Aku lupa belum memperpanjang surat ijin mengemudiku yang telah kadaluarsa jadi aku terpaksa ke kantor dengan menggunakan bus untuk menghindari tilang dari polisi.
Karna aku harus naik bus jadi aku bangun lebih pagi dari biasanya untuk menunggu bus di terminal. Aku berjalan keluar dari rumahku dan menyusuri block rose yang masih sedikit gelap dan sangat sepi.
Hembusan angin pagi menusukku dengan tajam sampai aku menggigil kedinginan. Aku berjalan melewati deretan rumah mewah di komplek ini. Tiba-tiba aku mencium bau tidak sedap seperti bau bangkai tapi baunya hanya tercium untuk sesaat dan kemudian baunya menghilang. Kemudian bau itu muncul lagi dan menghilang lagi. Aku terus berjalan dan mengbaikannya. Bau itu tercium lagi menjadi lebih pekat, aku sungguh tidak kuat seraya ingin mutah sekarang juga tapi aku menahannya. Dari mana sumber bau yang menyengat ini? Bau busuk ini benar-benar sangat mengganggu. Baunya semakin kuat saat aku lewat di depan rumah Dev. Aku sangat yakin sumber baunya dari rumah Dev. Ya ampun Dev sangat jorok, aku memahami dia tinggal sendirian dan memiliki binatang ternak sehingga dia tidak mengurus rumahnya tapi setidaknya dia bisa mempekerjakan pembantu untuk mengurus rumahnya. Bau ini mungkin dari kotoran binatang ternaknya.
Dan benar saja setelah aku menjauh dari rumah Dev baunya sudah tidak tercium lagi.
Sekarang di depanku sebuah mobil sport mewah bewarna merah terlihat seperti akan melaju. Aku bisa menebak jika harga mobil mewah ini lima kali lipat dari mobilku.
"Emely kau mau kemana?" seorang wanita dari dalam mobil mewah itu memanggilku. Aku menoleh ke arahnya dan mendapati Elisya yang sedang duduk di kursi kemudi.
"Aku mau berangkat ke kantorku." jawabku ringan. Aku baru ingat bahwa Dian pernah mengatakan bahwa si jalang ini adalah pelacur kelas kakap bahkan seorang pria pernah memberikannya mobil sport mewah hanya dengan sekali tidur. Dan mungkin mobil ini yang di maksud Dian itu.
"Kau berjalan kaki." tampangnya keheranan. "Dimana mobilmu?" tanyanya semakin penasaran.
"SIM ku sudah kadaluarsa dan aku lupa untuk memperpanjangnya. Jadi aku terpaksa naik bus untuk menghindari terjadinya di tilang oleh polisi." aku menjawabnya dan masih diam di samping mobil mewahnya.
"Naiklah! Aku akan mengantarmu." serunya dari dalam mobil.
Tanpa segan-segan aku langsung masuk ke dalam mobil mewahnya. Aku langsung menerima tawarannya dengan antusias karena aku sangat malas naik bus dan malas untuk berdesak-desakan di dalam bus. Dan yang paling utama alasan aku menerima tawaran Elisya karena aku tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk bus.
"Kau tunjukan saja jalannya dan aku akan mengantarmu sampai depan kantormu." dia bicara sambil tersenyum lebar dan memamerkan deretan giginya yang rapih.
"Terimakasih Elisya, kau sangat membantu. Jujur saja aku malas berdesak-desakan di dalam bus."
"Kau tidak perlu berterimakasih Em, anggap saja ini tanda terimakasihku karna kau sudah memberikan lips stick mu untukku. Dan kau tau, pelangganku sangat menyukai warna bibirku saat aku memakai lips stick mu. Dan dia membayarku cukup tinggi." kali ini dia bicara sangat ramah, sangat berbeda dari pertama kali aku melihatnya. "Dan kau memang benar, naik bus itu mengerikan. Terkadang kita berdesak-desakan dan bisa jadi kita kecopetan. Kau taukan bus itu sangat rentan terhadap tindak kejahatan. Dan yang paling menjijikan adalah ketika kita berdesakan dengan orang yang bau ketiak. Kau mengertikan?" ocehan daru Elisya sangat menjijikan tapi itu lumayan lucu juga sampai aku terkekeh pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cambuk Iblis
Mystery / ThrillerEmely hanya tinggal berdua dengan anak gadisnya yang berumur 13 tahun di rumah baru mereka. Sejak awal kepindahannya ke perumahan itu Emely menyadari ada beberapa hal yang janggal mengganggu Emely di lingkungan perumahan barunya. Dimulai dari para...