"Paman dan bibi minta ma'af untuk semuanya."
Taekwon hanya diam sambil menunggu pamannya itu menjelaskan semuanya.
"Lima tahun yang lalu, karirmu di dunia entertain sedang meningkat dan paman benar-benar merasa bangga padamu. Kau tau paman dan bibi tidak bisa memiliki anak, tapi berkat kau yang ada disamping kami, paman dan bibi jadi merasa bahwa kami sedang membesarkan seorang anak. Bagi kami, kau adalah anak kami."
"Kami tak pernah tau alasan dibalik keceriaanmu. Kau tak pernah berkeluh kesah pada kami. Meski kau kadang bersikap dingin, tapi yang paman dan bibi tau, kau sangat mencintai duniamu ini. dan maka dari itu kami takut kau akan hancur jika kehilangan semuanya"
"Lalu kecelakaan itu seolah mengabulkan do'a kami. Kau hilang ingatan dan akhirnya kau melupakan mereka. Paman pikir lebih baik kau tak mengingat apapun dan fokus pada duniamu. Paman bahkan menyingkirkan semua rivalmu agar kau lebih terkenal lagi. Tapi paman tak tau jika itu membebanimu. Kau tak pernah sekalipun protes pada paman."
"Dan alasan bibimu menjauhkanmu dari gadis itu. Bukan karena ia membenci hubungan kalian. Tapi waktu itu kalian bahkan masih terlalu muda untuk menikah dan kami tak pernah tau kau punya hubungan sedalam itu. Kami hanya tak mau kau menyesali semuanya."
Ini pertama kalinya sejak sekian lama yang entah kapan, Taekwon mendengar pamannya bicara panjang lebar. Ia iangat kini, meski mereka jarang duduk untuk sekedar bertanya kabar, hanya paman dan bibinyalah yang selalu berada disampingnya setelah kakeknya meninggal.
Dulu meski sibuk, pamannya selalu ada setiap hari ulang tahunnya, memberikannya pelukan hangat serta hadiah yang dulu tak pernah diacuhkannya. Tentu hal itu karena bagi Taekwon, ia mengharapkan orang tua kandungnyalah yang memperlakukannya sehangat itu.
bibinya, selalu dengan setia membuatkan bekal makan siang dan mengantarkannya kesekolah, menanyakan tentang kabarnya disekolah. Hal sepele seperti itu, bahkan tak pernah disadari oleh Taekwon lantaran ia terlarut akan kesedihan dan rindunya pada orang tua kandungnya.
Kini, Taekwon menatap lama pada kedua orang yang duduk didepannya itu. Seingatnya bibi dan pamannya ini sangat muda dan terlihat elegan. namun sekarang, tampak kelelahan diwajah mereka. Taekwon bertanya pada diri sendiri, sejak kapan mereka setua ini.
Setelah pembicaraan itu, Taekwonduduk bersama Ha Na, menggenggam tangan gadis itu berharap mendapatkan ketenangan dan bisa mema'afkan paman dan bibinya. Atau lebih tepatnya ialah yang harusnya meminta ma'af dan berterima kasih untuk semua hal baik yang pernah mereka berikan padanya.
"Aku......
Taekwon menarik nafas dalam sebelum kembali bicara. "Apa yang sebaiknya kulakukan sekarang??."
"........."
Senyum polos tampak mekar diwajah Taekwon dan hal itu jelas membuat Ha Na menghela nafas dalam.
"Aku tidak bisa memilih antara sate padang, sate madura dan rendang. belum lagi soto babatnya, dan juga lihat iga lada hitam ini....sungguh menggiurkan."
"........"
Ha Na tadinya berpikir, kalau pria didepannya ini berusaha menenangkan diri. Ia bahkan tak bicara sedikitpun ketika mengajak Ha Na pergi dan mereka sekarang sudah berada di Bali. Pria yang tadinya begitu pendiam dipesawat, sekarang terlihat seperti orang yang tak pernah makan karena memesan begitu banyak makanan khas Indonesia.
"Karena aku bukan lagi idol maupun aktor, aku sudah tidak butuh six pack, aku tidak akan menahan rasa laparku lagi. Wellcame rendang, hahahaha".
"-__-"
Ha Na menuliskan sesuatu di buku memonya dan menunjukkannya pada Taekwon,
'Aku pikir, kau sedang galau'
Taekwon mengangguk sambil mengunya rendang. "Tadinya, aku memikirkan bagaimana setelah ini, bagaimana aku harus memperlakukan paman dan bibiku, bagaimana cara agar Sungjae hyung cepat menikah dan pindah rumah, bagaimana kalau kita saja yang duluan nikah. Augghh, sate ini benar-benar nikmat^o^."
"......."
"Tapi aku sudah memutuskan." Taekwon menghirup kuah soto sebelum kembali bicara. "Bagaimana kalau kita menikah diam-diam disini saja..Auuuu..
Taekwon berteriak kesakitan lantaran Ha Na mencubit lengannya. 'Ide gila macam apa itu!!'
"Sungjae hyung bilang aku harus mulai menata hatimu yang telah lama kosong. Kita sudah cukup umur, sudah cukup merasa dipisahkan, sudah cukup merasakan sakit, jadi meski ingatanku belum sepenuhnya kembali. aku ingin kau selalu berada disisiku."
"Aku berbaikan dan mema'afkan semuanya tentang paman dan bibiku, aku ingin membalas semua perlakukan mereka tapi dengan caraku sendiri. Dan aku juga akan berusaha menjadi pria ang pantas bersanding dengan Kim Hana sang novelis terkenal ini."
"......"
Taekwon tersenyum bangga. "Ternyata semua novel yang kau tulis adalah tentangku. Aku benar-benar terharu, hahahha".
Ingin rasanya Ha Na mendorong pria ini ke kolam renang yang berada tak jauh dari mereka. Sifat narsisnya itu benar-benar sudah melewati batas.
"'My Prince in the Dream Land'. Tentang seorang anak laki-laki yang sudah menjadi idola dan begitu dicintai secara diam-diam dan tak pernah tau yang sebenarnya. 'My Idol Please Look at Me' tentang seorang gadis bisu yang seumur hidupnya menjadi stalker seorang aktor tampan dan berharap kegiatannya itu ketahuan. 'My Love is Alwyas For You', tentang pengakuan seorang gadis pada pria yang tak pernah mengingatnya. 'Confession', tentang lika liku cinta gadis bisu dan anak laki-laki idamannya. Dan kisah-kisah lainnya yang belum selesai ku baca. Aku ini penggemar novel-novel itu, penasaran siapa gadis yang menuliskan kisah-kisah yang berakhir menyedihkan seperti itu. Aku jatuh cinta pada karakter disetiap novel itu. Dan taraaa.....ternyata gadis itu adalah gadis manis yang sudah memiliki hatiku selama ini."
Ha Na terkejut ketika Taekwon tiba-tiba berdiri lalu memegang tangannya dan menatapnya dengan pandangan serius.
"Menikahlah denganku!."
"!!!!!!!"
"Kali ini...tolong buat kisah di novel itu berending bahagia selamanya."
"......". Tunggu dulu....apa-apaan ini!!!. Ha Na benar-benar terkejut ketika Taekwon menyelipkan sebuah cincin dijari manisnya.
Byurrrr!!!!
"......"
Ha Na benar-benar mendorong Taekwon ke kolam renang. Pria tak tau malu itu baru saja mencium bibirnya di depan umum.
Taekwon hanya terkekeh dan kembali berenang ke tepi kolam. Ia hanya senang dan terlalu yakin Ha Na tidak akan menolaknya. Karena gadis itu sempat menuliskan sebuah memo sebelum kembali ke kamar hotel.
'Setidaknya lamarlah dengan cara normal. Dasar Cabul!!!!'
Taekwon tak bisa menahan tawanya. Ia keluar dari kolam dan meraih handuk. Saat ini, Taekwon hanya mengenakan boxer pendek selutut tanpa pakaian. Berjalan menuju kamar hotel sambil tersenyum pada beberapa pengunjung hotel dan pelayan wanita yang berpas-pasan dengannya. Menatap pria tampan itu dengan pandangan aneh.
Tampan tapi gila, sungguh sangat disayangkan ya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
confession (Complete)
RomanceAku kehilangan ingatanku. Awalnya hal itu bukan jadi masalah besar karena sudah berlangsung begitu lama. Tapi.....aku benar-benar ingin kembali mengingatnya, semua hal tentang masa laluku. itu sebabnya aku memutuskan untuk mundur dari dunia hiburan...