5 - I Have To Go

64 15 0
                                    

-Claire POV-

Aku melihat Logan duduk di bangku taman dengan tatapan kosong lurus ke danau yang berada didepannya. Dia terlihat sedih, aku melihat jam dan ternyata aku terlambat setengah jam. Aku beringsut mendekat kearahnya. "Logan?" aku memanggil namanya dengan suara tertahan. Namun dia dapat mendengarnya dan menoleh kearahku, aku tersenyum tipis menatapnya.

Logan menatapku tanpa berkedip, lalu dia berdiri, melihatku dari ujung kaki hingga kepala. Dia memang berubah, dia sama sekali tidak terlihat seperti dia yang dulu. Dia sudah terlihat jauh lebih baik, potongan rambut yang rapih, kemeja abu-abu polos yang begitu gentle, jeans hitam pekat yang sangat cocok melekat di kakinya yang panjang, dan juga sneakers hitam yang membuatnya terlihat fashionable.

Logan menatapku dengan senyuman lebarnya yang sudah tidak kulihat semenjak dua tahun yang lalu. Senyuman dan tatapan mata yang selalu bisa membuatku tenang dan bahagia. Emh. Tapi itu dua tahun yang lalu, sebelum aku menemukan bukti foto bahwa dia berselingkuh. "Claire? Terimakasih." ujarnya sembari mengisyaratkan padaku untuk duduk disampingnya. Aku mendekat dan ikut duduk tepat disamping Logan, dia mencodongkan tubuhnya padaku.

"Apa kabarmu?" Logan bertanya pertanyaan standar. Aku tersenyum tipis. "Aku baik." Untunglah dia masih mengucapkan kata-kata wajar. Aku masih tidak habis pikir dengan ucapannya di bus kemarin, dia bersikukuh untuk bertemu denganku dan menjelaskan semuanya. Aku takut dia akan mengucapkan 'Claire aku masih mencintaimu.' Atau 'Bisakah kau lupakan saja masa lalu yang gelap itu, dan kembalilah menjadi milikku Claire.' Ya Tuhan Claire apa yang kau pikirkan? Apa jauh di dalam hatimu kau masih memberikan harapan kepada Logan. Tidak mungkin.

Logan terdiam, kami seakan terhipnotis satu sama lain. Mata kami masih saling menatap. Aku terdiam dengan wajah datar, karena jujur aku masih sakit dengan kejadian dua tahun lalu itu. Aku melihat kekasihku mencium pipi seorang gadis, disaat aku masih sangat mencintainya pada saat itu. Aku hancur, sakit, hatiku tidak berdarah tapi sangat sangat sakit, seperti berkali kali ditinju oleh peninju profesional. Dadaku tertimpa batu yang sangat berat hingga rasanya sangat sulit bernafas. Seperti itukah rasanya patah hati, disaat orang yang benar benar kita cintai, menusuk dari belakang. Benar benar menyakitkan.

Logan mengerjap. Dan detik berikutnya yang aku tahu adalah aku sudah berada dipelukannya. Logan mendekap erat tubuhku, seakan dia tidak akan pernah melepaskannya lagi. Aku terhenyak dan mengerjapkan kedua mataku, menyadarkanku bahwa semua ini bukan mimpi, semua ini adalah benar kenyataan. Logan Lerman memelukku. "Logan?" lirihku dengan tanganku yang mulai mendorong tubuhnya. Logan semakin menautkan kedua lengannya di punggungku.

"Tunggu sebentar. Sebentar saja." Dia berucap lirih. Aku merasakan hidungnya menelusuk masuk ke dalam helaian rambutku. "A-aku sangat merindukanmu." Lagi lagi Logan mengucapkan sebuah kalimat yang benar benar membuatku sulit untuk mempercayainya. Namun dari suaranya, itu adalah suara seseorang yang telah lama memendam luka.

"A-apa maksudmu Logan? Ini tidak lucu." ujarku sembari mendorong lagi tubuhnya. Namun Logan semakin mempererat lagi pelukannya, sebuah pelukan hangat yang sudah lama tidak pernah kurasakan lagi. Hanya Logan yang membuatku merasa aman saat dia memelukku, tapi itu dua tahun yang lalu. "Kumohon Claire. Biarkan aku memelukmu." sambung Logan dengan nada lirih.

Dia semakin mempererat pelukannya, aku masih merasakan wajahnya yang terbenam di bahu kananku. Dan nafas hangatnya yang menelusuk masuk ke leherku, melalui helaian rambutku. Aku memejamkan kedua mataku, ikut membenamkan kepalaku dibahunya, tercium aroma maskulin yang begitu aku hafal diluar kepala. Perfume Ralph Lauren edisi Polo Blue Sport, yang sungguh aku tidak percaya dia masih memakainya semenjak dua tahun yang lalu. Jelas aku ingat merk perfumenya, aku yang memilihkan aroma itu untuk Logan. Aku sungguh tidak percaya dia masih memakainya hingga saat ini. Aku seakan terbius dengan tubuhnya, apa ini? Apa yang aku rasakan? Apakah aku masih mencintai Logan? Tidak boleh.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang