Aku melihat Jene yang sedang memandang kagum ke arah rumah-rumah yang kami lewati di perumahan ini.
" ibu apakah rumah kita sebagus rumah-rumah yang berderet ini."
"Tentu saja. Rumah kita tidak kalah baik dari rumah-runah itu. Rumah kita sudah dekat."
"Ibu lihat rumah itu sangat unik. Tetapi terlihat sedikit menyeramkan."
Aku menoleh sekilas ke arah rumah yang sangat besar dengan pagar yang sangat tinggi, aku kira itu hanya rumah tua dengan arsitektur belanda yang tidak terawat, bisa tetlihat dari dinding rumah yang berlumut, pagar besi yang berkarat serta dedaunan kering di halaman rumahnya yang beserakan. Rumah itu yang ditunjuk oleh Jane. Dia benar rumah itu terlihat menyeramkan tapi munkin itu hanya kelihatanya saja karma tidak terawat. Aku nenghela nafas dan kembali memfokuskan pandanganku pada jalan dan tidak membalas ucapan Jane.
Aku berhenti tepat di depan rumah yang akan kami tinggali. Aku turun dari dalam mobil dan di ikuti oleh Jane.
" kita sudah sampai Jane"
"Ibu ini rumahnya?"
"Ya,, bagaimana menurutmu?"
Aku melihat ke arah Jene yang sedang mengagumi rumah baru kami. Tiba tiba Jane memeluku dengan erat dan berbisik dengan lembut di telingaku"terimakasih bu.. Ini sungguh luar bisa" aku membalas pelukannya yang erat dan merasakan kelapangan dalam jiwaku.
"Sama sama nak,, ini semua ibu lakukan untukmu"
"Ibu, aku berjanji akan merawat rumah ini dengan baik"
Ya memang kurasa begitu, Jane akan lebih rajin membereskan pekerjaan rumah selama aku bekerja karna dia sudah mendapatkan rumah yang dia idam idamkan. Terlebih lagi sekarang aku lebih sibuk di kantor karna sudah sejak empat bulan yang lalu aku naik jabatan di kantorku.
Aku membukakan pagar depan rumah dan memasukan mobilku ke garasi,, maksudku mobil James yang ia pinjamkan padaku saat awal kami menikah dan aku belum mengembalikanya walau kami sudah bercerai lama. Aku tidak berniat mengembalikan mobil ini pada pemiliknya karna aku sangat membutuhkanya. Lagi pula dia tidak menagih mobilnya mungkin karna dia memiliki dua mobil lainnya saat aku masih serumah denganya.
Aku berjalan ke arah pintu depan dan membukakan pintu untuk Jane. Jane sangat antusias melihat rumahnya dan dia sedikit terkejut melihat sedah ada beberapa perabotan baru di dalam rumah yang tersusun rapih dan terlihat membawa kesan elegan . Aku sengaja tidak memperlihatkan lebih awal rumah baru kami pada Jane sebelum kami menempatinya dan aku tidak berkata apa-apa tentang funitur yang ku beli baru untuk menempati kekosongan rumah.
"Kau suka? Maaf ibu tidak memberitaumu karna ibu rasa ingin mengejutkanmu."
"Ibu ini jauh lebih baik dari yang ku bayangkan"
Tiba-tiba suara klakson mobil pengangkut barang barang yang sebagian kami bawa dari rumah yang lama terdengar jelas. Aku bergegas keluar rumah dan meminta batuan si supir untuk menurunkan barang barang dan memasukanya ke dalam rumah.
...
"Terimakasih" jawab supir pengangkut barang setelah aku memberikan bayaranya dan tips karna telah mebantu memasukan barang barang ke dalam rumah.
Aku memalinkan wajahku darinya Dan kembali memfokuskan pandanganku ke arah Jane yang sedang duduk nyaman di atas sofa baru bewarna natural terlihat mempercantik ruang tamu kami.
"Ibu bisakah kau tunjukan padaku dimana kamar tidur untuku?"
Pertanyaan Jane langsung memecahkan lamunanku. Aku melihat ke arah wajahnya yang tidak sabar untuk mensengar jawabanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cambuk Iblis
Mystery / ThrillerEmely hanya tinggal berdua dengan anak gadisnya yang berumur 13 tahun di rumah baru mereka. Sejak awal kepindahannya ke perumahan itu Emely menyadari ada beberapa hal yang janggal mengganggu Emely di lingkungan perumahan barunya. Dimulai dari para...