Eps 6

19 0 0
                                    

Suara burung membangunkan ku pagi ini. Aku membuka pintu kamar dan melihat Kak Frans sedang sibuk memasak.

"Apa kakak ku sudah bangun?" Tanya ku pada Kak Frans.

"Belum. Dia susah dibangunkan. Kau mau membangunkannya?"

"Ehm, ok"

Aku berjalan ke ruang TV dan melihat kakak ku tidur dengan sangat nyenyak. Ku hanpiri dia dan mulai mengguncang tubuhnya.

"Hei kak bangun. Kita harus pulang. Aku harus ambil seragam dan itu butuh waktu" kata ku.

"Hmm Kayla sayang, lima menit lagi ya"

"Kak! Bangunlah! Atau aku akan menimpa tubuh mu"

Tapi kakak ku tak bergeming. Dia terdiam dan tetap tertidur. Baiklah ini pilihan mu kak.

"Meriaaam jatuhhhh!!" Teriak ku sambil melompat ke tubuh kakak ku.

Dia langsung terbangun dan terlihat sangat terkejut.

"Kaylaaa!! Turun dari tubuh ku. Kau pikir tubuh mu seringan kertas. Kau itu benar-benar menyebalkan" bentak kakak ku.

"Pokoknya cepat bangun! Kalau gak bangun, aku gak mau turun"

Kakak ku langsung mengangkat tubuh ku. Tapi aku tak mau turun. Aku terus memeluk kakak ku.

"Wah, pagi-pagi udah sayang-sayangan. Kakak adik yang akur ya. Ayo makan, sudah aku siapkan" kata Kak Frans.

"Kayla turun!" Bentak kakak ku.

"Gak mauuu!! Gendong sampai ruang makan"

"Kayla!"

"Ihh udah ayo cepet. Anggap aja olahraga pagi. Ayo ah aku laper"

Lalu kakak ku menggendong ku sampai meja makan.

"Ah dasar manja sekali kau ini" kata kakak ku.

"Gak apa-apa lah kak. Sekali-sekali kok" jawab ku.

Kami makan bersama di meja makan. Masakan Kak Frans memang enak. Berkali-kali aku memujinya.

"Kak, belajar masak dari Kak Frans dong" kata ku pada kakak ku.

"Berisik ah!" Bentak kakak ku.

"Cie marah. Harusnya aku yang marah"

"Ya udah sana masak sendiri"

"Ih kakak"

"Udah ayo cepet. Mau telat? Enggak kan? Cepet deh"

Aku langsung bergegas makan. Kakak ku terlihat cukup tersinggung dengan apa yang ku katakan. Tiba-tiba ponsel ku berbunyi. Ada pesan dari Kak Leo.

-mau ngambek sampai kapan?-

Ih dasar. Padahal baru kemarin aku tak mengikuti tim basket. Kenapa mereka sudah ribut sih? Ini membuat ku semakin bingung. Sebenarnya apa fungsi ku di sana?

Setelah makan kami pamit pulang dan berterimakasih untuk makanannya.

Selama perjalanan kakak ku tak mengajak ku bicara sedikit pun.
Bahkan saat akan ke sekolah dia tak bicara apa pun.

Aku di turunkan di depan sekolah. Dia menyuruh ku pergi duluan. Ini benar-benar aneh. Apakah kata-kata ku tadi terlalu menyakitkan untuk Kak Mario?

Seharian Kak Mario tak menghubungi ku. Biasanya sekali-kali dia menghubungi ku sekedar untuk bertanya sudah makan atau belum. Atau bertanya nanti mau makan apa.

"Hei, dari tadi kau benar-benar termenung. Apa kau mulai khawatir dengan tim basket?" Tanya Rumi.

"Bukan itu! Kakak ku marah pada ku. Dari tadi dia tak mengajak ku bicara" jawab ku.

I Hate Romantic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang