Part 18 (Niel POV)

11.2K 603 2
                                    

El melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas kecepatan normal. Pikiran nya sudah di penuhi dengan emosi pada Renita. Masuk dalam kawasan Apartement Werds El memarkir mobilnya di basement. Sudah beberapa kali El ke Apartement Werds karna beberapa rekan kerja nya juga ada yang tinggal disini

Memasuki lift El langsung menekan tombol 3 yang akan mengantar El ke tempat tinggal Renita. Lift berhenti di lantai 3. Pukul 09.30 El berdiri tepat di depan pintu apartement Renita

Ting Tong !

Ting Tong !

Bel kedua pintu di depan El terbuka lebar menampilkan sesosok perempuan anggun dengan segala otak liciknya. El sempat melihat wajah terkejut Renita tapi dengan hitungan detik Renita menyunggingkan senyumnya

"El, darimana kau tau alamat ku?" tanya Renita lembut

Kalau bukan karna sandiwaranya dengan Revan. El sudah mencekik perempuan di depannya ini. El memberikan senyuman terbaiknya

"Tidak terlalu sulit untuk menemukan apartement perempuan paling cantik kaya kamu" El merasa lidahnya terkontaminasi karna bilang Renita cantik

Renita tersipu malu mendengar jawaban El

"Masuk El. Kita ngobrol di dalam" Renita mempersilahkan El masuk. El melihat apartement Renita sangat rapi dan bersih

Ia masih menjadi perempuan yang perfeksionis batin El

El duduk di sofa putih dengan permukaan yang lembut membuat El cepat nyaman duduk di sofa tersebut. Renita membawa nampan yang berisi 2 orange jus dan makanan ringan lainnya. Selesai menaruh semua makanan di meja, Renita duduk di samping El. Rasanya El ingin menendang perempuan yang duduk sangat dekat dengannya. El bahkan bisa merasakan lengan kanan nya menyentuh lengan kiri Renita

"Apa maksud kedatanganmu?" tanya Renita dengan menatap El yang berada di sebelahnya

El memutar badannya kearah Renita dan bertatapan. El menggenggam kedua tangan Renita

"Maaf kalau aku telat mengakui perasaan ku. Aku masih sangat mencintaimu. Apa kamu masih sudi menerima cintaku yang terlambat ini?" ucap El meyakinkan Renita

Mata Renita berbinar mendengar ucapan El

"Kamu yakin? Aku juga masih mencintai kamu. Tapi kamu masih mempunyai kekasih El. Aku tidak mau di anggap sebagai perusak hubungan orang" balas Renita sedih dan menunduk

El memicingkan mata saat melihat senyum licik terbit saat Renita menundukan kepalanya

Perempuan Ular

Renita mengangkat kepalanya dan El kembali ke ekspresi semula

"Dia sudah pergi entah kemana, aku sudah tidak perduli lagi dengannya. Aku hanya perduli dengan perasaan ku padamu. Perasaan yang tidak bisa aku ingkari. Cinta ini tumbuh teramat besar untukmu" senyum terbit di kedua pipi Renita. Tanpa aba-aba Renita memeluk El. El yang tidak mempersiapkan diri jatuh di atas sofa dengan Renita yang berada diatasnya. Jarak bibir Renita dan El sangat tipis. Bahkan El bisa merasakan hembusan nafas Renita di dekatnya

"El aku mau kembali bersamamu. Kita bisa menikah secepatnya. Aku ingin menghabiskan sisa umurku denganmu" Renita makin mendekatkan kepalanya pada El

Saat jarak bibir mereka berdua tinggal seinchi El menaruh telunjuknya di bibir Renita

"Aku laper. Bisa kamu masakan aku makanan?" ucap El dengan lembut

Renita tersenyum dan bangun dari atas badan El. El tersenyum lega. Badannya serasa di tindih berkarung-karung beras. El membenarkan kemejanya yang sempat terlipat

FUTURE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang