"oh, hai draco, kau selalu tampak manis dengan kemeja mu". kata Tori sambil tersenyum dan menggoyankan bahunya ke kanan dan kiri. Berusaha menarik perhatian draco."apakah aku harus menyapa-mu juga, hermione penyihir abal darah lumpur". tori menyungginkan senyum licik dengan matanya yang menyipit berkilat-kilat.
Hermione benci keadaan seperti ini. Ia bukan penyihir abal, dan bukan darah lumpur. Ia memang manusia biasa dan tidak berasal dari keluarga murni penyihir. Tapi dihina seperti ini membuat darah nya naik seperti ingin meledak.
"sebaiknya jangan terlalu banyak bicara. Kurangi 50 points untuk house slytherin karena kau melanggar jam tidur. Juga 35 points untuk berbicara kasar kepada partnerku" kata draco dengan jelas dan terdengar tegas.
Tori hendak protes akan pengurangan points yang draco berikan. Ia bahkan menunjukan wajah hampir menangis dan ingin kembali berbicara, hingga Draco memotongnya.
"jika kau masih tidak bisa menutup mulutmu, aku bersedia mempermalukanmu seperti kau mempermalukan hermione." Sambung draco.
Akhirnya, tori pergi sambil menghentak-hentakan kaki nya ke lantai dan mengumpat tidak jelas sambil berjalan kembali ke asrama. Sambil mendongakan kepala, Hermione menatap draco sebentar, ia hendak bertanya akan hal yang barusan terjadi. Tentang draco yang membela hermione. Namun tak ada kata yang keluar dari mulutnya. Mereka hanya saling pandang untuk beberapa detik hingga akhirnya draco berkata mereka harus segera kembali ke asrama.
Perjalanan kembali ke asrama terasa sangat lama. Hanya diam yang ada di antara mereka berdua. Malam itu udara terasa sangat dingin. Angin yang menerpa tubuhnya terasa sangat menusuk, hermione memang lupa memakai mantel nya saat hendak keluar tadi. Jadi, ia menggosok-gosokan kedua telapak tangannya, meniupnya, lalu ditempelkannya ke pipi kanan dan kiri nya.
"kau ini pikun atau bagaimana sih. Memakai mantel saja lupa. Kalau kau sakit aku yang repot, kau tau itu kan? Kemari-kan tanganmu". Draco berhenti sambil menatap gadis didepannya yang sedang sibuk menggosok-gosokan tangan.
Hermione yang terkejut atas perkataan draco malah diam mematung dan berusaha mencerna kata-kata barusan yang dilontarkan padanya. Merasa tidak sabaran, draco menarik tangan kanan hermione dan menggandengnya. Gadis itu hanya diam, tidak tau haru berkata apa hingga akhirnya draco menariknya untuk terus berjalan.
"merasa lebih baik?" Tanya draco.
Hermione hanya membalas nya dengan anggukan pelan. Pipinya tidak lagi kedinginan, melainkan merah dan memanas. Ia memalingkan wajahnya, hendak menyembunyikan wajahnya dari draco. ia malu namun juga senang. Mereka berjalan berpegangan tangan di tengah koridor utama yang sepi. Tangan draco tidaklah mengganggunya, justru membuatnya nyaman. Terasa hangat dan lembut, membuat hermione tidak ingin melepaskannya. 15 menit kemudian mereka sampai di depan pintu asrama pribadi ketua murid. Draco melepas genggaman nya dan mengeluarkan tongkat dari saku mantel, ia hendak membuka pintu nya, namun hermione bertanya akan suatu hal yang draco yakin, butuh waktu lama untuk menjawabnya.
"kenapa kau berubah menjadi baik padaku?"
Hal pertama yang draco lakukan adalah menghembuskan nafas, menurunkan tongkat nya, lalu menatap hermione.
"memangnya tidak boleh?"
"boleh, hanya saja kau berbeda."
"berbeda bagaimana maksudmu?"
"kau mengucapkan terima kasih jika aku membantumu, merawatku, cemas saat aku sakit, menggenggam tanganku, menyelamatkan ku dari mulut jahat astoria, dan tadi kau menggandengku."
Draco benar-benar kehabisan kata-kata. Ia tidak bisa menjawab pertanyan seperti ini dalam waktu sekejap, tidak dalam waktu satu jam. Ia butuh waktu seharian untuk menentukan alasan yang tepat atas pertanyaan hermione.
Wajah gadis itu terlihat penasaran, menunggu jawaban yang keluar dari mulut draco sambil menatapnya. Draco bolak-balik menoleh kan kepala nya ke kanan dan kiri, ia benar-benar buntu akan jawaban. Jadi, draco memutuskan untuk menjawab asal tanpa memikirkan dampaknya.
"karena sepertinya aku menyayangimu".

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay (dramione)
Fanfiction"Kenapa kau memilihku dari sekian banyak orang?" lalu lelaki itu mengarahkan kepalanya ke atas, menatap langit malam. "Aku lebih suka menghiraukan satu Bulan daripada jutaan Bintang". cover by Jcoswaifu's Graphic.