1.8K 170 3
                                    

Achel tampak menimang-nimang penampilan Cameron saat ini. Tubuh kekar Cameron mengumpat dibalik kostum monyet yang dipakai olehnya.

"Astaga achel! Kamu mau menghancurkan reportase aku atau apa hah?!" kata Cameron

Achel tertawa mengejek. "Yakali. Enggaklah. Lagipula, muka ganteng lo itu gak kelihatan kok! Kan ketutupan sama kepala monyetnya!"

Cameron mendengus. "Ya tetap saja..."

Achel melipat tangannya di depan dada. "No comment! Just do it! Paham?"

Caneron mengangguk pasrah. Achel langsung menyetel lagu lewat radio yang dibawanya dan menuntub Cameron ke tengah jalan.

"Achel! Aku harus apa?"

"Cukup menari tidak jelasーkalau bisa selucu mungkinーdan orang-orang akan memberimu upah" kata Achel sebelum dia beranjak pergi mengintip dari balik pohon.

Dan lagu yang di setel Achel adalah ....
'TWERK IT LIKE MILEY'

When i twerk twerk twerk twerk it up... Start twerk it like miley~

'Damn Cameron! Dia menari dengan sangat elok! Hahaha' batin Achel berseruak.

Cameron ternyata jago ngedance juga ya. Lihat saja tuh gerakannua sekarang.

Pinggulnya bergerak ke kanan- ke kiri. Tangannya melambai tidak bisa diam.

'So sexy!'

Orang-orang mengerumuni Cameron. Ada yang tertawa (mungkin mereka pikir, lucu) ada yang bertepuk tangan, bahkan ada yang terpana dengan Cam sampai-sampai tidak berkedip sekalipun.

'Gilaa! Gue kejam banget yaa sampe ngerjain dia kayak gitu! AHAHAHA' batin Achel puas.

Setelah lagunya berakhir, Cameron membungkuk sambil mengucapkan terima kasih kepada penonton. Banyak penonton yang menaruh recehan ke dalam kotak.

Cameron mengiring kotak itu ke Achel. Lalu Achel mengintip melalui celah pada kotak itu. Achel tersenyum sangat puas.

"Astaga Cam! Gue gak tau kalo lo berbakat jugaa! Gila! Gila!" puji Achel.

Sebenarnya yang terdengar di telinga Cameron adalah sebuah ejekan, tapi Cameron tidak marah akan itu.

Cameron membuka kostum yang dipakainya dan memberikannya kepada sang pemilik. Lalu Achel memberikan kotak itu kepada Bapak Tua pemilik kostum itu.

Bapak tua itu tersenyum. "Terimakasih anak muda!"

"Sama-sama pak. Senang bisa membantu" kata Achel dengan ramah.

Achel berbalik dan menangkap Cameron yang menatapnya dengan penuh tanya.

"Apa?"

"Tidak. Aku hanya heran kenapa uang hasil keringatku kau berikan kepada bapak tadi?"

"Anggap saja kita membantunya mencari nafkah. Apa salah kalau kita membantu?"

Cameron menggeleng. "Tapi kanー"

"Tidak ada komentar, Camdall" potong Achel

Lalu Cameron melirik jam tangannya. Dia menatap Achel - jam tangannya bergantian.

Achel melirik jam di ponselnya. Kemudian dia menarik paksa tangan Cameron.

"Lunch time! Come on!"

*

Achel dan Cameron tiba di sebuah restoran ternama. 'Warteg Indoe Asli' Cukup ternama khususnya di daerah DKI Jakarta ini.

Cameron menatap 'tidak percaya' dengan bangunan yang didepannya saat ini. "Ini restoran mahal yang kau maksud?"

Achel mengangguk senang. "Tentu saja! Restoran ini yang paling terkenal se-Indonesia! Come!" Lalu Achel manarik Cameron masuk.

"Kau mau makan apa?" tawar Achel saat mereka sudah mendapat bagian tempat.

"Im confused. Aku bingung ingin apa." kata Cameron

Wajar saja sih. Kan dia bule elite jadi mana kenal yang namanya warteg, begitu pikir Achel .

"Oke kalau gitu, aku yang memilihkan makanan untukmu." kata Achel sambil menyeringai menang.

Cameron menatap ngeri. 'Oh My God! That's smile shit!'

.
.
.

Happy Kartini's Day!

Hai hai. Im back. Dan inilah chapter 7. Maaf gabisa panjang-panjang yaa kawan:( makasih buat voters dan readers! Keep reading yaa~
Btw, fanfiction gue ini new cover lho! Gimana menurut kalian?:)

Sign in, 21/4/16

Que Melsa.

3 Days with Cameron DallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang