Bab 06

24.9K 1.2K 9
                                    

Cerita ini jauh dari kata sempurna . Mohon maaf jika banyak kata yang salah atau beberapa adegan yang kurang tepat.  Mohon memberikan masukan kalian untuk cerita ini.

Hargai usaha penulis dengan memberikan vote serta Komentar  kalian tentang cerita ini.  Hatur nuhun..

                             ~Happy Reading~

  Devina terbangun saat merasakan sesuatu yang berat menimpa perutnya. Gadis cantik itu melenguh dan mencoba menyingkirkan apa saja yang menimpa perutnya.  Namun benda itu kembali lagi memeluk dirinya erat.

Devina membuka kedua matanya dan menyesuaikan matanya dari sinar lampu.  Devina melirik bagian bawah perut nya dan membelak saat melihat sebuah tangan kekar memeluk perutnya.

Dengan cepat Devina menoleh ke samping dan seketika nafasnya terasa sesak saat wajah tampan Mikail berjarak begitu dekat dengan wajahnya.

Mikail tertidur dengan nyenyak sambil memeluk Devina bagai guling.  Membuat Devina hanya bisa terbaring kaku.

Devina menelan ludah gugup dan kembali menghadap ke depan.

Semalam hal terakhir yang di ingat Devina saat dia dan Mikail menonton acara Televisi setelah itu Devina tidak ingat apa apa lagi. Mungkin Devina ketiduran.

Devina bernafas dengan pelan takut membangunkan Mikail.  Sambil mengatur jantung nya yang lagi lagi berdetak kencang Devina melirik jarum jam yang sudah menunjukan pukul 4 Dini hari.

Devina menggigit bibir bawahnya saat merasakan Mikail mempererat pelukannya.  Dapat Devina rasakan nafas teratur Mikail yang menerpan wajah bagian sampingnya.

Deg deg deg

Posisi yang cukup intim yang belum pernah Devina rasakan.  Sukses membuat jantung Devina berdetak kencang. 

"Aduh. Gimana ini! " Devina membatin merasa tidak nyaman akan posisi mereka saat ini.

Terutama untuk kesehatan jantungnya.
Devina menghela nafas dan menatap takut takut wajah Suaminya. 

Setelah itu Devina memberanikan diri menyingkirkan dengan hati hati tangan kekar Mikail yang memeluk tubuhnya.

Sambil menggigit bibirnya. takut jika Mikail terbangun akhirnya Devina bisa terlepas daru pelukan menyesakan Mikail.

Devina menghela nafas lega dan dengan hati hati beranjak menuruni kasurnya.
Sambil sesekali menoleh kebelakang Devina berjalan pelan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

***

Mikail mengerjapkan matanya.  Tangannya meraba bagian sisi ranjangnya yang terasa kosong. 

Membuka matanya.  Mikail memijat pelan keningnya.  Matanya meneliti sekeliling ruangan berharap menemukan keberadaan sosok Istri kecilnya.

"Kemana dia? " gumam Mikail saat tak menemukan keberadaan Devina.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka. Devina keluar dari kamar mandi dengan wajah basah sehabis berwudhu.

Matanya seketika bertatapan dengan mata Suaminya yang duduk di atas ranjang. Devina mencengkram erat handuk yang dia gunakan untuk menutupi kepalanya.

Dengan menundukan kepalanya Devina berjalan ke sisi ranjang dimana dia menyimpan mukena.  Adzan shubuh terdengar Devina segera menggelar sejadah berniat menunaikai ibadah shalat Shubuh sebelum ucapan Mikail membuatnya menghentikan gerakannya memakai Mukena.

"Tunggu sebentar.  Kita shalat shubuh berjama'ah,  saya ambil wudhu dahulu! "  setelah berkata seperti itu Mikail dengan cepat beranjak menuju kamar mandi mengambil Wudhu.

  Devina tertegun.  Entah mengapa hatinya merasa bahagia saat menjalankan ibadah shalat berjama'ah dengan Suaminya.  Perasaannya sangat nyaman,  rasa nyaman yang membuatnya menumbuhkan sedikit rasa kagum pada Mikail.

Setelah selesai menunaikan ibadah shalat shubuh berjama'ah.  Pukul setengah 6 pagi Mikail meminta Devina bersiap siap.

"Memangnya mau kemana? " tanya Devina saat Mikail memintanya memakai pakaian olahraga.

"Kita ke Taman kota.  !" Mikail menjawab singkat

Devina mengangguk dan melaksanakan perintah Mikail.  Setelan olahraga berwarna merah muda menjadi pilihannya.  Devina terlihat cantik dengan jilbab putih bercorak pink senada dengan pakaian yang di kenakannya.

"Ayo " Mikail meraih tangan Devina menggenggamnya hangat di sepanjang koridor Hotel. 

Devina melirik tangan nya yang di genggam oleh Mikail.  Senyum tersungging di wajahnya saat merasa kehangatan yang di berikan Mikail membuat hatinya nyaman.

Kepalanya mendongak menatap wajah Suaminya dari samping.  Merasa di perhatikan Mikail balik menatap Devina. Mereka bertatapan selama seperkian detik.

Mereka memasuki Lift dan menekan tombol 0 yang akan membawanya menuju Basement.  Perlu waktu setengah jam untuk mencapai Taman Kota.  Mikail melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang. Sedang Devina duduk di sampingnya dengan senyum tersungging di wajahnya yang manis.

Pagi ini hatinya terasa sangat bahagia.  Sikap manis Mikail membuatnya berbunga bunga.  Melupakan Fakta bahwa Mikail bukan miliknya seorang.

***

  Mereka telah sampai di Taman kota.  Mikail memarkirkan mobilnya di tempat yang sudah di sediakan.

  Mungkin karena hari libur banyak orang yang berkunjung ke Taman Kota untuk sekedar berolahraga melepaskan penat selama bekerja.

Devina turun dari mobil yang langsung di sambut angin sejuk di pagi hari yang membuatnya menghela nafas senang.

" ayo " Mikail kembali mengenggam tangan Devina dan mengajaknya berjalan santai mengelilingi indahnya Taman yang dihiasi bunga berwarna warni.  Serta Air mancur yang terlihat di tengah Taman.

Mereka duduk di bawah pohon setelah puas mengelilingi taman.

"Indah nya " guman Devina menatap takjub keindahan yang tersaji di sini.

"Suka? " tanya Mikail

"Iya. " Devina tersenyum manis

 
Devina menyipit saat matanya menangkap pemandangan sepasang manusia yang sedang bermesraan.

Pipinya tersipu saat si laki laki mencium mesra kening si perempuan.

Mikail mengikuti arah pandang Devina.
"Jangan di lihat " Mikail menarik wajah Devina agar melihatnya.

"E'eh " Wajahnya makin merona saat dipergoki Mikail melihat orang berpacaran.

" cantik " Mikail bergumam pelan namun masih tertangkap oleh pendengaran Devina.

"Ya? "

"Bunga nya cantik " lanjut Mikail.  Matanya menatap kumpulan bunga Mawar di belakang Devina.

"A'ah bunga ya "

Mikail tersenyum tipis setelah itu memetik pendek bunga yang tadi di lihatnya.
Menghirup pelan aroma Wangi bunga itu.  Setelah itu tanpa di sangka sangka Mikail menyelipkannya di balik jilbab Devina.

"Beautiful wife " ujarnya pelan

"U'um Mas ngomong apa? "  kernyitan samar di dahinya tak tahu arti ucapan yang di katakan Suaminya.

Next Bab 07

Istri ke 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang