Part 6

12.7K 785 10
                                    

Melihat kejadian yang membuat hatinya nyeri, Saras memutuskan untuk tidak datang ke Kafe Glora. Saras masih bingung dengan perasaannya. Terlebih lagi saat melihat Niel di peluk oleh perempuan lain, rasa aneh itu muncul kembali

Saras pergi ke sebuah taman untuk menenangkan pikiran. Bunyi dering handphone tidak Saras hiraukan. Fikiran Saras masih di penuhi banyak pertanyaan

'Siapa perempuan itu? Kekasih? Tunangan? Istri? Atau neneknya?'

"Bisa gila aku kalau terus-terusan memikirkannya" ucap Saras pelan

Saras menatap langit yang berwarna jingga membuat langit tampak lebih indah sore ini. Menenangkan fikiran memang di butuhkan setiap orang tidak terkecuali Saras. Saras memejamkan mata menikmati udara sore yang membuat fikirannya tenang

"Ngapain kamu disini?" tanya seseorang di belakang Saras

Saras berbalik badan, ia melihat Revan tepat di belakangnya

"Jualan burcangijo" balas Saras

Revan duduk di samping Saras. Saras merasakan bangku yang ia duduki bergerak. Saras tetap menutup matanya

"Apa kau ada masalah?" tanya Revan yang melihat wajah murung adiknya

"Tidak"

"Kau yakin?" tanya Revan lagi

"Sangat yakin"

"Aku tau kau berbohong" ucapan Revan membuat Saras membuka matanya

Saras mendecak "Jangan sok tau ka"

Revan menatap danau di depannya "Aku tidak sok tau. Jadi buat apa kau menyendiri kalau kau tidak ada masalah"

"Aku hanya ingin menenangkan pikiran saja"

"Menenangkan pikiran? Memangnya kau punya pikiran?" tanya Revan

Saras melirik tajam Revan "Kalau aku tidak punya pikiran daritadi kau sudah ku cincang karna menganggu ketenangan orang lain !"

"Okeee maafkan aku. Jadi bisakah kau jujur. Apa yang terjadi padamu? Kau tidak mungkin menolak makan gratis kalau kau tidak ada masalah" jawab Revan yang masih menatap danau di hadapannya

"Darimana kau tau?!" pekik Saras

"Maria. Jadi ada masalah apa?" tanya Revan yang siap mendengarkan jawaban Saras

Saras menghela nafas berat "Kau pernah merasakan perasaan aneh di dalam hatimu?"

"Maksudmu?" Revan tidak mengerti

Saras mendecak "Dasar lemot ! Merasa deg-degan ketika kau melihatnya. Merasa sesak jika kau melihatnya dengan orang lain. Kau pernah merasakannya?"

"Kau jatuh cinta" ucap Revan menatap Saras

Saras menggeleng tidak percaya. Bagi Saras jatuh cinta akan membuatnya lemah. Itu yang paling di hindari Saras

"Tidak mungkin. Aku selalu menutup hatiku serapat mungkin. Bagaimana aku bisa merasakan jatuh cinta"

"Dengar. Serapat apapun hatimu jika tuhan menghendakan kau dengannya bersatu tidak ada yang tidak mungkin" ucapan Revan membuat Saras membatu di tempat

"Bagaimana cara menghilangkan perasaan ini?" tanya Saras menatap Revan yang sibuk dengan ponsel

Revan mengangkat kedua bahunya "Hanya kau yang tau caranya"

Saras menghela nafas berat. Apa benar ia jatuh cinta dengan Niel?

Perasaan ini tumbuh terlalu cepat. Saras bertemu dengan Niel bahkan belum 24 jam. Kenapa perasaan ini muncul begitu kuat

FUTURE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang