15

833 76 0
                                    

Happy Reading!!!


Typo bertebaran~~

:*

*

**

***

08.00 kst.
Pasar ikan seoul.

Uuuuh. Kenapa tadi aku menolak untuk lari pagi saja???!!!. Batin pria bertubuh jangkung ini.

Park Chanyeol. Lelaki ini sedari tadi menutup hidungnya rapat rapat dengan tangannya.

"Permisi ahjumma, aku beli ikan ini, ini, dan ini.."

"...Eunji~~"

"Berapa ahjumma?"

"Eunji- yaaaa"

"Ah, nde... gomawoyooo"

"Eunjiiiii...!!!" Wanita itu akhirnya berbalik melihat kekasihnya dengan muka melas.

"Wae? Lepaskan tanganmu... itu sudah lebih 1 jam.. kalau sudah 2 jam.. maka kau akan mati Park Chanyeol" Ekspresi Eunji tidak memperlihatkan dia khawatir pada Chanyeol, malah ekspresinya lebih dari biasa saja.

Sontak tangan pria yang sedang bertengger itu melepaskan diri.

"Pulang saja~~" Eunji membuang nafasnya kasar.

"Ck. Kau menolak ajakkanku lari pagi, tadi kau sendiri yang mengajakku ke pasar ini... dan sekarang... kau menyuruhku pulang saja?????"

"Kukira hanya sebentar... aku hanya ingin kau belanja bahan memasakkan makan siang untukku" Bibir Eunji mengerucut setengah tersenyum simpul.

"Ara.. ara... arayoo~~ tapi ada bahan satuuuuu lagi. Sabar eoh?" Ia mengambil sesuatu dari saku mantelnya.

"Pakai, aku tak mau kau mati disini... merepotkan" Tangannya menuntun untuk memakaikan masker pada Chanyeol.

Jelas. Chanyeol sedikit tersentak.

"Selesai... Kajja, kita lanjutkan" lanjutnya sambil mengaitkan tangan pada tangan Chanyeol.

Chanyeol tersenyum kecil. Pandangannya kini terus mengarah pada eratan tangan mereka.

"Romantis"

"..... apa kau bilang?"

"Huh? Ani.."

.

.

'Paket Amerika - Korea'
To.- Mr. Sin Hyun Seok
Ditempat

Hanya sebuah kotak kecil.
Tapi sepertinya ia sangat terpaku.

Baru 3 hari kemarin, Natalline mengirim pesan padanya bahwa ia akan mengirim sebuah hadiah ulang tahun untuknya yang sangat berbeda.

Benar. Saat ini tepat ulang tahunnya. Tahun ini juga tahun baginya untuk terakhir dapat mencintai wanita itu dengan bebasnya.

Ya, dia ingat terus hal itu.

Tidak ada mood sama sekali untuk membuka paket itu.

Duduk dikursi kebesarannya dan hanya memandangnya dengan sayu.

Dia juga tidak tahu akan sikapnya.

Kali ini sepertinya ia tampak berfikir.

Mau kau apakan?
Kenapa diam saja?
Wanita itu sedang mengandung anakmu.
Sekiranya kau sedikit menghargainya.

Ya, untuk kali ini..
Anggap saja untuk anakmu.

Srrekk. Serreeek.

??????
Keningnya mengerut.

Apa ini?
Sebuah kotak?.... lagi?

Tangannya dengan cepat membuka kotak itu.

Kertas?

Hai.
Apa kabar?
Bagaimana kau disana?
Baik baik saja kan?
Ahahaha.. aku sengaja menulis dengan bahasa korea...
Aku sudah fasih lhoo :D

Aku harap kau baik baik saja..
Ah ya... boleh aku jujur?

Sebagai orang yang mengandungnya, aku merasa dia merindukanmu, Hyunseok- ssi
Anakmu.

Kudengar... disana ada wanita yang kau sangat cintai ya..?

:") Aku senang mendengarnya kau tahu...
Kau sudah bertemu?
Bukankah kau sudah lama di Amerika, berarti kau juga sudah lama tidak bertemu dengannya kan?

Aku sebenarnya bingung dengan ini...

Kemarin.. 4 hari yang lalu...
Aku berkunjung kedokter lagi..
Sendirian.

Dia sehat Hyun Seok..
Sangat sehat.
Dia kuat
Sangat kuat disini.. tanpamu.

Tapi, bisakah kau sebentar kesini? Hanya menjenguknya.. jangan melihatku kalau kau jengkel.

Dia sangat membutuhkanmu.
Walaupun ini terjadi karena kesalahan, tapi ini darah dagingmu juga

Kau tampak tidak bahagia denganku disini.
Kau tampak bahagia hampir seminggu disana walaupun aku tidak melihatnya.
Itu sangat terasa.

Tidak berkirim pesan, telepon, kabar, ataupun peduli denganku..
Setidaknya kau lakukan 1 hal saja untuknya.

Tidak bisa ya...

Baik.
Aku akan mundur Hyun Seok- ssi.

Aku sudah mendatangani surat cerai dan aku sudah taruh di meja kerjamu disini.

Tentu aku akan pergi juga dari sini.

Kau kini boleh tidak pedulikan aku dan bayi ini. Mungkin aku akan mencarikan appa baru untuknya.

Terimakasuh untuk semua.
Bahagialah.
Jaga kesehatan.

Saranghae.
Natalline.

Dadanya sesak. Ia tidak tahu ada yang ia harus lakukakan sekarang.

Ia merasa banyak bersalah pada wanita itu.

Lemas. Sangat lemas ia kini.

Apa lagi ia sedng menatap apa yang ada di balik kertas itu.

Sebuah hasil USG bayinya.

Bayinya.
Darah dagingnya.
Dia. Dirinya.

Tangannya yang gemetar mengambil foto itu.

Ia lihat baik baik, bagaimana wujudnya... bentuknya... lihat dari mananya...
Tak ia sadari, ia mengelus pelan benda pada genggamannya itu.






TBC

*

**

***

Hy.... bertemu lagii

Huhh... sekarang udh balik kampung.. jadi baru bisa ngepost...

Maaf.. kalau kedikitan..

Ini juga baru permulaan lagi author abis pulkam wkwkwkw.

Okey. Buat besok besok pasti ngepostnya bakal di cepetin kok..
Seloo... sinyalnya udh aman.

And...
See you all in next chapter!!

Return || (ExoPink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang