Eps 7

10 0 0
                                    

"Kak, bau gosong!" Teriak ku dari kamar.

"Hahhh?? Astaga aku lupa" teriak kakak ku.

Aku langsung keluar kamar dan melihat kakak ku mengeluarkan kue gosong dari panggangan.

"Apakah tidak kau lihat jamnya kak?" Tanya ku.

"Aku lupa. Aku sedang mencuci makanya kelupaan" jawabnya.

"Sepertinya kita memang butuh pembantu kak. Kita turuti saja apa yang dikatakan ayah. Toh pembantu yang dikirim ayah pasti sudah berpengalaman"

"Tidak! Pokoknya tidak! Aku saja sudah cukup"

"Iya deh iya. Aku sayang kakak. Masak bareng aja ya. Paling tidak aku bisa menggoreng telur tanpa gosong" kata ku sambil memeluk kakak ku.

Dia membelai rambut ku dan mencium kening ku. Aku sangat beruntung mendapat kakak seperti Kak Mario.

Kakak ku membuat adonan telurnya dan aku yang menggoreng. Tentu saja kali ini telur berhasil matang dengan sempurna.

Kami makan bersama di meja makan. Kakak ku terus memuji makanan ku. Bahkan dia meminta ku untuk membuatkan bekal untuknya.

"Ini hanya telur kak. Lagi pula adonannya kan yang membuat kakak. Aku tak bisa membuat masakan lain seperti Kak Frans" kata ku.

"Tapi aku suka ini jadi, bangunlah lebih pagi ok?"

"Iya deh iya"

"Oh ya, bukan kah kemarin kau bilang hari ini akan mencoba ikut band sekolah?" Tanya Kak Mario.

Aku langsung tersedak. Aku baru ingat kalau ada janji itu hari ini. Tadi di sekolah aku sibuk memikirkan kakak ku. Aku jadi merasa tak enak. Tapi Aricky juga tak mengajak ku tadi. Dia diam saja. Apa jangan-jangan dia juga lupa?

"Apa lebih baik aku minta maaf pada Aricky kak?" Tanya ku pada kakak ku yang sibuk menuangkan minum pada ku.

"Siapa Aricky?" Tanyanya balik.

"Itu loh kak, Aricky. Anak band sekolah. Teman sekelas ku yang pinter main gitar. Hebat banget deh pokoknya"

"Nama lengkapnya?"

"Entahlah, tapi setauku dia dari SMP Merdeka 3"

"SMP Merdeka 3? Aricky? Aku baru ingat sekarang. Dia dari Eropa kan? Ayahnya adalah pemilik industri musik ternama. Bahkan dia sebenarnya terkenal tapi memilih berhenti sejak kelas 3 SMP. Aku baru tau kalau dia masuk kembali ke dunia musik"

Aku tercengang mendengar penuturan kakak ku. "Sepertinya kau tau banyak tentang Aricky kak"

Tiba-tiba ponsel ku berbunyi. Ada telpon dari nomor yang tak ku kenal. Aku tidak mengangkatnya.

"Siapa?" Tanya kakak ku sambil memasukkan irisan apel ke mulut ku.

"Gak tau kak. Apel nya enak. Beli lagi ya kapan-kapan" jawab ku.

Lalu ada pesan di ponsel ku.

-aku Aricky, angkat telponnya-

Telpon ku berbunyi lagi. Kali ini aku langsung mengangkatnya.

"Hallo? Ada apa Ki?" Tanya ku.

"Apakah senggang kau hari ini? Ada latihan di studio 76. Kalau  bisa aku akan menjemput mu"

"Aku senggang kok. Oh ya maaf tadi siang aku lupa datang ke band sekolah"

"Iya gak apa-apa. Lagi pula taddi gak jadi latihan. Makanya sekarang baru mau latihan. Aku datang setengah jam lagi"

I Hate Romantic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang