1. Erina Noble Avery

10.5K 406 8
                                    

kendall jenner as amanda kate

[Erina Avery]

Namaku Erina Noble Avery. Mari renungkan itu dulu, ya? Kalau itu kusampaikan dari awal, kedengarannya tidak begitu buruk. Bayangkan saja jika seandainya aku sedang berada di tengah cerita panjang, dan aku secara tiba-tiba memberi kalian kejutan dengan nama itu seperti: "Omong-omong, namaku Erina Avery." Kuyakin kalian tidak tahu harus berbuat apa.

Soal namaku lagi, aku sendiri sadar kalau Erina bisa terdengar seperti Elina yang ada di kartun dengan peri atau semacamnya. Tapi percaya aku, Ayahku tidak mendapat namaku setelah ia menonton kartun peri.

Katanya, Erina berarti cerdas dan simpel. Noble berarti anggun. Namun kurasa namaku malah bermakna seratus delapan puluh derajat dari bagaimana sikapku yang sebenarnya.

Sudah cukup soal namaku, kali ini aku akan mulai masuk ke hal yang serius.

Ayahku meninggal beberapa bulan lalu. Namun sebelum itu ia sudah meninggalkan surat di kamarku. Kalian mungkin saja berpikir ini adalah surat warisan. Namun tidak. Ini bukanlah surat warisan. Entahlah apa nama yang cocok untuk menamai surat ini. Tapi inilah isinya:

"Untuk Erina Avery,

Halo, putri tunggalku. Apa kabar? Kuharap kau baik-baik saja.

Kemungkinan besar kau akan membaca surat ini saat aku sudah tiada. Namun yang akan kusampaikan disini bukanlah hal yang bisa dipermainkan.

Kau tahu lukisan bunga mawar yang ada di kamar apartemenmu, kan? Lihatlah sesuatu di belakang lukisan itu dan kau akan segera tau apa yang sebenarnya aku sampaikan.

Goodluck,
Ayah."

"Nona Avery! Apa kau bisa memperhatikan pelajaranku?"

"Tn. Aaron? Serius? Aku sedang bercerita di pikiranku!" Yap, andai saja aku bisa mengatakan itu padanya. Namun jika aku mengatakannya, semua orang di dalam kelas akan menganggap aku orang yang baru saja kabur dari rumah sakit jiwa.

"I'm sorry." Aku menggumam pelan sambil mengangkat kepalaku.

"Kemari, selesaikan soal ini." Katanya sambil menunjuk soal yang tertulis di papan tulis.

Aku berdiri dari tempat dudukku lalu berjalan menuju papan tulis. Lalu, membaca soal matematika itu singkat dan menjabarkan penyelesaiannya. Setelah selesai, aku kembali ke tempat dudukku.

Tn. Aaron pun kembali menjelaskan materi dan aku kembali bosan. Namun untungnya pelajaran matematika selesai saat aku baru saja membuka buku untuk menghapus rasa bosan.

Aku berjalan menuju lokerku yang bernomor 62. Lalu meletakkan buku-buku tidak penting dan berjalan menuju dimana aku memarkir mobilku. Benar sekali, aku mengendarai mobil ke sekolah.

"Erina Avery!" Kudengar suara seorang perempuan yang asing dari belakang. Tunggu, bagaimana dia tahu namaku?

"Yes?" Jawabku sambil memegangi pintu mobil setelah menghapus pikiran tentang 'bagaimana ia tahu namaku?'.

"Aku harus bicara padamu tentang hal penting." Katanya sambil membuka map-nya, mencari sesuatu.

"Kalau kau harus bicara padaku, bicaralah." Kataku sambil melirik-lirik jam tanganku. Saat itu jugalah tampaknya gadis ini menemukan sesuatu yang ia cari.

"Ini tentang Ayahmu, Erina Noble Avery." Katanya sangat serius. Tunggu, apa lagi? Apa dia seorang pembuntut atau semacamnya?

"Maafkan aku tetapi aku tidak tahu siapa kau dan aku tidak punya banyak waktu." Kataku khawatir sambil memasuki mobilku dengan cepat. Lalu menancap pedal gas dan mengendarai mobilku menuju rumah sepupuku.

[Author]

"Tuan, aku sudah menemukan Nona Avery." Kata perempuan tadi pada seseorang melalui sebuah earphone tanpa kabel.

"Tetap perhatikan dia, Agen Amanda Kate. Kita harus tahu apa dia melakukan tugas dari Ayahnya atau tidak." Seorang pria membalas perkataan perempuan bernama Amanda ini.

"Yes, sir." Amanda mengangguk dengan spontan lalu pergi.

to be continued

[edited]

The Last Mission ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang