Minggu pagi ini, terdiri dari cuaca yang cerah, udara yang sejuk dan Jane yang masih tertidur pulas.
Udaranya sekitar cukup dingin yang tertangkap menggunakan indra perasaku.
Aku melakukan beberapa gerakan senam dengan tujuan agar tubuhku merasa sedikit panas. Dan hasilnya tidaklah buruk, aku bisa merasakan tubuhku lembab oleh keringat.
Suara langkah Jane yang sedang menuruni tangga menjadi tontonan mataku saat ini.
Dia memakai celana sport pendek, jacket berwarna terang dan rambutnya telah terkucir rapih.
"Ibu aku akan jogging di sekitar komplek. Ibu mau ikut?" dia memakaikan sepatu sportnya ke kakinya yang jenjang. Aku sedikit heran padanya karna tidak biasanya dia bangun pagi saat hari libur, dan dia juga tidak begitu tertarik dengan kegiatan yang berhubungan dengan olahraga. Tapi ya sudahlah itu bukan urusanku.
"Kedengarannya menarik" aku segera menuju kamar untuk menggati pakaianku dengan pakaian sport. "Kau sudah siap?" tanyaku setelah selsai berpakaian.
"Tentu" jawabnya dingin.
Aku menutup gerbang rumah lalu berlari kecil dan pelan mengikuti Jane di depanku yang berlari pelan juga sambil mendengarkan lagu dari headsheatnya.
Suasana block rose pagi ini masih sepi tapi tidak sesepi kemarin siang. Terlihat seorang pria sedang mencuci mobil di depan garasinya. Aku memberikan senyuman singkat padanya, dan dia membalasnya.
Aku juga melihat petugas kebersihan komplek sedang menyapu jalanan. Ya,, ini tidak seburuk kemarin.
Kami sudah berlari kecil lumayan lama tetapi belum terlalu jauh. Jane tiba-tiba menghentikan kegiatannya.
"Ibu aku lelah." aku bisa menduga dia tidak akan sanggup berlari terlalu jauh karna tubuhnya tidak terbiasa berolahraga
"Kalau begitu kita jalan saja" aku merangkul pundak Jane dengan tangan kananku.
"Bu aku ingin melihat taman komplek."
"Ya kita akan kesana,, sekalian membeli air minum, ibu haus. Kau jugakan?"
"Ya" jawabnya dingin dan singkat.
Aku membuka tutup botol air mineral 600 ml yang sudah kubeli di depan taman komplek dan meneguknya secara perlahan. Kemudian aku memberikannya kepada Jane yang sudah memperhatikanku minum sejak awal. Dia langsung meneguknya dengan cepat.
Walaupun aku tidak berlari dengan jarak yang jauh tapi aktivitas jogging tadi cukup melelahkan.
Aku mengistirahatkan tubuhku di bangku taman yang sangat panjang. Disusul Jane yang duduk di sebelahku.
Aku menghela nafasku dan melirik ke arah Jane yang wajahnya basah oleh keringat. Di ujung bangku yang panjang ini aku melihat seorang pria sedang duduk tidak begitu dekat jaraknya dengan Jane.
Laki-laki itu duduk memunggungi kami berdua, sehingga wajahnya tak terlihat olehku. Aku kembali menggerakan bola mataku ke sekitar taman. Taman ini cukup luas, dan disana terdapat lapang golf yang luas. Perumahan ini sangat nyaman dan mewah.Suasana disini tidaklah ramai dan tidak sepi pula.
Tiba-tiba pendengaranku menangkap suara Jane yang sedang berbicara pada seseorang.
"Permisi tuan. Boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Jane mengajukan pertanyaannya pada laki-laki yang memunggungi kami. Apa yang Jane lakukan? Mengapa dia bertanya pada pria yang tidak di kenalnya itu.
Pria itu membalikan tubuhnya ke arah Jane setelah mendengar ucapan Jane barusan.
Astaga. Pria itu adalah pria yang berdiri mematung di gerbang rumah menyeramkan itu. Aku masih ingat dia yang kemarin memandangiku dan Jane saat kami melewatinya di rumah menyeramkan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cambuk Iblis
Mystery / ThrillerEmely hanya tinggal berdua dengan anak gadisnya yang berumur 13 tahun di rumah baru mereka. Sejak awal kepindahannya ke perumahan itu Emely menyadari ada beberapa hal yang janggal mengganggu Emely di lingkungan perumahan barunya. Dimulai dari para...