"Jadi........aku hilang ingatan dan kau.....tidak bisa bicara???"
Hana hanya mengangguk dan keduanya kembali diam.
"Sebenarnya.........aku benar-benar tidak ingat apapun, hanya saja begitu melihatmu tadi........aku jadi, aku tiba-tiba saja memeluk...memelukmu seperti itu. Aku minta ma'af."
"........."
Taekwon menggaruk kepalanya merasa benar-benar canggung. Ia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya, apalagi ketika berhadapan dengan seorang wanita, biasanya wanitalah yang gugup kalau berhadapan dengannya.
Hana menuliskan sesuatu di kertas memonya dan kembali menunjukkannya pada Taekwon sama seperti ketika ia menjelaskan pada pria itu bahwa ia tidak bisa bicara.
Dulu kau juga sering melakukannya. Aku hanya merasa deja vu..^-^..
"Ah....jadi itu sudah jadi kebiasan ya, hahaha."
"........."
"........."
Taekwon menarik nafas frustasi, tiba-tiba saja ia mulai berpikir bahwa dia yang dulu adalah anak laki-laki yang mesum, sementara Hana hanya manghela nafas pelan sambil terus melirik kearah jam dinding. Ia sebenarnya tak tega mengusir Taekwon, apalagi pakaian pria itu basah karena tadi tiba-tiba memeluknya di tengah hujan, tapi oppanya akan pulang 1 jam lagi. Hana hanya berharap semoga saja oppanya tidak pulang karena kesibukannya dirumah sakit, jadi pria yang masih galau disebelahnya itu bisa sedikit lama berada bersamanya.
Kau bisa menuliskan pertanyaanmu atau apapun kalau kau kesulitan mengunggapkannya, dulu kau sering melakukannya.
"Baiklah!!."Taekwon mengambil kertas memo milik Hana dan mulai berpikir untuk menulis semua pertanyaan yang ada dibenaknya.
Orang seperti apa Jung Taekwon yang dulu??
(Bukan pria mesum kan??)
Orang seperti apa dirimu??
Kapan kita bertemu??, dimana??
Bagaimana kita mulai menjalin hubungan??
Siapa yang duluan menyatakan cinta??, aku atau kau??
Bagaimana kau bisa kenal kakekku??
Bagaimana kita bisa menikah??
Apa kita benar-benar sudah menikah??
Kenapa kau tak pernah datang mencariku??
Apa dulu aku benar-benar jatuh cinta padamu??
Apa...sekarang kau membenciku???
Aku berharap kita bisa kembali menjadi teman. Bisakah??
Butuh waktu hampir setengah jam sebelum Taekwon kembali menyerahkan kertas memo itu pada Hana. Sedikit kesal ketika gadis itu menertawakan semua pertanyaan Taekwon, meski tak ada suara tawa yang keluar dari mulut gadis itu.
"Kakek hanya meninggalkan sebuah 2 lembar catatan, yang berisikan bahwa aku telah menikah, pelimpahan harta warisan atas namaku dan nama seorang wanita lalu selembar foto sebelum ia meninggal. Dan aku baru saja menemukannya seminggu yang lalu di laci ruang bacanya. Aku bertanya pada bibi dan pamanku dan mereka tidak tau kalau aku sudah menikah. Aku bertanya pada keluarga yang lain, tapi mereka bilang mereka sama sekali tak mengenalmu dan memintaku melupakannya saja. Aku benar-benar ingin melupakannya, lalu tiba-tiba saja fotoku yang sedang mencarimu beredar disosial media, dan agensiku marah besar. Kebetulan sekali aku sedang muak berada di dunia hiburan, jadi catatan dan foto itu menguntungkanku. Ah, kau tenang saja, fotomu di blur jadi tak ada yang tau siapa kau, difoto itu hanya terlihat kita mengenakan baju pernikahan dan aku sedang memasangkan cincin dijarimu. Jadi tak akan ada yang mengganggumu."
Penjelasan panjang lebar dari Taekwon itu membuat senyum diwajah Hana menghilang. Dadanya tiba-tiba saja terasa menyesakkan. Taekwon jelas bisa melihat kesedihan dimata gadis didepannya itu dan entah kenapa hatinya berdenyut sakit.
Sebaiknya kau pulang
".....Apa sekarang kau mengusirku??."Taekwon merasa kecewa ketika membaca kata-kata yang ditulis Hana.
"Aku....aku benar-benar minta ma'af kalau kata-kataku menyinggung....
Oppaku akan pulang sebentar lagi
"Kau punya kakak laki-laki???"
Dia punya niat membunuh.....
"Apa!!!." Sontak Taekwon berdiri. "Sial!!, Sungjae hyung pasti marah besar padaku, padahal aku bersumpah akan menjagamu dengan baik..........
"......."
Kau ingat Sungjae oppa??
Taekwon mengerutkan dahi, potongan demi potongan ingatan masa lalunya mendadak muncul membuat kepalanya sakit. "Aku benar-benar tidak tahan kalau kepalaku sampai sakit seperti ini, dokter bilang aku tak boleh memaksakan diriku untuk mengingat masa lalu makanya aku tak ingin mengingatnya. Tapi itu tidak berarti aku ingin melupakanmu. Sial!!, kepalaku benar-benar sakit!!!."
Hana menyuruh Taekwon kembali duduk, ia mengambil obat penghilang rasa sakit di kotak obat lalu menyuruh Taekwon meminumnya.
Apa manajermu tau kau disini?? Kau sedang kabur kan??. apa kau tidak memberi tau bibimu, aku yakin dia pasti khawatir
"Mereka hanya khawatir pada si pencetak uang, bukan padaku." Taekwon menjawab pertanyaan Hana dengan nada ketus. "Aku rasa kau paling tau hal itu, kau kan tau masa laluku."
Bibi Jung Hye Jin adalah satu-satunya orang selain kakekmu yang paling aku sukai dikeluargamu. Dia yang mengasuhmu sejak orang tuamu sibuk bekerja. Meski dia tak begitu menyukaiku, tapi dia sudah kuanggap seperti ibuku sendiri. Aku tidak pernah dimarahi sebelumnya selain oleh kakakku, tapi karena kau, aku jadi tau rasanya diomeli seorang ibu itu bagaimana. Aku kan juga tak punya ibu. Baiklah padanya.
Kata-kata yang ditulis Hana bagai nasehat yang membuat Taekwon merasa bersalah pada bibinya karena selalu mengacuhkan wanita itu. "Nanti....aku kan minta ma'af." Ucap Taekwon pelan dan hal itu membuat senyum di wajah Hana kembali mengembang.
"Hana-ya......"
"Hana???, apa dia sudah tidur ya???"
"..........."
Taekwon dan Hana yang berada di ruang makan mendadak kaku begitu mendengar suara Sungjae yang entah sejak kapan sudah berada dirumah. Detik berikutnya keduanya berdiri panik. Lalu tiba-tiba saja Taekwon sudah berlari masuk ke kamar Hana dan mengunci pintu. Sementara gadis itu membereskan gelas milik Taekwon dan melempar sepatu milik pria itu kekantong sampah.
cS~
KAMU SEDANG MEMBACA
confession (Complete)
RomanceAku kehilangan ingatanku. Awalnya hal itu bukan jadi masalah besar karena sudah berlangsung begitu lama. Tapi.....aku benar-benar ingin kembali mengingatnya, semua hal tentang masa laluku. itu sebabnya aku memutuskan untuk mundur dari dunia hiburan...