Chapter IV

108 52 21
                                    

Sabtu sore setelah sekolah usai Rena, Gladis, Flori, Della dan Viko memutuskan untuk bertemu di taman dekat sekolah. Mereka bertemu untuk membuka kertas pertama dari permainan kotak rahasia yang mereka namai Secret Mission - Misi rahasia, sesuai perjanjian kertas akan dibuka seminggu sekali.

Jadi, disinilah mereka sekarang. Duduk ditanah beralaskan rumput hijau dengan ditemani angin yang berhembus menambah suasana sejuk taman.

Rena mendapat giliran pertama untuk mengambil salah satu kertas di dalam kotak tersebut.

Perlahan Rena membuka kotak tersebut dan mengambil salah satu kertas yang tergulung rapi didalamnya.

Rena tampak menahan tawa setelah membaca kertas tersebut. Sehingga menimbulkan rasa was-was dan penasaran bagi Flori, Gladis, Della dan Viko.

Della memejamkan matanya sambil merapalkan doa agar kertas yang berada ditangan Rena bukanlah miliknya. Sedangkan Viko menatap Rena lekat - lekat sambil berusaha bersikap biasa saja walaupun sebenarnya ia berusaha menetralkan detak jantungnya.

"Flori" desis Rena.

Gladis, Della, dan Viko mendesah lega karena kertas yang digenggam Rena bukanlah milik mereka melainkan milik Flori yang sekarang sedang menyembunyikan wajahnya yang semerah tomat di balik kedua telapak tangannya.

Viko yang cukup penasaran segera mengambil kertas tersebut dari ditangan Rena.

Alis Viko bertautan membaca kertas tersebut. Pasalnya hanya ada satu kata yang tertera di kertas itu 'FEMINIM' yang membuat Viko mendengus kesal lalu menyodorkan kertas tersebut didepan wajah Flori.

"Kata Feminim yang lo tulis dikertas itu maksudnya lo pengen jadi cewek Feminim??" tanya Viko dengan nada jengkel.

"I... Iya, emang salah?? Gue kan cuma pengen jadi cewek feminin, supaya nggak tomboy lagi jadi gue minta bantuan kalian" jawab Flori dengan terbata - bata mungkin karena ia merasa malu dan terus menunduk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus.

Seketika tawa mereka lepas.

Flori malu. Sangat.

Mereka benar - benar membuat Flori kesal.

"Ini sih misi buat anak - anak, gue kira lo bakal nyuruh kita buat bunuh tuh si Raja kakak lo yang nyebelin itu, eh taunya hahaha..." Ucap Rena diiringi dengan tawa dan terus menyikut pelan tubuh Flori

Flori melempari keempat sahabatnya dengan batu kerikil kecil.

"Apa?? Masih mau ketawa lagi?? Yaudah nggak usah, kalian tuh sahabat durhaka tau nggak" Flori mencebikkan bibirnya kesal dan terus mengucapkan sumpah serapah untuk semua orang yang menertawakannya.

"Jangan ngambek gitu dong babe" ucap Viko sembari merangkul Flori, tapi dengan cepat Flori mendorong Viko agar menjauh darinya.

"Oke. Dengar, gue rasa nggak ada salahnya kita ngebantu Flori karena dengan cara ini Flori yang tadinya tomboy bakal kita ubah jadi cewek yang lebih feminim. Kita juga bisa bantu dia berbicara lebih lembut nggak kayak toa lagi, nggak manjat - manjat kayak monyet lagi dan yang lebih penting Flori bakalan laku nggak jones lagi, gimana??" tutur Viko.

"Benar b.. laku?? Gue tuh laku!! Banyak yang mau sama gue Vikooo, cuma gue aja yang nggak mau" pekik Flori yang langsung memukul lengan Viko tanpa henti.

"Setuju Vik! Supaya kak Angga bisa suka sama Flori lagi dan Flori bisa ngebalas sih Ocha muka tepung yang pernah permaluin Flori gara - gara su... Mpphtt" belum sempat Rena melanjutkan perkataannya mulutnya sudah di bekap oleh tangan Flori.

"Nggak usah bahas itu lagi" tiba - tiba saja mood Flori turun.

"Sorry Flo" Rena berusaha meminta maaf tapi Flori terus saja mengabaikannya.

"Kalau lo maafin gue, gue janji bakal bantuin lo jadi cewek feminim"

Flori menoleh kearah Rena dengan mata berbinar.
Rena sampai kaget melihat perubahan mood Flori yang secara tiba - tiba ditambah lagi dengan wajahnya yang memelas, lucu seperti anak kucing.

"Oke gue maafin lo. Kalau begitu kalian semua harus setuju bantuin gue. Lo juga harus ngajar gue dandan dan temenin gue cari beberapa alat make up nanti. Lo semua harus mau." Ucap Flori antusias.

"Oke. Tapi lo harus punya niat buat ngehilangin sikap tomboy lo itu" ucap Viko

"janji??" tanya Viko, Gladis, Rena dan Della secara serentak

" janji" jawab Flori.

Mereka tertawa bersama.Saat - saat seperti inilah yang Della harapkan. Ia takut. Sangat.

Bagaimana jika nanti ia tak bisa merasakan suasana ini lagi??

Bagaimana jika lelaki dihadapannya tau tentang perasaannya, apakah lelaki itu akan menjauhinya atau tetap bersamanya walau hanya sebentar?

Della menatap lekat lelaki yang tengah tersenyum itu, Viko!

Della takut jika suatu saat Viko menjauhinya ataukah dirinya yang lebih dulu meninggalkan Viko.

.
.
.
.
.


Xoxo
Wanda💦

[1] SECRET MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang