8+

1.5K 168 4
                                    

Sekarang ini. Di hadapan mereka berdua. Terhidang makanan ala kadar nya. Achel menyebutkan satu persatu makanan yang ada di hadapan mereka.

"Ini udang di cabein, nasi uduk, kangkung oseng, dan semur ayam." katanya sambil menunjuk satu-persatu.

"Sekarang, lo minum dulu nih ya. Lo aus kan?" tanya Achel

'Achel pengertian ya. Tau aja kalau aku lagi haus..' batin Cameron

Cameron meneguk cepat minuman yang diberi Achel. Sedetik kemudian, Cameron menyemprot muka Achel dengan minuman yang barusan diminumnya.

"IHH CAMERON!" kesal Achel

"Maaf maaf! Habisnya rasa minuman itu aneh banget! Pahit asam! Gak enak pokoknya!" kata Cameron

"Iyalah! Itu jamu tau gak!"

"Jamu? Kok pahit banget!"

Achel menatap sinis ke Cameron. Diam-diam Achel tertawa menang dalam hati. Tapi tertawa itu sirna saat dia ingat akan bentuk wajahnya sekarang.

"Cam! Gue gamau tau lo harus tanggung jawab sama muka gue!"

"Iya-iya! Sabar dong" Cameron mengeluarkan sapu tangan miliknya dari saku celananya. Lalu Cameron membersihkan muka Achel.

Ini bule ganteng juga ya kalo dipikir-pikir.. Tapi kenapa dia masih single ya? Padahal banyak cewek yang ngantri di luar sana buat jadi pacar dia. EH? APASIH! CHEL! INGET! LO BUKAN SIAPA-SIAPA DIA! INGET!

Achel menggelengkan kepalanya perlahan.

"Chel! Jangan gerak-gerak!"

Tapi Achel justru tidak menghiraukan Cameron. Kesabaran habis. Cameron menangkup wajah mungil Achel dengan kedua tangannya. Mata mereka bertemu.

"Jangan bergerak." perintah Cameron

Achel gelagapan. "Eh- k-kenapa?"

"Mana bisa aku bersihin muka kamu kalau kamu aja dari tadi bergerak terus!" kata Cameron

Cameron memajukan sedikit wajahnya. Dengan sangat teliti Cameron membersihkan jamu di wajah Achel.

Sedangkan Achel? Dia berusaha sebisa mungkin untuk tidak jatuh kedalam pesona tampan seorang Cameron Alexander Dallas.



"Selesai. Sekarang kita bisa kembali makan~" kata Cameron

Achel diam. Matanya fokus ke wajah Cameron tapi pikirannya tidak disana.

"Katanya laper? Ayo makan!" Cameron bersiap-siap dengan mengambil garpu dan sendok.

"Chel? Bengong ya?" Tangan Cameron bergerak melambai di depan wajah Achel.

Cameron menepuk tangannya di depan wajah Achel sambil berkata
"Hoy!"

Achel pun tersadar.

"Sialan! Lo bikin gue kaget!" kata Achel.

"Ayo makan! Aku udah laper banget nih!" Cameron langsung melahap santapannya. Mulai dari semur ayam, kangkung tumis, sampai ikan tongkol di sambel pun dia makan dengan lahap.

Achel menatap Cameron tidak percaya. "Astaga ini bule! Makan pelan-pelan dikit kek! Nanti keselek baru tau rasa!"

Cameron menyengir dengan mulutnya yang penuh makanan.

"Bude! Kopi Luwak nya 2 ya!" seru Achel.

"Siap!" balas Bude, si pemilik warteg.

Taklama kemudian Bude datang membawakan dua gelas kopi luwak.

"Nih,"

"Makasih bude"

"Sama-sama Rachel."

Kemudian Bude berlalu.

Achel menoleh ke arah Cameron yang sedang bersandar di dinding sambil memegangi perutnya.

"Cam? udah kenyang?"

Kata Cameron, "Sudah. Ternyata enak banget makanan di warteg ini! Besok-besok aku akan mengajak Magcon kesini!"

Achel hanya diam tak menanggapi perkataan Cameron. Bahkan dia sendiri hampir saja lupa kalau besok Cameron sudah harus balik ke Amerika.

"Cam, besok jadi balik ke Amerika?" tanya Achel.

Cam mengangguk.

"Jam berapa?"

"Pesawat berangkat jam 7 malam. Jadi setidaknya kita masih bisa berkeliling Jakarta." kata Cameron

Selang beberapa menit, suasana hening tercipta diantara keduanya. Mereka sama-sama larut dalam pikiran mereka masing-masing.

Achel yang sibuk memikirkan tentang Cameron. Dan Cameron sibuk memikirkan tentang Achel.

Tungguー Kenapa jadi saling memikirkan begini?

"Jadi Cam, kamu kenapa bisa terdampar di Jakarta?" tanya Achel pada akhirnya.

"Ceritanya panjang! Intinya aku terdampar di Jakarta karena Aaron," jelasnya sambil menyeruput kopi yang dipesankan

"Hmmm! Delicious! What kind of this coffee?" tanyanya dengan mata berbinar-binar. "Aku baru kali ini nemu kopi seenak ini!"

Achel tertawa kecil. "Itu namanya kopi luwak, cam. Emangnya di Amerika gaada?"

"Mungkin ada. Tapi belum aku temukan." balasnya sambil menghabiskan secangkir kopinya.

Cameron berkata lagi, "Bagaimana reaksi orang Jakarta kalo ngeliat aku?"

Tawa Achel pun pecah.

"Mungkin mereka akan membunuhmu. Menyekikmu. Menyodomi? Tidak mungkin. Mana ada yang mau menyodomimu?" kata Achel

"Kau meledek? Baiklah kita buktikan besok!"

"Oke!"

.
.
.

Hai! Aku kembali dengan bonus diatas~ Alasan : karna udah lama gak update. Tapi maaf kalo kepanjangan. Namanya juga bonus? Hehe. Tapi makasih banyak untuk voters dan readers!🙏👍 Tanpa kalian cerita ini gak bakal berlanjut💙💙💙😭 Makasi makasi! Keep reading ya!👌 See yaa in next chapter! Byee

Sign in, Mei 12th.

Melsa-Lydia

3 Days with Cameron DallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang