. "Jadi selama ini kakak kerja sambilan untuk ini?"

"Hah? Dari mana kau tau kalau aku kerja?"

"Dari kak Frans"

"Dia benar-benar tidak bisa dipercaya"

"Tapi aku benar-benar berterima kasih pada mu kak" kata ku sambil memeluk kakak ku tersayang.

Dia tersenyum dan mengusap rambutku lembut.

"Buat mereka latihan satu kali saja" bisik kakak ku.

Aku langsung mendorongnya.

"Tidak akan! Semua orang jika berada di posisi ku pasti akan melakukan hal yang sama"

Tiba-tiba ada yang memegang lengan ku. "Tidak! Kau salah"

"Kak Leo?"

"Beri aku kesempatan untuk menjawab semua pertanyaan mu"  kata Kak Leo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Hate Romantic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang