Part 6

182 15 2
                                    

"Rumahmu bagus juga. Sederhana tapi nyaman." Ucap Luke.

Mereka duduk di teras. Zayn mungkin masih berada di cafee dan pulangnya tidak tentu. Tentu saja Zayn tidak selalu ada di cafee-nya karena disana ada yang menjaga cafee-nya. Zayn emang hebat, sudah punya anak buah.

"Mana kakakmu? Aku penasaran." Ucap Vio.

Luke langsung menjitak kepala Vio. "Kau ini kesini hanya untuk kenalan sama kakaknya Ariana yang belum tentu tampan." Ucapnya.

Vio menatap Luke tajam. "Kau cemburu? Tak kusangka jadi selama ini kau diam-diam menyimpan perasaan padaku." Ucapnya.

"Aku masuk dulu ya. Mau ambil makanan untuk kalian." Ucap Ariana lalu masuk ke dalam rumah.

"BAWA MAKANAN YANG BANYAK YAA!!" Teriak Vio.

Kini tinggal Luke dan Vio di teras rumah Ariana. "Hei Luk, bukankah sebaiknya kita mengajak 'anak pendiam' itu gabung dengan kita? Aku kangen sama dia." Ucap Vio.

Luke tentu tau siapa 'anak pendiam' yang dimaksud Vio. "Percuma ajak dia. Dia tidak mau bergaul dengan siapapun." Ucapnya.

Desahan nafas Luke terdengar berat. Susah sekali mengajak orang yang dibicarakan Vio tadi padahal dulu ia dan orang itu sangat dekat bahkan bisa dibilang mirip. Sikap orang itu berubah ketika hal buruk menimpanya. Bukan hal buruk yang biasa, namun hal buruk yang mampu membuat orang itu ingin mati saat itu juga.

"Aku kasihan sama dia. Hanya orang hebat yang bisa membuat keceriaannya kembali seperti sedia kala." Ucap Vio.

"Dia itu putus asa. Bayangkan kalau kau ada di posisinya. Kalau aku ada di posisinya, aku pasti sudah bunuh diri." Ucap Luke.

Vio menatap Luke kasihan. "Artinya kita harus men-syukuri nikmat Tuhan yang Dia beri pada kita." Ucapnya.

Kemudian Ariana datang bersama Ibunya. Ariana membawa tiga gelas jus melon sedangkan Ibunya membawa tiga piring makanan yang bau-nya bisa bikin perut lapar saat itu juga. Ternyata Ibunya membuat pancake istimewa dengan bumbu yang sangat berbeda.

"Apa kabar Luk?" Sapa Ibu Ariana.

"Baik. Aunty sendiri?" Jawab+Tanya Luke.

"Sangat baik." Jawab Ibu Ariana.

"Ehem, sok akrab sama calon mertua." Goda Vio tapi tidak digubris Ibu Ariana dan Luke.

Setelah Ibunya pergi, Ariana melihat Luke dan Vio yang langsung melahap pancake itu seakan-akan melakukan lomba, siapa duluan yang berhasil menghabiskan pancake, maka dialah pemenangnya. Vio-lah pemenangnya karena selain tomboy, Vio jago makan, bahkan Ariana mengaku kalah dengan Vio.

"Pancake buatan Ibumu enak sekali. Aku menyesal memakan pancake ini dengan cepat tanpa menikmati keenakan di setiap gigitannya." Ucap Luke.

"Dasar lebay! Ngomong-ngomong dimana kakakmu?" Tanya Vio.

"Dia belum pulang." Jawab Ariana.

"Kau pernah bilang kalau kakakmu mempunyai cafee." Ucap Luke.

"Iya. Kapan-kapan kita kesana." Ucap Ariana.

Dari arah pintu gerbang, muncul sosok pria yang tidak lain adalah Zayn. Mata Vio melebar melihat kedatangan pangeran dari khayangan itu. Dari jauh saja sudah terlihat tampan apalagi dari jarak yang dekat.

"Itu kakakmu?" Tanya Vio.

"Iya." Jawab Ariana.

Zayn berjalan menuju teras. Agak kaget melihat gadis yang Zayn rasa 'tidak benar' karena penampilannya yang mengerikan. Jadi itu teman Ariana? Hebat! Ariana mendapatkan teman seperti itu.

My Everything | ariana grandeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang