Bab 11

22.7K 1.1K 58
                                    

***

Suasana tegang menyambut kedatangan Devina saat memasuki rumah. Gadis itu menutup pintu dengan pelan dan menatap bingung pada semua orang yang duduk berkumpul di ruang tamu.

Devina menatap ke empat Mbak nya dan menyadari mereka semua duduk dengan tegang. Matanya beralih menatap Silvi yang berwajah kusut serta mata sembab seperti habis mengangis.

"Dari mana saja kamu? " suara bernada dingin itu begitu menusuk. Devina menoleh dan beradu pandang dengan mata Mikail yang menatapnya tajam.

Devina menelan ludahnya takut.
Sangat jelas terlihat jika saat ini Suaminya itu sedang menahan amarah. Devina menghela nafas bersiap menerima kemarahan Mikail yang membuatnya trauma.

"Duduk " perintah Mikail

Tanpa membantah Devina duduk di sofa yang masih kosong.

"Kau pasti begitu gembira menghabiskan waktumu dengan pria muda di kebun huh. " ucapan yang tentunya ditunjukan untuk Devina membuat gadis itu tertegun dan menatap balik mata Suaminya.

"Apa maksudnya? " tanya Devina dengan kernyitan samar di dahinya.

Mikail tersenyum sinis dan menatap Devina rendah " kau begitu haus Kasih sayang sehingga lupa waktu dan menghabiskan waktumu dengan Revano. Apa masih kurang jelas! "

"Jangan asal menuduh! " Devina berseru marah tidak terima dengan tuduhan suaminya yang begitu melukai hatinya.

"Devina jaga bicaramu. !" bentak Farah membuat Devina tersentak dan menatap Farah bingung.

Farah menatap Devina tajam " jangan tinggikan suaramu jika berbicara dengan Suamimu. Bersikap hormatlah dan tahu batasanmu "

Devina merasa matanya berkaca kaca dan dia melihat semua orang yang menatap nya seolah ia telah melakukan kesalahan besar.

"Tapi Devina tidak seperti yang di tuduhkan Mas Mikail Mbak " jawba Devina dengan suara bergetar.

"Jangan banyak alasan. Jelas jelas kami melihat kamu berduaan dengan Revano! " Intan berujar menatap Devina menghakimi.

"Tapi itu tidak seperti yang kalian fikirkan. Devina tidak melakukan apapun dengan Revano! "

"Kau sungguh menjijikan Devina. Ingat status mu sebelum menikah dengan Mas Mikail " ucapan Intan sungguh membuat Devina sedih. Gadis itu menatap tak percaya pada semua orang yang memojokkannya termasuk Farah yang selama ini selalu dekat dengan Devina.

"Intan. Jaga bicaramu! " desis Mikail membuat Intan bungkam.

Devina tersenyum sedih. Menatap Semua orang dengan matanya yang berkaca kaca. " Devina sadar diri. Siapa Devina, tapi untuk melakukan hal menjijikan seperti yang kalian tuduhkan. Devina gak pernah melakukannya. Devina terlalu terlena dengan kebaikan kalian semua, sehingga saat kalian memperlakukan Devina seperti ini hati Devina sangat sakit. " Devina terisak dan dengan cepat berlari menuju kamarnya.

***

Brakk

Devina menutup pintu kamar dan langsung menangis keras terduduk di lantai kamarnya.

"Hiks hiks. Astagfirullah haladzim " Devina memukul mukul dadanya yang terasa sakit. Tak habis fikir mengapa mereka semua berubah jahat seperti itu. Padahal seharusnya Devina yang marah karena perbuatan mereka yang diluar batas.

Pintu kamar terbuka dan menampakan sosok Mikail.

Mikail berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Devina " maafkan saya " Devina mendongkan menatap Suaminya dengan wajah berurai air mata.

"Jika ingin menyakiti. Mas tidak perlu meminta maaf " Devina berkata lirih.

"Lain kali jangan berdekatan dengan Revano "

"Apa salahnya? "

"Devina. Jangan membantah! "

"Devina ingin meluruskan semuanya " Devina menghela nafas memberanikan diri mengatakan apa yang ada di hatinya.

Devina mendongkak dan menatap Mikail yang berdiri menjulang tinggi di atasnya. Setelah itu Devina berdiri tanpa melepaskan kontak mata dengan Mikail.

"Apa tujuan Mas menikahi Devina? "Tanyanya dengan suara bergetar.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? " bukannya menjawab Mikail malah balik bertanya dengan nada dingin.

"Karna Devina ingin kebenaran. Jika Mas menikahi Devina hanya karena keturunan atau pelampiasan setidaknya Devina akan bersiap siap untuk memperingatkan hati Devina agar tidak -" Devina tidak melanjutkan ucapannya. Hatinya sedikit ragu saat ingin meneruskannya.

"Agar tidak apa Devina? "

" lupakan. Sekarang Mas jawab saja pertanyaan Devina. Untuk apa Mas menikahi Devina? " Devina mencoba mengalihkan pembicaraan.

Mikail tersenyum sinis " mengalihkan pembicaraan eh? "

Devina menelan ludah dan menundukan matanya menolak bertatapan dengan Suaminya.

"Jawab saja! "

"Kau ingin tahu? " Mikail melangkah menghapus jarak nya dengan Devina. "I love you " Mikail berbisik tepat di telinga Devina. Yang seketika membuat jantuk Devina berdetak cepat.

"Pembohong! " Devina berucap dengan bibir bergetar. Gadis itu mundur dan menatap Mikail dengan nyalang, merasa di permainkan " jangan mengatakan kata itu jika hanya untuk mempermainkan Devina! "

"Saya tidak pernah mempermainkanmu "

"Lalu. Mengapa Mas mengatakan hal seperti itu? "

"Karna saya mencintaimu Devina. Itulah alasan saya menikahimu! "

"TAPI DEVINA GAK MAU DI MADU! " Devina terdiam setelah berteriak seperti itu. Demi allah Devina tidak bermaksud ingin berucap seperti itu. Namun karena merasa Mikail mempermainkannya dengan kata Cinta Devina tidak bisa mengontrol ucapannya.

Rahang Mikail mengeras dan mata pria itu menatap dingin Devina " jadi kau ingin saya menceraikan ke empat istri saya? " desis Mikail " itu maumu Devina? "

"Devina gak mau jadi salah satu wanita yang menunggu giliran di setubuhi suaminya. Demi allah Devina gak mau! " Devina terisak dan menutup wajahnya dengan kedua tangan mungilnya.

"Intinya kau hanya ingin jadi satu satunya bukan? "Mikail kembali bertanya. Seolah tak terpengaruh oleh tangisan Devina.

"baiklah. Keinginanmu akan saya kabulkan "

"Saya akan menceraikan ke empat istri saya yang lain. " setelah mengatakan hal itu Mikail berbalik dan pergi meninggalkan kamar Devina.

"Hiks.. Hiks.. "

Devina menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka dan menemukan Farah yang menatapnya kecewa dengan berurai air mata.

"Mbak " Devina berucap lirih menatap Farah dengan pandangan minta maaf. Farah menggelengkan kepanya dan berlalu pergi meninggalkan kamar Devina.

"Devina jahat " ucapnya pada dirinya sendiri.

***

Next Bab 12

Saya tahu pasti kalian akan mencak mencak pas baca Bab ini. 😁😁 mana pendek lagi..

Wassalam.

Istri ke 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang