Part 2

380 33 3
                                    

Hari ini Ariana terlambat bangun walau tidak kesiangan. Sial. Hari pertama sekolah saja sudah terlambat seperti ini apalagi hari esok dan seterusnya? Cepat-cepat Ariana mandi dan berdandan seadanya. Ia tidak perlu berdandan yang berlebihan karena Ariana sangat tidak menyukainya. Ariana lebih suka berpenampilan natural tanpa polesan make-up sedikitpun.

"Daritadi aku bangunin dan kau susah sekali bangun." Ucap Zayn kesal.

"Sekarang jam berapa? Aku terlambat tidak?" Tanya Ariana.

"Yang penting habiskan sarapanmu, setelah ini Mom mengantarmu ke sekolah." Ucap Mom.

Ariana mengambil potongan roti lalu memakannya. Setelah itu ia meneguk segelas susu. Ariana bisa melakukan hal itu selama sepuluh menit. Hebat. Pasti orang-orang tak akan menyangka gadis mungil sepertinya jago makan. Di luar sana, Ibunya sudah mempersiapkan mobil. Ariana melangkah cepat lalu masuk ke dalam mobil itu. Dan tentu saja Ariana memasang headset di telinga, namun baru saja ia memecet Iphone-nya, Mom langsung merebut Iphone-nya sehingga headset yang terpasang di telinganya copot.

"Belajarlah untuk tidak sering mendengarkan lagu saat berada di mobil." Ucap Ibunya.

Ariana cemberut. "Baiklah." Ucapnya.

Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang. Ariana memandangi pemandangan Kota Manchester yang benar-benar membuatnya kagum. Semua orang tampak bahagia disini. Ia pun bahagia. Ariana tak segan-segan membagi kebahagiaannya pada semua orang.

Akhirnya ia tiba di sekolah baru. Ariana harus masuk ke ruang kepala sekolah untuk menanyakan dimana letak kelasnya. Tanpa ditemani Ibunya pun Ariana sanggup melakukannya. Usianya sudah tujuh belas tahun dan Ariana rasa diusia itu ia sudah menjadi gadis yang dewasa. Sebelum masuk sekolah, Ariana mencium telapak tangan Ibunya.

"Hati-hati selama di sekolah. Nanti Mom yang jemput kamu." Ucap Ibunya.

Sepertinya pelajaran sudah dimulai. Halaman sekolah tampak sepi. Mendadak ia malu. Bagaimana jika ia tidak diterima di sekolah ini? Bagaimana jika banyak yang tidak menyukainya? Sesegera mungkin Ariana membuang pikiran negatifnya. Ariana masuk ke ruang kepala sekolah. Disana ia disambut ramah oleh Mrs. Taylor selaku kepala sekolah.

"Predikatmu di sekolah lamamu cukup memuaskan. Kau tentu bisa mengejar materi yang belum kau pelajari. Kebetulan Ibu punya anak cowok yang juga sekolah disini. Namanya Luke. Kau akan berada satu kelas dengannya. Nanti Luke akan membantumu mempelajari materi-materi yang belum kau pelajari." Jelas Mrs. Taylor.

Ariana mengangguk. Tapi ia lebih suka belajar sendiri dibandingkan belajar dengan orang lain. Setelah semuanya beres, Ariana meninggalkan ruang kepala sekolah. Jantungnya mulai berdebar-debar. Ketika berada di pinggir lapangan, Ariana tak sengaja melihat seorang cowok berkaca mata yang juga tak sengaja melihatnya, namun cowok itu langsung menunduk. Ariana tersenyum samar. Ada yang salah dengan dirinya?

Setiba di kelas, kelas langsung dibuat heboh oleh kedatangan Ariana. Ariana menjadi malu dan detakan jantungnya semakin berdebar hebat. Ariana terus saja menunduk dan berharap semuanya baik-baik saja. Guru yang mengajar pada saat itu menyuruhnya memperkenalkan diri.

"Namaku Ariana. Aku dari New York." Ucap Ariana.

Gimana tidak heboh sementara wajah Ariana sangat manis seperti boneka barbie. Hampir semua cowok bersiul padanya. Ariana pun duduk di kursi paling belakang. Tidak apa-apa walau lebih enak duduk di kursi paling depan. Ariana teringat dengan ucapan Mrs. Taylor yang mengatakan kalau ia sekelas dengan Luke. Tapi mana yang bernama Luke disini?

"Hei tadi namamu siapa?" Tanya seorang gadis dengan potongan rambut yang aneh. Rambutnya pendek berwarna hitam namun di bagian depannya berwarna ping. Gadis itu memakai tindik di hidungnya. Ariana menjadi ngeri melihat gadis yang tepat duduk di depannya itu.

My Everything | ariana grandeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang