Sudah seminggu Saras tinggal di rumah neneknya di bogor. Suasana sejuk pagi ini membuat Saras menutup matanya menikmati hilir udara yang menerpa wajahnya. Ia berdiri di belakang rumah. Pemandangan sawah yang membentang di hadapan nya membuat jernih seluruh otaknya. Membuat udara segar masuk ke dalam rongga paru-paru
Saras membuka matanya, senyum terbit di kedua pipinya. Seminggu yang lalu saat pertama kali ia membuka mata. Matanya terus menjelajah ke sudut ruangan. Hingga akhirnya ingatan Saras berputar kembali. Saat dirinya menjadi korban kecelakaan
Flashback
Suster yang sedang memeriksa Saras berlari keluar ruangan untuk memanggil dokter, saat itu juga Revan masuk dengan mata yang sembab. Saras tau kalau kakak-nya habis menangis. Saras tidak mengeluarkan sepatah katapun tenggorokannya terasa kering
Pintu ruangan Saras terbuka pria berjas putih masuk di dampingi dengan suster yang pertama kali Saras lihat. Entah dokter tersebut memeriksa apa. Yang Saras tau, beberapa alat yang terpasang di tubuh-nya sebagian di lepas oleh sang suster
"Pasien sudah melewati masa kritis-nya" ucap dokter dengan senyum tulusnya
Revan mengangguk "Terima kasih dok"
Dokter tersebut tersenyum dan mengangguk "Sama-sama pak, semua berkat keajaiban yang Maha Kuasa. Saya permisi dulu"
Dokter dan suster keluar ruangan Saras. Revan mendekati ranjang Saras
"Kamu ingin minum?" tanya Revan lembut
Saras hanya mengangguk
Revan membantu Saras duduk di kepala ranjang. Selang oksigen sudah di lepas dari hidung Saras. Dengan tangan kanan Revan menyodorkan gelas air putih dan memegang sedotan membantu Saras agar lebih mudah minum. Air di dalam gelas tinggal setengah, Saras melepaskan sedotan dari bibirnya dan menengadahkan kepalanya kebelakang
"Apa yang kamu rasakan? Pusing?"
Saras diam dan menutup matanya membuat Revan makin kalang kabut
"Jawab de. Kamu kenapa? Jangan buat kakak makin takut" menggoyang-goyangkan badan Saras
Saras membuka mata dan menegakan kembali kepalanya
"Berisik ka. Aku ngantuk, kakak bisa diam tidak?" suara Saras masih terdengar serak
Revan menghela nafas lemah "Kirain kakak kamu kenapa. Yaudah kamu tidur"
Revan berjalan menuju sofa di ujung ruangan Saras
"Ka" panggil Saras pelan
Mendengar suara Saras, Revan membalik badan memandang adik nya kembali
"Kenapa?"
"Apa El pernah menjengukku?" tanya Saras dengan tatapan sedih
"Pernah. Aku ingatkan jangan membahas dia di depanku. Kecelakaan yang menimpamu juga karna dia !" jawab Revan kesal
"Jangan salahkan dia. Dia tidak ada hubungan nya dengan kecelakaan yang aku alami. Hanya saja... Aku merasa seseorang sengaja mencelakaiku" ucapan Saras sontak membuat mata Revan melebar
"Kamu punya musuh?"
Saras menggeleng "Aku tidak pernah menganggap dia musuh. Mungkin dia yang menganggap aku musuh"
"Siapa kira-kira orang yang menjadi dalang di balik kecelakan mu?" tanya Revan penasaran
"Renita mantan tunangan El"
KAMU SEDANG MEMBACA
FUTURE HUSBAND
RomanceSaras yang jahil, buta akan yang namanya cinta Menurutnya jatuh cinta akan membuat dirinya jatuh kedalam jurang kesedihan Hingga pertemuannya dengan Niel mengubah hidupnya Bagaimana perasaan Saras setelah bertemu dengan Niel?? (Dilarang keras untuk...