WHO CAN SAVE HIM

317 43 2
                                    

"Hyungggg ma'af hyung, tolong buka pintunya!!!"

"Aku minta ma'af hyung!!, aku benar-benar ingin mengingat semuanya sekarang, tolong buka pintunya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku minta ma'af hyung!!, aku benar-benar ingin mengingat semuanya sekarang, tolong buka pintunya!!."

Taekwon terus berteriak sambil menangis, sementara Sungjae mengabaikan teriakan anak laki-laki itu dan memilih pergi ke kamarnya. Ia sempat menatap tajam adik perempuannya yang berniat membuka pintu, dan itu membuat Hana mengurungkan niatnya.

 Ia sempat menatap tajam adik perempuannya yang berniat membuka pintu, dan itu membuat Hana mengurungkan niatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana menatap lurus dari jendela, melihat Taekwon yang duduk disisi jalan sambil terus menangis. Jelas sekali hatinya ingin menghibur pria itu, tapi disisi lain ia juga tidak ingin membuat kakaknya semakin marah. Meski ia sendiri tidak tau alasan kenapa Sungjae sangat membenci Taekwon, tapi ia sendiri tidak ingin semakin memperburuk keadaan diantara keduanya.

"Kau tau. Kadang disaat aku merasa tak berguna seperti sekarang ini, aku ingin sekali melupakan siapa diriku. Dengan begitu aku bisa membentuk jati diriku yang baru dan menjadi orang yang lebih berguna."

Hana kembali teringat ucapan Taekwon ketika keduanya menyepi diatap gedung sekolah.

Flashback...

"Aku ingin sekali merasakan kehidupan  disekolah layaknya orang normal, memiliki banyak teman, bercanda, berlari ditengah lapangan sepak bola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ingin sekali merasakan kehidupan disekolah layaknya orang normal, memiliki banyak teman, bercanda, berlari ditengah lapangan sepak bola. Bukannya terus mengeluh pada gadis bisu sepertimu. Tapi apapun yang kulakukan sia-sia saja, aku malah dihajar dan dituduh mengambil pacar orang lain, dan tak memiliki satupun teman. Sial sekali!!!!."

TUKK...

sebungkus hamburger dijatuhkan tepat mengenai kepala Taekwon, dan pria itu langsung menatap tajam Hana yang duduk santai diatap gudang yang berada diatas  atap gedung sekolah. Ia tak bisa benar-benar melihat gadis itu, dan akhirnya memutuskan ikut naik ke atap gudang dan mendapati Hana sedang makan ramen cup dengan gembira.

Hana menyodorkan makanan di kotak bekalnya yang masih utuh pada Taekwon sementara anak laki-laki itu menatapnya takjub.

"Kau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau...., ini.....

Bagiku solusi menghilangkan stress adalah makan

Taekwon membaca tulisan dikertas memo yang Hana sodorkan padanya. Ia yang tadinya berniat marah pada gadis itu karena melempar makanan akhirnya tak berkata apapun, tapi langsung mencicipi makanan yang ada di hadapannya itu.

"Aku tak menyangka porsi makan mu sebanyak ini. padahal badanmu kecil begitu, semuanya langsung kau keluarkan lagi ditoilet ya??"

"..-_-.."

"Oh, baiklah. ma'af. berikan itu padaku!." Taekwon segera meminta kembali kotak bekal yang ditarik Hana lantaran anak laki-laki itu mengatainya.

"Kira-kira......kalau aku mencoba terjun dari atap sini, mati tidak ya??,"  Taekwon bertanya sambil membuka kaleng minuman.

"........."

Hana yang tadinya hampir menyuapkan cake coklat kedalam mulutnya terkejut mendengar ucapan Taekwon. Apa dia sudah mulai gila???

"Aku bertanya karena penasaran, bukan karena aku ingin lompat. jangan menatapku seperti itu, hahaha." Taekwon sempat melirik kearah Hana yang masih menatap anak laki-laki itu dengan pandangan aneh. Mendengar perkataan Taekwon, gadis itu malah tambah yakin kalau Taekwon gila.

Jangan bunuh diri. Tulis Hana di buku memonya.

"Kenapa??, apa kau merasa kehilangan kalau aku tidak ada??."

Iya.

"Benarkah??."

Iya.

"........."

"Hah. rasanya aku tidak bisa menang kalau bicara denganmu!!. padahal kau kan sama sekali tidak bicara." Taekwon meletakkan kaleng minumannya yang kini sudah kosong. Lalu berbaring menatap langit yang cerah.

"Ibuku kemarin pulang setelah hampir 10 tahun tinggal di Jepang. Akhirnya. Tapi rasanya canggung sekali, meski ia selalu bicara pelan dan manis ditelpon, aku seperti tak mengenalnya. Ibu bilang, karena aku dulu berada diperutnya ibu jadi terpaksa menikah dengan ayah. Karena aku tak bisa digugurkan, orang yang dicintai ibuku meninggalkannya, dan karena aku lahir, ibuku harus berhenti melanjutkan impiannya menjadi seorang penyanyi, dan terpaksa menjadi ibu rumah tangga. Tapi akhirnya penantiannya selama ini tidak sia-sia. Besok adalah hari kebebasan ibuku, besok....ayah dan ibuku bercerai."

"Ibu berterima kasih padaku, karena aku tidak pernah mengeluh, karena aku tidak pernah menyusahkannya. Ibu bilang, ia akan menetap di jepang setelah proses perceraiannya selesai, jadi tujuannya datang adalah untuk pamit dan meminta agar aku tak menghubunginya lagi." Taekwon menutup matanya dengan lengannya, tapi Hana sempat melihat anak laki-laki itu menghapus air matanya.

"Kenapa mereka baru memberi tauku sekarang??, kenapa mereka tak meminta pendapatku dulu?, kenapa mereka tak memikirkan perasaanku??. Rasanya aku..aku....

Hana langsung memeluk anak laki-laki itu ketika Taekwon terlihat menahan tangisnya.

"Tolong aku..." Taekwon balas memeluk Hana dengan erat.

"Tolong hilangkan rasa sakit ini...". Dan Taekwon pun menangis.

Flashback end...

Hana tersadar dari lamunannya ketika melihat Sungjae berlari menerobos hujan. Gadis itupun tersenyum.







confession (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang