21. Because I Love You

2.1K 101 7
                                    

dylan o'brien as ryder falkov

[Erina Avery]

"Bangun! Erina, bangun! Sudah jam tujuh dan kau belum mandi!" Kudengar suara Jordan dari belakang pintu kamarku.

Aku mengerang ngantuk. "Aku sudah bangun!" Kataku. Lalu kudengar suara Jordan menjauh, dan aku tidur lagi.

Setelah beberapa menit rasanya aku tertidur. Aku terbangun lagi meski aku tidak berniat melakukannya. Dengan benar-benar malas aku beranjak dari tempat tidurku. Aku berjalan keluar kamarku namun terlihat sangat sepi.

"Teman-teman?" Panggilku. Namun tidak ada jawaban.

Aku berjalan menuju kamar mereka masing-masing, namun kosong. Memangnya sekarang jam berapa, sih?

Astaga.

MEREKA MENINGGALKANKU!

***

[Author]

"Kalian dia yakin dia tidak apa-apa begini?" Tanya Tristan pada teman-temannya saat mereka sedang berjalan menuju loker masing-masing.

"Nope, aku yakin dia bakal mematahkan hidung kita satu persatu." Tristan bergidik singkat mendengar perkataan Frankie tersebut.

Jordan, Amanda, Frankie, dan Tristan sedang menyiapkan barang mereka yang ada di loker. "Kalau dia belum bangun juga sampai sekarang, jangan salahkan aku karena ini rencana Frankie. Bukan aku." Kata Amanda.

"Hanya untuk memperjelas, ini rencana Jordan. Aku cuma menambah-nambah dan menyempurnakan." Kata Frankie sambil mengunci lokernya.

Jordan baru saja ingin menutup lokernya. Namun seseorang sudah menutup lokernya dari belakang. Well, lebih tepatnya membanting pintu loker itu.

"Eh, Erina–he–sudah bangun–"

"Berikan aku satu alasan bagus supaya aku tidak meninju muka kalian satu-satu." Kata Erina yang terdengar cukup menyeramkan.

"Yah, kau bilang kau sudah bangun jadi aku tidak membangunkanmu lagi karena itu. Jadi, aku bilang aku akan pergi duluan." Kata Jordan.

"Kalian meninggalkanku! Jahat sekali!" Erina melepas tangannya dari loker. Namun masih tidak beranjak.

"Kami tidak meninggalkanmu! Kami pergi ke sekolah duluan tanpa memberi tahumu kalau kami pergi duluan!" Seru Frankie.

"Tunggu, bukankah itu sama saja?" Tristan yang sedari tadi diam menunjukkan mereka semua muka bingungnya; mengerutkan dahi sambil melihat ke kanan atas seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Sudahlah, kita ada kelas biologi pagi ini. Sama dengan Ryder." Kata Amanda. Erina yang baru saja ingat kalau dia kabur dari rumah Ryder beberapa waktu lalu tidak merasa begitu senang tentang ini.

Mereka semua sedang berjalan menuju kelas biologi. Namun pemandangan mereka seketika berubah menjadi tidak menyenangkan saat melihat si kembar berjalan menuju kelas yang sama dengan mereka.

"Ya Tuhan. Apa bisa lebih buruk lagi?" Gumam Erina kesal saat Erina harus duduk di sebelah kanan Ryder dan di belakang Josephine.

Ryder yang terkejut melihat kedatangan Erina langsung berbicara pada gadis ini. "Where have you been? You scared me to death!" Katanya.

"Aku beritahu nanti, ya?" Kata Erina. Lalu tak lama, Tn. Evans datang.

***

Bel pulang berbunyi. Erina memasukkan semua buku ke dalam tasnya. Dia menghadap ke belakangnya–Jordan–.

"Aku bakal ke kantin dengan Ryder nanti. Kalian jangan berpisah, oke?" Katanya pelan. Lalu diterima dengan anggukan oleh Jordan.

Ryder sekarang sedang memperhatikan Erina yang lagi bicara dengan Jordan. Ketika Erina sadar Ryder menatapinya, barulah Ryder bicara.

"Aku akan meletakkan buku-buku dulu. Aku akan susul." Katanya dengan senyum simpul di bibirnya. Erina mengangguk, dan Ryder beranjak dari kelas.

Amanda, Tris, Frankie, dan Jordan berdiri dari kursi mereka masing-masing. Lalu Erina emberi mereka kode untuk pergi duluan, dan tinggalah dia sendiri di kelas.

Erina baru saja akan berjalan keluar dari kelas, namun handphonenya berbunyi. Ada pesan dari Ryder.

ryder falkov : tunggu di kelas saja. aku akan kesana.

Melihat pesan itu, Erina memutuskan untuk kembali ke tempat duduknya.

[Ryder Falkov]

Sekarang aku bakal mengungkapkan perasaanku pada Erina. Ya, aku mencintai Erina. Aku tidak peduli pada perkataan Josephine atau Joaquin bahwa dia bakal membunuhku atau apa. Aku sangat tidak peduli. Tapi, bagaimana caranya aku mengungkapkannya? Ah, aku bingung.

Aku berjalan menuju ruang kelas dimana aku yakin Erina menungguku. Setibanya aku tiba di depan pintu, aku melihat dia sedang membaca sebuah buku. Rambutnya tergerai, memang cantik.

Menyadari keadaanku yang tadi bisa dibilang seperti penguntit, aku langsung masuk ke dalam kelas. Erina melihatku sekilas, lalu memasukkan bukunya itu ke dalam tasnya. Aku memutuskan untuk duduk di kursi yang ada disebelahnya.

"Kau baca apa barusan?" Tanyaku.

"Buku yang tadi? Oh, itu cuma buku fisika. Kau tahu, belajar sedikit sebelum kelas selanjutnya dimulai." Jawabnya lalu terkekeh pelan. Yang dia lanjutkan dengan menyisipkan beberapa helai rambutnya ke belakang telinga.

"Jadi, uhm, kau kemana saja beberapa hari yang lalu?" Tanyaku lagi.

Dia terdiam sejenak. "Aku pergi ke New York."

"Serius? Kau pergi ke New York dan tidak mengajakku?" Dia tertawa sedikit.

"Yeah. Aku ada urusan disana. Maaf aku tidak memberitahumu."

"Urusan apa?" Tanyaku penasaran.

"Tidak penting, sih. Dan, aku benar-benar minta maaf, Ryder. Sungguh, kau sudah baik sekali padaku dengan mengobati lukaku. Kau juga membiarkanku tinggal di rumahmu. Tapi aku malah pergi tanpa memberitahumu satu  hal pun. Aku sangat merasa menyesal. Aku minta ma--"

Aku tahu aku gila, tapi aku mencium bibirnya bahkan sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya.

Aku tak menerima balasan darinya. Mungkin karena dia terkejut, entahlah. Aku melepaskan ciuman itu, lalu menatap mata coklatnya yang cantik.

Dia menatapku terkejut. "Kenapa kau melakukan itu?"

"Because i love you." Apa aku barusan mengatakannya? ASTAGA AKU MENGATAKANNYA!

Dia tersenyum. Dan ini yang aku tidak bisa percaya,

dia menciumku.

tbc

The Last Mission ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang