Tok. Tok.
" Tuan, ada berkas yang harus anda tanda tangan.""Masuklah."
Park Chanyeol yang tadi sedang sibuk mengetik mengalihkan pandangannya keluar.
"Mana yang akan ku tanda tangan?"
Sekretaris dari CEO ininya menyerahkan beberapa map ke meja kerja Chanyeol. Saat itu juga ponsel yang ada disamping meja Chanyeol berdering, tanda ada panggilan masuk.
"Kau boleh keluar". Setelah suruhan atasannya untuk keluar. Wanita beepakaian rapi itu segera menundukkan badannya hormat dan meninggalkan ruangan.
"Halo? Ada apa hyung?"
"..."
"Aku tak tahu.. belakangan ini aku sibuk sekali"
"..."
"Bagaimanapun, aku mungkin akan menghadirinya.. kasihan dia..haha" jawabnya sambil terkekeh.
"..."
"Baiklah, aku juga akan pulang habis ini"
Bip.
Dengusan kasar terdengar dari seorang Park Chanyeol. Tangannya pun menangkup wajahnya dan mengusap dengan kasar. Entah apa yang sedang dipikirannya. Tapi sangat menunjukkan ia terlihat stres.
Tak lama, ia langsung membereskan berkas berkas yang dimejanya bergegas pulang.
*
**
***
Apapun yang sudah hilang, tak akan kembali dengan mudah bukan?
14 tahun. Sempat berharap untuk memintanya kembali sampai putus asa dan melupakannya.
Apakah tuhan terlambat untuk mendengarnya?
Atau ini yang terbaik keputusan dari tuhan?
Entahlah.
Eunji terlihat murung disalah satu cafe. Pandangannya telihat kosong. Tangannya sambil mengaduk aduk milk shake yang masih utuh dengan sendok.
Sadar akan orang yang baru saja duduk dihadapannya, ia langsung menegakkan tubuhnya.
"Kau kenapa? Tak biasanya.."
"Naeun, bagaimana rasanya saat kau menemui mantan pacarmu lagi? Dari sekian lama kau tak bertemu dengannya?" Eunji to the point.
"??? Mwo? Hmm.. apa ya? Ada rasa yang bertolak belakang. Senang dengan tidak senang"
"Maksud?"
"Haah... makanya cobalah berpacaran.. kerjaa terus.. kau tak lelah eoh? Kau juga tak tahu kan rasanya seperti apa? Tak bosan dengan pekerjaan? Yak mau mencoba sesuatu hal yang baru?" Dengus Naeun malas.
"Sudahlah.. cepat beritahu akuu"
"Senang, karena akan bertemu dengannya lagi.. pasti perasaan hati siapapun akan seperti itu.. yaaa istilahnya rindu. Tidak senang? Karena sudah dilupakan sejak lama, muncul kembali. Seperti ada seseorang yang mengungkit kenangan, kejadian, kesalahan fatalmu lagi, padahal itu terjadi sudah sejak lama. Dan kau pasti tahu itu bukan rasanya bagaimana..?"
Aku sangat tahu Naeun.
"-Omong2 kenapa kau bertanya seperti itu? Kau tak berpacaran diam2 dari sepengetahuan aku kan?"
"Aniooo!! Temanku.... ya temanku.. biasalah.. perempuan curhat. Dia akan bertemu dengan mantan kekasihnya lagi" Eunji membenarkan poni untuk menutupi gelagatnya.
"Ck. Dia mau bertemu dengannya?! Mantan pacarnya???!"
"Terpaksa. Dia diundang suatu acara.. dan mantan pacarnya ada diasana juga.."
"Oh... kasihan.. situasinya sulit sekali"
Terima kasih Naeun pujianmu.
"Hampir lupa... Eunji-ah.." Naeun mengeluarkan selembar cek dan memberinya pada Eunji.
"Igeo mwoya?"
"Lihat dulu.. aku ingin kau membuatkan dress untukku. Untuk pesta pernikahan Jong In"
"??? Ya tuhan... baikalah.. aku akan membuatkanmu.. aku juga sudah membuat untuk diriku sendiri"
"Oh... baikalah aku tak bisa lama2 Eunji, Taemin ingin aku mengantarnya ke acara perpisahan sekolah SMA-nya"
"Kau masih tak memanggil kekasihmu dengan sebutan 'oppa'?"
"Aish.. aku kan anti.. selain kakakku sendiri.. aku tak memanggilnya seperti itu.. kecuali kalu ia akan menjadi suamiku" Masih dengan cengirannya Naeun bangkit dari duduknya.
"Elleh... kau ini.. baiklah aku juga ingin pulang.." melihat Naeun sudah berdiri, ia pun juga imut berdiri.
"Baikalah, nanti dressnya kukirim ke rumahmu. Nanti juga ku beri tahu lewat pesan." Mendengar itu, Naeun mengagguk mengerti.
"Ya sudah aku tunggu ne. Bye"
Eunji tersenyum untuk mengakhiri pertemuannya itu.
TBC
*
**
***Haai.. ketemu lagi!!
Kasih coment sama votenya yaa..
Tinggalkan jejak!Saran juga boleh..!
KAMU SEDANG MEMBACA
Return || (ExoPink)
FanfictionAku sudah berusaha melupakannya walaupun sesekali aku mengharapkan bertemu lagi dengannya. Aku bertekad untuk melupakannya dengan memikirkan sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Berhasil? 14 tahun. Bayangkan. Sayangnya... tuhan berkata lain tema...