Chapter.7a->Numb~

363 0 2
                                    

Author pov~

Sharron menangis sengsara di depan meja kerjanya,sebagaimana kerasnya ia coba melupakan marc tapi tetap tak bisa,apa lagi bila ia ingat kejadian di taman saat marc & verra berciuman,hatinya sakit bagai di sayat ribuan pisau tajam.

"sharr,kamu kenapa nangis.?" tanya divia cemas menghampirinya

"Aku ga kuat lagi div,aku ga tau kenapa aku jadi rapuh kaya gini cuman gara gara anak ABG kaya marc",ujar sharron sesegukan.

"sharr,sabar ya! aku yakin ini cobaan buat kamu,sebentar aku buatin teh hangat ya biar kamu sedikit tenang",gumam divia sambil menepuk bahu sharron lembut nyeloyor ke belakang distro.

Sharron menyeka air matanya dengan tisyu.

"sharr..kamu kenapa.?" tanya marc tiba tiba membuat sharron terlonjak kaget.

"ada yg bisa ku bantu?" tawar sharron mengalihkan pembicaraan.

"sharr jawab pertanyaan aku kamu kenapa.?",tambah marc kesal menaikan nada bicaranya.

"aku ga kenapa kenapa,sudah ku bilang kita jalani hidup kita masing masing..kenapa masih muncul & ikut campur urusan hidup ku," gerutu sharron sambil melihat marc frustasi.

"sharr,aku kemari mau jelasin soal kejadian kemarin di taman..apa yg kamu lihat ga kaya yg kamu fikirin,verra..

"shut up!",potong sharron seraya menutup kedua telinganya dengan tangan.

"aku ga perlu penjelasan apa apa dari kamu marc,aku ga peduli sama apa pun yg kamu lakuin,itu bukan urusanku",tambah sharron sinis.

"Aku ga percaya sharr,aku tau kamu jelous kan,? Buktinya kamu pergi sama si jorge",timpal marc yakin meraih tangan sharron yg segera di tepisnya.

"pergilah,aku mohon jangan pernah muncul lagi di hadapan ku!",usir sharron sedikit bernada lemah.

"kenapa sharr kamu segitu bencinya sama aku.? Apa karena kamu udah balikan sama si jorge.? Kenapa segitu mudahnya ya kamu lupain aku?",pungkas marc dengan tatapan miris.

"so what.? udah aku bilang kan kamu hanya mainan aku,pelampiasan kekesalanku aja sama jorge..aku ga pernah bener bener cinta kamu,jadi apa lagi yg kamu harepin dari aku.?" papar sharron geram,sebenarnya hatinya sakit mengatakan kebohongan itu tapi mungkin lebih baik agar marc tidak mengharapkannya lagi.

"Oh..jadi kaya gitu,aku ga percaya sharr kamu tega ngelakuin ini sama aku.? Kamu bener bener udah nyakitin aku,padahal aku sangat mencintai kamu,rupanya kaya gini balasan atas ketulusan cinta ku,baiklah mulai detik ini aku janji ga akan ganggu kamu atau pun muncul lagi di hadapan kamu.

Sharron pov~

at cafe

"Oh..jadi kaya gitu,aku ga percaya sharr kamu tega ngelakuin ini sama aku.? Kamu bener bener udah nyakitin aku,padahal aku sangat mencintai kamu,rupanya kaya gini balasan atas ketulusan cinta ku,baiklah mulai detik ini aku janji ga akan ganggu kamu atau pun muncul lagi di hadapan kamu.

Kata kata itu bener bener nyakitin banget,tapi mungkin itu ga seberapa dengan rasa sakit yg kamu rasain marc atas kebohongan ku.

Jangan mencintai ku marc,karena semakin dalam cinta mu maka akan semakin dalam aku menyakiti mu.

Aku ga tau lagi apa yg aku rasakan sekarang.?

Bahkan tempat ini serasa gelap menghimpit ku.

"sharr,kamu tega banget tau sama marc..kata kata kamu tadi siang bener bener bakal jadi bumerang buat kamu,kenapa sharr kamu harus bohongi marc & perasaan kamu sendiri.?" kata divia geram seakan menghakimi.Aku hanya diam tak bergeming memandang lurus dengan tatapan kosong.

Chester datang menghampiri karena merasa terusik dengan teriakan divia.

"Whats wrong ladies.?",tanyanya menatap ku & divia satu persatu.

"Ga ada apa apa kok ches,biasalah divia lagi heboh sendiri bicarain torres sama fashion",jelas ku ringan sambil tersenyum palsu.

"heem..aku kira ada apa,?",chester menggeleng pelan dan pergi.

"ya ampun sharr,kenapa sich kamu ga jadi aktris aja sich.? Kamu tuch pantes banget dapetin piala oscar tau,"

tbc..

No Me Ames (Don't Love Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang