PERFECT WIFE
2016 > AHMEED SHAHRIAR
Paris kota yang indah, romantis, sempurna untuk mereka yang dimabuk cinta. Dan di sinilah aku, menyesali kebodohanku.
Di masa lalu, akulah cahaya itu, yang bersamanya, menggenggam tangannya, berjalan menyusuri jalan panjang dengan bergandengan tangan, saat dia hamil, menjaganya dan mendengar dia bercerita. Kebahagiaan yang terlihat biasa, seperti saat kita melihat cahaya matahari atau menghirup udara. Terlihat biasa dan kita tidak menganggapnya istimewa, tapi saat semua itu direnggut secara tiba-tiba, rasa sakitnya ada di batas kehidupan dan kematian, bukan?
Sekarang aku berada di kegelapan, berupa bayang-bayang. Memandanginya menikmati sore yang indah di sebuah cafe, duduk dengan anggun dan menikmati secangkir cokelat Italia, berbincang ringan dengan Alex dan gema tawanya karena kata-kata Alex yang selalu berusaha menyenangkan hatinya.
Aku merindukan berada di posisi itu.
Aku tidak bisa berhenti pada rasa syukur karena dia masih hidup di dunia ini, masih berada di dunia yang sama denganku, aku menginginkan lebih. Aku ingin kembali.....
Aku mengamatinya dari kejauhan dan hanya itu yang bisa kulakukan.
Kerinduan ini terasa semakin menyesakkan dan menyakitkan, dia di hadapanku, tapi aku hanyalah bayangan.....
Aku ingin mencintainya.....menyentuhnya.....dan aku tidak ingin membuang waktu dengan menunggu, aku menahan seluruh frustasi yang menderaku.
PERFECT WIFE
2016 > ANNE SCHULTZ
Semuanya terasa menyenangkan.
Sore ini indah, ada sesuatu yang berbeda. Entah kenapa, sesuatu seperti memanggil manggilku dan membuatku bersemangat menikmati cerahnya sore ini bersama Alex.
"Bukankah anak kita laki-laki?," tanyaku pada Alex saat suamiku menunjukkan hasil USG terakhir tadi siang. Alex mengangguk dengan antusias.
"Yup, dia akan menjadi jagoan yang kuat...," kata Alex sambil mengelus perutku yang membuncit. Aku meletakkan jemariku dalam perlindungan genggamannya yang hangat. Bukankah semua tampak sempurna? Anak lelaki dari suamiku yang rupawan. Tapi kenapa, dalam mimpi-mimpiku yang seperti nyata, aku melihat bayangan kilasan aku memeluk seorang anak perempuan yang cantik? Anak perempuan berrambut ikal seperti malaikat dan aku tertawa bersama bayi cantik itu, seseorang di belakangku memeluk kami berdua. Aku berpaling padanya dan aku memandang mata itu....bukan mata biru Alex.
Iris hitam seperti koral, seperti malam, tapi aku melihat ribuan bintang di dalamnya. Seolah pandangan itu mengunciku dan dia adalah inti tubuhku. Dia alasan aku untuk hidup dan bernafas.
Kenapa semuanya begitu membingungkanku?
Kenapa selalu ada bayang-bayang lelaki lain dalam kehidupanku dan Alex.
Aku takut dan aku mulai membenci diriku sehingga aku memberanikan diri bertanya pada Alex.
"Apakah sebelum aku kehilangan ingatan, aku adalah istri yang baik?," tanyaku sambil memandang mata birunya yang bersinar.
Mata itu mengingatkanku pada lukisan malaikat Gabrielle, mungkin seperti itulah Alex bagiku.
"Tentu saja.....kenapa?."
"Tak apa, aku hanya takut, kau menggambarkanku seolah aku ini adalah istri yang sempurna, bisa jadi kenyataan sebenarnya aku diam-diam bukan wanita yang setia dan aku berselingkuh di belakangmu..." kataku sambil menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife
HumorAisyaqila Ariana Ahmad. Empat tahun yang lalu, saat si tomboy itu kuliah di Teknik Informatika UPN Yogyakarta, teman-temannya melihat dia sebagai anak lelaki cantik, berrambut pendek dan doyan memakai jeans belel. Bahkan nama panggilannya jauh dari...