Ahh...apakah aku sudah mati??.
Taekwon berlahan bangkit. Ia menatap sekelilingnya, dan merasa aneh karena sekarang ia berada di taman belakang rumahnya padahal pria itu ingat betul kalau ia tadi berada di depan rumah Hana.
Jadi aku sudah mati??, sial!!!.
"Kau tidak mati bodoh!!!." Perkataan itu mengejutkan Taekwon.
Ia lebih terkejut lagi mengetahui siapa yang sedang bicara.
"Kau....kau..bisa bicara???."
"Tentu saja!!."
"Bagaimana bisa??. Sejak kapan??," Pria itu mengerutkan dahi, berpikir keras dan tidak percaya. "Benar!. Aku pasti sudah mati!!."
"Aghrgghhh, YA!!!. Sakit tau!!!."
"Sudah kubilang kau belum mati, bodoh!!!." Hana kesal dan langsung mencubit lengan Taekwon, membuat pria itu sadar kalau dia belum mati.
"Kenapa kau selalu saja terlihat menyedihkan?." Hana bertanya setelah keduanya terdiam beberapa saat. "Kau tau!!. Aku mulai lelah dengan sikapmu itu."
Ucapan terakhir Hana jelas kembali mengejutkan Taekwon.
"Apa kau tak bisa bersikap layaknya pria dewasa. Kau kan bukan remaja lagi, sudah seharusnya kau berhenti bersikap bak abg labil. Padahal aku selalu mengagumimu waktu kecil. Kau bahkan tak pernah memgeluh dan selalu bisa tersenyum seolah masalah dunia hanya numpang lewat saja. Tapi lihat sekarang, begitu bertemu denganku kau kembali membuatku repot !!."
Hana berdiri dan menatap Taekwon dengan pandangan sinis. "Bisa tolong lepaskan aku!!."
"Apa!!."
"Kau menahanku disini. Itu sebabnya aku tidak bisa pergi. Aku ingin lari. Aku ingin meninggalkanmu. Aku membencimu Jung Taekwon!!." Hana berbalik dan mulai berjalan menjauhi pria itu.
" Tidak!!!, jangan pergi!!!." Taekwon berhasil mengejar Hana tapi ia tak bisa merahi tangan gadis itu, atau bahkan menyentuhnya.
Hana hanya tersenyum kemudian menghilang.
....
Taekwon membuka matanya, sekarang ia berada di kamar Hana. Jelas sekali kalau ia mengenali setiap sudut ruangan itu. Dan tak ada gadis itu disisinya.
"Jadi akhirnya kau bangun juga."
"......"
"Hyung!!!!" Taekwon begitu terkejut melihat Sungjae yang entah sejak kapan berada di kamar itu dan menatapnya dengan pandangan dingin. Ahh, jadi tadi dia hanya bermimpi tentang Hana.
Taekwon menarik nafas lega. Ia pikir dunianya berakhir.
"Kenapa kau selalu saja terlihat menyedikan." Sungjae menatap Taekwon kesal. "Kau tau, aku benar-benar membencimu sejak dulu."
"Aku sangat membencimu Jung Taekwon!!. Kau mengambil semuanya dariku. Kakek Jung, bahkan adik perempuanku. Bahkan hatiku. Kau pikir kau siapa???."
Sungjae menerjang Taekwon dan memukul wajah pria itu.
"Aku menyesal menganggapmu sebagai adikku. Aku menyesal menggapmu sebagai keluargaku. Karena kau hanya pria mengecut yang hanya tau lari dari masalah. Seharusnya aku membiarkanmu mati saja waktu itu!."
"Kau merusak sagalanya!!!".
.....
"........"
"........"
Hana terlalu kaget ketika Taekwon membuka matanya dan menatap gadis itu dengan pandangan bingung.
Keduanya sama- sama mengerjapkan mata seolah tak percaya.
"Omo!!!!"
Suster yang datang untuk mengantarkan sarapan pagi bahkan terkejut melihat keduanya, lalu tanpa sadar langsung keluar begitu saja.
Hana segera menjauhkan dirinya dari Taekwon sementara pria ia malah tiba-tiba memeluknya.
Aku pasti sudah gila!!.
"Aku pasti sudah gila!!."
"......."
"????"
Hana terkejut karena Taekwon mengucapkan kata yang sama seperti yang dipikirkannya. Gadis itu mengutuk dirinya yang terlalu ceroboh karena tadi melakukan hal aneh. Ia terlalu penasaran karena Taekwon yang tak sadarkan diri itu malah terlihat seperti pria normal yang tertidur pulas. Hana bahkan sempat- sempatnya iseng mempraktekkan ide gila yang muncul dikepalanya beberapa menit yang lalu.
Flashback..
Hana menatap Taekwon dengan pandangan menyelidik. Sudah seminggu pria itu tak sadarkan diri setelah oppanya menyelamatkan Taekwon yang pingsan ditengah hujan waktu itu.
Taekwon selalu mengigau setiap malam meneriakkan nama Hana dan memintanya jangan pergi. Oppanya yang bahkan awalnya melarang Hana untuk membesuk akhirnya malah memintanya untuk menemani Taekwon dan ajaibnya setiap Hana menggegam tangan pria itu, Taekwon berhenti berteriak-teriak dan kembali tenang.
Hei bangunlah!!. Kau kan bukan putri tidur. Mau sampai kapan kau tidur seperti itu. Aku juga ingin tidur.
Hana menghela nafas dalam, lalu mendadak tersenyum. Ia bangkit dan mendekatkan wajahnya, menatap Taekwon dari jarak sangat dekat.
Dasar artis!!. Bahkan wajah tidurnyapun tetap tampan
Hana memotret wajah Taekwon beberapa kali sambil tersenyum senang.
Wahai pangeran tidur, apakah ciuman cinderella bisa membangunkanmu??. Hahaha
Gadis itu menertawai ide gila yang melintas dipikirannya itu. Mungkin ia bisa menjadikan ide itu sebagai ide dinovelnya atau tetap melanjutkan ide gila itu sekarang.
Bangunlah Jung Taekwon, atau.. aku akan menyerangmu, hahahha. Ok, ku serang ya....
Flashback end...
Bisa tolong lepaskan aku!!. Tulis Hana dibuku memonya.
"Tidak akan!!!." Tolak Taekwon yang makin mengeratkan pelukannya. Bahkan ketika sang suster yang tadi terkejut melihat mereka, sekarang kembali terkejut dan entah kenapa kembali merasa malu melihat keduanya.
Tapi kali ini suster itu hanya berbalik. "Ma'af sekali mengganggu tapi... saya harus mengantarkan makanan dan mengganti infus." Ucap suster itu gugup.
Taekwon hanya tersenyum dan mempersilahkan suster itu melakukan tugasnya. pria itu lebih memperhatikan gadis yang sedang dipelukannya sekarang. Jantung Hana berdetak sangat kencang dan pipi gadis itu memerah.
Hana mencubitnya beberapa kali, tapi Taekwon mengabaikan rasa sakit itu dan tetap memeluk Hana. Sekarang ia benar-benar yakin telah bangun dari mimpi buruknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
confession (Complete)
RomanceAku kehilangan ingatanku. Awalnya hal itu bukan jadi masalah besar karena sudah berlangsung begitu lama. Tapi.....aku benar-benar ingin kembali mengingatnya, semua hal tentang masa laluku. itu sebabnya aku memutuskan untuk mundur dari dunia hiburan...