23. Jawaban [Ending]

1.1K 36 4
                                    

Author pov.

Hari dimana mereka berempat akan kembali ke Jakarta telah tiba. Pagi ini, Airi merasakan gugup yang luar biasa*yaela lebay amat lu thor*. Pasalnya, hari ini, Airi akan memberikan Andra jawaban mengenai pertanyaan Andra beberapa waktu lalu.

Mengenai..hubungan mereka. Ya, hubungan yang sangat tak tentu arah. Airi sudah memiliki jawabannya. Airi berlatih untuk mengucapkan jawabannya dari semalam, ia bahkan bingung mengapa dirinya bisa segugup ini. Padahal Airi sudah kenal dekat dengan Andra, poor Airi.

Padahal hanya akan menjawab "Iya and, gue mau kok" atau "maaf and, tapi gue gak bisa". Apa susahnya sih?

Si author minta di gampar. Lo ngenes banget sih, ngga pernah dinyatain perasaan sama doi lo ya? Ribet banget. Yaiyala gue gugup, ini bakalan menentukan kehidupan gue dimasa depan tau.

Kok jadi ke gue pernah dinyatain perasaan apa ngga sama doi sih?!

Emang iya lagian, coba kalo lo jadi gue, lo pasti bakal gugup tau.

Serah lo.

Oke, jadi yang diatas diabaikan saja.

Dan saat Airi sedang berlatih sambil mondar mandir ngga jelas di kamar yang ia dan Manda tempati, ada yang mengetok pintu kamarnya.

Knock!Knock! / Tok!Tok!

"Masuk!" Respon Airi.

Dan setelah Airi mengucapkannya, kepala Andra menyembul dari balik pintu.

"Ngapain sih di kamar mulu? Ngga bosen? Lagian biasanya juga kalo lo abis solat subuh, lo langsung turun. Ini kok nggak? Lo lagi galau? Ngga penting galau itu. Apa lo bingung soal jawaban yang bakalan lo kasi ke gue nanti? Asikkk. Ntar aja itu, turun yuk, sarapan. Lo ditungguin daritadi."

'Yaampun, apa susahnya tinggal bilang 'ai, waktunya sarapan. Turun yuk'. Ngapain harus pake serentet kalimat yang ngga punya pengaruh apa-apa kalo ngga diucapin? Lagian pede banget, ya meskipun emang iya sih gue mikirin. Tapi kan ya ngga segitu juga.
Ngga salah lagi maksudnya' Gerutu Airi dalam hati.

Dan didetik berikutnya, Airi berjalan mendekati Andra, untuk keluar kamar dan sarapan bersama di bawah tentunya. Hah.

"Ai, ntar habis sarapan gue sama Manda mau jalan keliling. Lo mau ikut? Lo, and? Mau ikut?"

Ya, Vino dan Manda memang sering sekali berjalan jalan hanya untuk sekedar keliling daerah sini. "Ntar kalo udah di Jakarta ngga bisa dapet yang kaya gini. Jadi ini ngga boleh disia-siain" begitu kata Manda. Lagian mereka ke sini kan niatnya mau liburan, ya harus dimanfaatkan dengan baik.

"Ngga deh."

Dan disambung oleh Manda dengan suara yang dibuat seolah-olah Airi yang mengucapkan,

"Gue mau menentukan jawaban buat pertanyaan Andra tempo hari"

"Najis lo." Jawab Airi menatap Manda sinis.

"Gue juga ngga deh. Ntar kalo gue ikut kalian gue bakal terbengkalai dan Airi sendirian disini. Jadi gue mending disini"

'Ah, kenapa ngga ikut aja si lu!? Jantung gue itu kasian kalo deket deket sama lu terus, plis ngertiin dongg.' Gerutu Airi dalam hati.

"Iya, sekalian pdkt ya. Ahhh so sweet banget sih kalian" komentar Manda.

Airi hanya menatap Manda tidak minat.

••

Setelah sarapan tadi, Manda dengan Vino benar benar langsung pamit. Dan sinilah Airi, duduk di teras berdua dengan Andra. Airi gugup, dan Airi binguNg Andra berubah sejak Manda dan Vino pamit untuk berjalan jalan. Ya, menjadi..lebih pendiam.

Memory✖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang