9. Spies (2)

3K 165 12
                                    

kendall jenner as amanda kate

[Author]

"Sejauh apakah tempat kau ini, Am? Melelahkan sekali. Jika aku tahu akan seperti ini, akan kupesan taksi saja." Keluh Tristan. Mereka memang memutuskan untuk berjalan dari apartment.

"Jika kau pesan taksi, tempat rahasia ini akan diketahui orang lain. Dasar bodoh." Jawab Amanda lagi. Sementara yang lain hanya berjalan dalam diam.

"Ini dia." Kata Amanda, lalu langsung berlari ke tempat rahasia mereka itu.

"Ini? Kau yakin? Lebih mirip seperti rumah yang habis dilanda tsunami." Kata Tristan tanpa berfikir saat melihat betapa buruknya tempat khusus mereka.

"Tunggu sampai kau lihat didalamnya." Kata Amanda sambil menyeringai.

Mereka pun berjalan menuju pintu rumah itu, yang dipimpin oleh Amanda. Ia melihat ke kanan dan kiri untuk memastikan ada orang atau tidak. Setelah selesai, dia mengeluarkan ID Card GUARD nya dan membuka tombol bel pintu. Lalu meletakkan ID Card nya disana. Ajaib, sesuatu dibelakang bel pintu itu sebenarnya adalah scaner.

"Scan diterima. Selamat datang, Agen Kate. Silahkan masuk." Terdengarlah suara komputer hologram yang membuat mereka yang berdiri dibelakang Amanda ternganga. Seketika, pintu rumah itu terbuka dengan otomatis.

"Wow." Gumam Erina.

Mereka semua pun langsung masuk. Isi dalam rumah ini jauh dari yang mereka bayangkan. Kau tahu apa? Di dalam ini terdapat barang-barang canggih, dan tentu saja peralatan mata-mata.

"Aku tidak tahu bahwa GUARD sudah menyiapkan tempat untuk kita." Kata Frankie sambil menghempaskan badannya ke sofa.

"Memang belum-" Kata Amanda lalu berjalan menuju kulkas untuk mengambil minuman.

"Akulah yang menyiapkannya. Aku sengaja datang terlambat untuk menyiapkan semua ini. Kurasa jika aku menyiapkan semua ini, kalian akan lebih tenang disini." Kata Amanda, lalu dilanjutkan dengan dia meminum minumannya.

Kring, tiba-tiba saja Kim mendapat telepon dari yang entah siapa itu. Dengan bergegas dia berdiri dan berlari ketempat sepi untuk mengangkat telepon itu tanpa memikirkan teman-temannya yang mungkin saja curiga.

"Kenapa anak itu?" Tanya Frankie.

"Entahlah." Jawab Erina sambil mengangkat kedua bahunya.

Kim pergi ke dapur yang kebetulan sedang sepi, tentu saja, teman-teman nya sedang berada di ruang tamu.

"Halo?" Ucap Kim memulai percakapan dengan sekecil yang ia bisa.

"Kimberly?" Kata seorang dari telepon itu.

"Iya, tuan. Ada apa?" Katanya lagi.

"Ingat misi kita dulu soal para Avery yang licik itu, bukan?" Kata Orang dari telepon itu lagi.

"Tentu saja. Kau ingin aku menyelesaikannya?"

"Pastinya. Aku beri kau sebulan lagi, ok? Jangan kecewakan aku." Kata-kata lelaki di telepon itu membuat Kim tertawa meremehkan.

"Have i ever?" Katanya lagi.

***

Hari ini adalah hari pertama para mata-mata untuk sekolah atau lebih tepatnya memata-matai target mereka.

"Alright, everyone!" Perintah Amanda sebagai ketua misi ini pada teman-temannya yang sedang menyiapkan segala keperluan sekolah.

"Misi pertama kita hari ini adalah memata-matai Ryder Falkov. Lebih tepatnya, menjadi lebih dekat dengannya. Jika ada yang macam-macam dengan kalian, lakukan apa saja yang kalian ingin lakukan. Namun jangan buka rahasia kita sebagai agen rahasia. Lalu, pakailah headset kalian setiap saat-"

The Last Mission ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang