Chapter 28

3.8K 279 5
                                    

“Ah sebentar,” Hye Sung melepas kalung milik Young Mi dari lehernya, kemudian menyerahkannya pada Jungkook. Jungkook hanya mengerutkan keningnya bingung.

“Aku tau aku tak pantas memakai ini. Kumohon kembalikan kalung itu pada Young Mi, dan sampaikan maafku karena sempat merebutnya tadi,” pesan Hye Sung.

Jungkook mengangguk mengerti. “Pasti aku sampaikan,” jawab Jungkook.

“Baiklah, aku pergi,” Hye Sung pun pergi meninggalkan Jungkook di ruangan itu. Jungkook mengamati kalung itu ditangannya. Ia tersenyum.

‘Akhirnya... Permasalahan ini telah terselesaikan,’ batin Jungkook.

---***---

“Bersihkan yang disana juga! Dan lihatlah, yang disana juga masih kotor!” Jimin berdiri di tengah lapangan basket sambil menyuruh ini-itu pada ketiga yeoja tadi, Soo Hee, Mi Ra, dan Hyeri. Terkadang Jimin tersenyum senang melihat kekesalan salah satu dari mereka.

Ya! Hyeri! Kau itu tak bisa mengepel ya? Lihatlah, belakangmu masih kotor!” seru Jimin.

“Ya dasar gila! Kau pikir mudah apa mengepel itu?! Seumur hidup baru kali ini aku melakukan aktifitas pembantu seperti ini,” Hyeri mengepel dengan sembarangan.

“Jimin aku lelah, kita lanjutkan besok saja ya?” pinta Mi Ra dengan aegyo-nya.

“Tidak ada besok-besokan. Hari ini juga harus selesai.” Tegas Jimin.

Hyeri, Soo Hee, dan Mi Ra mendesah pasrah. Yah.. wajar memang jika seorang gadis merasa lelah saat disuruh membersihkan lapangan seluas itu. Tapi itulah Jimin. Menjahili seorang gadis adalah hobinya. Ia tak akan puas jika sehari saja tak menjahili seorang gadis.

“Hyeri kemarilah sebentar!” perintah Jimin dengan lagat seperti bos.

“Kau saja yang kemari. Aku tak mau kesana,” Hyeri melanjutkan mengepelnya.

“Ahh.. foto ini indah sekali,” Jimin mengeluarkan foto tadi dan membolak-balikkannya. Hyeri membanting alat pengepelnya ke lantai, kemudian berjalan menghampiri Jimin.

“Ada apa?” tanya Hyeri kesal.

“Tolong belikan aku minuman di kantin. Aku haus,” jawab Jimin dengan santainya.

“Jimin gila! Park Jimin bodoh! Kau kira aku ini pembantumu, eoh?! Kau punya kaki sendiri. Gunakan kaki pendekmu itu untuk berjalan!” Hyeri mengungkapkan rasa kesalnya sedari tadi pada Jimin. Namun bukannya marah, Jimin malah tertawa ringan.

“Apa kau bilang? Hey, nona. Disini hanya aku yang bisa membebaskanmu dari kemarahan ayahmu nanti. Dan kau mengataiku apa tadi?” Jimin kembali tertawa ringan. Hyeri terdiam beribu bahasa. Ia manatap mata Jimin tajam tanpa rasa takut sedikitpun. Bibirnya mengatup rapat menahan kemarahannya.

“Baiklah, aku akan meringankan hukuman kalian. Aku ijinkan dua dari kalian bertiga pergi dari sini. Tapi sisakan satu orang yeoja untuk menetap disini,” sahut Jimin.

“Aku dan Soo Hee akan pergi dari sini. Mi Ra akan tetap disini bersamamu,” jawab Hyeri.

“Eee.. Hyeri, aku belum sarapan sedari tadi. Aku pergi duluan,” sahut Soo Hee.

“A-aduh.. Aku juga mau pergi dulu. aku kebelet pipis sejak tadi,” Mi Ra menggandeng tangan Soo Hee lalu berlari pergi dari sana. Hyeri mengerutkan kening kesal.

“Bagaimana ini, nona? Teman-temanmu sudah pergi. Kau tidak berniatan pergi juga kan?”
Hyeri manatap tajam mata Jimin. Membuat Jimin kembali tersenyum.

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang