Part 10

154 14 2
                                    

Dengan perlahan, Ariana membuka pintu ruang musik lalu masuk ke dalamnya. Bel pulang sudah berbunyi lima belas menit yang lalu. Ariana sudah memberitahu Ibunya kalau ia pulang agak terlambat. Sebenarnya Ariana tidak tau kenapa ia mendatangi ruang musik ini padahal di rumahnya ada piano.

Ariana melihat sebuah gitar yang menjadi pusat perhatiannya. Gadis itu mengambil gitar itu lalu mencoba memainkannya. Nada pertama yang dibuatnya kedengaran aneh. Lebih mudah bermain piano ketimbang bermain gitar. Ariana merasa heran dengan alat musik yang satu ini. Dari luar terlihat sederhana namun sulit untuk dimainkan.

"Hai! Apa yang kau lakukan disini?" Tanya seseorang.

Ariana menjadi kaget karena ada orang lain disini. Tapi syukurlah orang itu adalah Niall. Jadi Niall belum pulang? Dan mengapa Niall bisa menemukannya di tempat ini?

"Kebetulan ada kau jadi kau bisa mengajariku bermain gitar." Ucap Ariana.

Niall mendekati Ariana lalu mengambil gitar itu. Tapi bukannya mengajari Ariana, melainkan Niall menaruh gitar itu ke asalnya. Kemudian Niall menatap Ariana dengan tatapan yang sulit di tebak.

"Well, itu tadi tidak penting. Tapi bisakah kau bermain gitar untukku? Aku suka melihat gaya-mu memainkan gitar itu." Ucap Ariana.

Tiba-tiba air muka Niall menandakan bahwa cowok itu melupakan sesuatu. Dilihatnya jam di tangannya. Ia sudah hampir terlambat. Ibunya pasti khawatir kenapa di jam segini ia belum juga pulang.

"Maaf aku harus pulang. Ibuku akan membunuhku kalau aku tidak pulang secepatnya." Ucap Niall lalu meninggalkan Ariana.

Punggung Niall menghilang di balik pintu ruang musik. Ariana terdiam dengan pikirannya. Mengapa Niall harus terlihat misterius sih? Dan kenapa Niall seperti di jaga ketat oleh Ibunya? Bukankah Niall sudah besar? Lagipula Niall cowok, bukan cewek. Ia saja kalau diatur oleh Ibunya bakal stress.

Ariana menghela nafas panjang. Gadis itu bangkit dari duduknya lalu tersenyum melihat piano yang seakan-akan tengah menunggunya untuk dimainkan. Ariana duduk di depan piano itu lalu menekan tuts dan suara indahnya mulai terdengar.

"I don't ever ask you, where you've been

And I don't feel the need to, know who you're with

I can't even think straight, but I can tell that you were just with her

And I'll still be a fool, I'm a fool for you


Just a little bit of your heart, just a little bit of your heart

Just a little bit of your heart is all I want

Just a little bit of your heart, just a little bit of your heart

Just a little bit is all I'm asking for.."

***

Lima hari setelah kepergian Gigi, gadis itu sudah kembali dengan cepat seperti janjinya. Tapi Zayn merasa tidak enak dengan keluarga Gigi. Zayn merasa itu salahnya yang menyuruh Gigi pulang dengan cepat padahal ia hanya kekasih Gigi, bukan keluarga Gigi. Saat ini mereka bertemu di cafee Zayn tentu saja.

"Bagaimana kabarnya?" Tanya Zayn.

Tentu Gigi tau siapa subjek yang ditanyakan oleh Zayn. "Kondisinya semakin memburuk." Ucap Gigi.

"Seharusnya kau berada di dekatnya agar dia cepat sembuh." Ucap Zayn.

Gigi tersenyum kecil. "Masih banyak saudaranya yang lain yang menjaganya. Aku tidak terlalu dekat dengannya tapi aku sangat menyayanginya." Ucapnya.

My Everything | ariana grandeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang