Bab 01

44.4K 1.3K 21
                                    

- istri ke 5 -

     Aku berdiri gugup di tengah tengah kamar yang luas dan megah dengan beberapa orang wanita berkerudung mengelilingiku  dan menatap ku Ramah. mungkin  setelah beberapa jam lagi aku akan menjadi bagian dari wanita wanita ini,  menjadi istri ke lima suami mereka. Tuan Mikail Zidan Al gusto,  saudagar kaya Raya pemilik perkebunan teh luas yang terletak di beberapa wilayah di desaku. Entah keberuntungan ataukah malapetaka saat Tuan Mikail tiba tiba datang ke rumah  dan melamar ku, yang tentu saja langsung di terima oleh kedua orang tuaku yang gila Harta. Aku tak kuasa menolak lamaran itu, aku tak berdaya. Hanya bisa pasrah dan mengikuti alur kehidupan yang sudah di takdirkan untukku.

Namaku Devina zahra Al husain, aku anak bungsu dari dua bersaudara ayah ibuku hanya seorang petani  dan aku hanyalah gadis berumur 18 tahun yang hanya tamat bangku sekolah dasar. orang tuaku yang hanya bekerja sebagai petani tidak sanggup membiyayai ku untuk melanjutkan sekolah,
belum lagi Alfa kakak laki laki ku yang sakit sakitan membuat ayah dan ibu lebih mementingkan urusan kakak ku dari pada aku, aku tidak pernah cemburu pada kakak ku yang selalu mendapat perhatian lebih dari ayah ibu karna aku sadar kakak lebih membutuhkan kasih sayang ayah dan ibu.

Mbak tania istri ke dua tuan mikail mengelus pelan kepalaku yang di tutupi khimar  " Devina sayang sebentar lagi kamu akan menjadi bagian dari kami," ujar Mbak tania lembut ,

aku menganggukan kepalaku pelan tidak berani menjawab ucapan mbak tania karena terlalu takut dan tidak berani mentap mereka semua. aku merasa sebagai pengacau disini  seharusnya aku tidak mau menjadi istri ke lima tuan mikail aku merasa sebagai perempuan perebut suami orang, walaupun itu tidak benar ,
Karna aku sama sekali tidak berniat menikah dengan Tuan mikail,  jika bukan karena paksaan orang tuaku aku tidak mau menikah dengannya.

    Aku belum pernah sama sekali bertemu dengan tuan mikail  walaupun tuan mikail tinggal di kampung yang sama denganku tapi aku tidak pernah bertemu dengannya   dan tidak ingin bertemu dengannya. entahlah, dari dulu aku sangat takut bertemu dengan tuan mikail karena dulu saat umurku 15 tahun aku pernah mencoba mengintip pagar rumah tuan mikail berharap bisa melihat sosok nya yang selalu di puji puji orang orang sebagai malaikat baik hati. aku tidak menyadari salah satu penjaga rumah tuan mikail melihatku yang sedang mengintip aku masih ingat saat penjaga itu melemparku dengan sampah dan berteriak menyuruhku pergi aku sangat ketakutan , sampai umurku yang ke 18 tahun aku tidak pernah lagi mau mencoba melihat sosok tuan mikail  tapi takdir seolah mempermainkan ku saat tiba tiba tuan Mikail sendiri datang kerumah untuk melamarku,  itulah kali pertama aku melihat sosoknya,  sosok Mikail Zidan Al gusto.  Dan aku semakin merasa takut padanya karena tuan Mikail tidak pernah berhenti menatap ku,  aku merasa tidak nyaman. Saat matanya yang dipenuhi keriput terus menerus memperhatikanku. Masih terbayang olehku tubuhnya yang tambun juga wajah keriputnya yang langsung membuatku bergidik ngeri, aku benar benar tidak menyukainya.

" Nahh , sekarang sudah waktunya , ayo Devina sayang kita harus segera turun untuk melangsungkan akad nikah mu " seruan Mbak intan istri ke 3 tuan mikail berhasil menyentakku dari lamunan

  Aku menganggukan kepalaku dan berjalan pelan mengikuti ke empat istri tuan mikail. mbak tania merangkulku dari sisi kanan sedangkan mbak farah istri pertama tuan mikail merangkulku dari sebelah kiri.

Aku dan ke empat istri tuan mikail berjalan menuruni tangga rumah tuan mikail dengan pelan aku tidak berani mengangkat kepalaku hanya untuk melihat suasana meriah pesta pernikahanku ini.
aku takut seperti kebanyakan gadis lainnya aku juga merasakan gugup di hari pernikahanku  apalagi setelah melihat rupa calon suamiku, membayangkannya saja langsung membuatku mual,  jika bukan karna paksaan kedua orangtuaku aku tak akan mau menikah dengan bandot tua itu.
ya allah ikhlaskan aku dalam menjalani semua ini aku hanya bisa pasrah padamu.

   Tak terasa aku sudah duduk di samping tuan mikail  masih menunduk tidak berani melihat wajahnya  tubuh tuan mikail sangat besar dan gagah belum lagi wangi maskulin yang menguar dari tubuh nya membuat kepalaku semakin pusing, hah tunggu dulu,  perasaanku saja jika bentuk tubuh Tuan Mikail berbeda dari terakhir kali aku melihatnya saat dia melamarku.  Aku masih bergeming belum berani melihat wajah Tuan Mikail.

Dan semakin gugup saat melihat tangan tuan mikail menjabat tangan penghulu yang duduk di depan kami dengan hanya dibatasi sebuah meja. Kurasa ada yang berbeda,  mengapa tangan Tuan Mikail  terlihat berbeda?  Kemana keriputnya? Apa jangan jangan.

Dengan segenap keberanian yang masih tersisa Aku mendongkak melihat ke arah Tuan Mikail dan Subhanallah, aku merasa pandanganku menggelap saat aku melihat sosok laki laki berbeda.

SAH

SAH

"Astagfirullah Devina " teriak Farah panik saat melihat Devina pingsan, untung saja Mikail dengan sigap menahan tubuh istri baru nya itu.

***

    Devina mengerang pelan merasakan bau menyengat kayu putih memenuhi indra penciumannya. dengan perlahan Devina mencoba membuka matanya,  mengernyit saat merasakan pusing yang luar biasa dikepalanya.

" Syukurlah Devina kamu sudah sadar, Mbak hawatir terjadi apa apa sama kamu "  ucap  Farah menata cemas Devina

Devina bungkam hanya menatap bingung  Farah dan  Tania yang sedang duduk di sisi ranjang yang iya tiduri. seakan mengerti kebingungan Devina Farah mengusap kepala Devina pelan.

" Mbak tau ini sangat berat buat kamu devina, tapi sekarang kamu sudah resmi menjadi istri mas mikail,  mbak harap kamu ikhlas menerimanya Devina " ujar Farah lembut

Devina menatap Farah sendu, dalam hati Devina meringis sedih saat membayangkan wanita sebaik Farah rela di madu beberapa kali oleh suaminya.  betapa baik hati dan sabar nya wanita di hadapanku ini  dia rela di madu oleh tiga orang wanita, dan sekarang bertambah empat dengannya Devina merasa dirinya sangat jahat.

Dengan mata berkaca kaca Devina meraih tangan Farah " maafkan aku mbak farah, aku tidak seharusnya menikah dengan Tuan Mikail aku..aku .." Devina terisak tidak sanggup melanjutkan ucapannya

Farah menegang panik saat melihat Devina malah menangis " apa maksudmu devina  Kenapa kamu berbicara seperti itu Mbak malahan sangat senang kamu bisa menikah dengan Mas Mikail, Sudah sudah jangan menangis "  Farah menarik Devina bangun kemudian memeluk Devina dengan sayang.

"Hikss.. Hikss.. "

Tania mengusap punggung Devina mencoba menenangkan tangisan Devina yang terdengar semakin keras,  setelah itu menatap menatap bingung pada Farah,  bagaimana cara agar Devina berhenti menangis.

Entahlah, Devina hanya ingin menangis meluapkan segala rasa sesak yang dirasakannya beberapa hari ini. 
Mungkin setelah ini perasaan Devina bisa sedikit Lega dan siap melanjutkan hari hari baru menjadi istri ke Lima.

"Devina sudah jangan menangis sayang, bukannya ini hari pernikahan kamu seharusnya kamu bahagia " ujar Tania lembut

Masih terisak isak Devina mengusap Air mata di wajahnya kemudian menatap Farah dan Tania bergantian, senyum tulus di perlihatkan mereka berdua.  Belum pernah Devina lihat mereka berdua mengeluarkan ekspresi sedih sedari tadi,  bukankah seharusnya mereka bersedih karena suami mereka menikah lagi, sikap mereka terkesan sangat bahagia melihat suami mereka menikah lagi.  Dalam hati Devina membatin 'apakah suatu saat nanti aku harus seperti mereka jika Tuan Mikail menikah lagi? '

"Yasudah mbak sama mbak Tania keluar dulu yah, kamu istirahat saja dulu nanti mbak kesini lagi " ujar Farah seakan tahu jika Devina butuh waktu sendiri. Devina mengangguk pelan kemudian Farah dan Tania segera beranjak pergi meninggalkan kamar Devina.

Devina merasa seluruh tubuhnya lengket apalagi gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya membuat Devina merasa tidak nyaman. Devina butuh mandi untuk menyegarkan tubuh nya,  Devina mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang didominasi oleh warna putih, kamar mewah yang sangat elegan,  kemudian mata Devina tertuju pada pintu ber cat putih yang Devina yakini sebagai kamar mandi, tak butuh waktu lama Devina segera berjalan menuju kamar mandi dan berdecak kagum saat melihat kamar mandi yang begitu luas. Setelah itu Devina segera melepas gaun pengantin yang di pakai nya dan berjalan menuju Bathtub yang tersedia di kamar mandi,  mengisi airnya kemudian menambahkan sabun cair yang beraroma menenangkan.  Sepertinya berendam sejenak akan membuat fikiran Devina terasa fresh.

Tbc

Istri ke 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang