Bab 14

24.3K 1.1K 84
                                    

***

" kenapa tidak memakan makananmu? " suara tegas dengan nada sedikit marah itu berhasil menyentak Devina dari lamunannya.

Devina menoleh takut takut dan menemukan Mikail berdiri menjulang di belakang nya dengan alis bertaut.  "Masuk dan habiskan makananmu! " perintah Mikail tegas seolah menegaskan bahwa perintahnya mutlak tak bisa di bantah.

Devina menghela nafas dan berjalan menghampiri Mikail. Mikail menyingkir memberikan Devina jalan masuk ke kamarnya. Setelah itu berjalan menghampiri Devina yang duduk di ujung ranjang menjauhi nampan makanan.

"Makan Devina! " dingin.  Nada suara Mikail yang selalu dingin belum membuat Devina terbiasa.

Dengan enggan Devina bergeser mendekati nampan makanan yang tersimpan di atas nakas dan meraih mangkuk sup kemudian mengernyitkan hidungnya saat aroma sup yang gurih tercium dan membuatnya mual.

"Ada apa? " Mikail bertanya setelah melihat ekspresi Devina yang seperti menahan mual.

Devina menatap Mikail dan menggelengkan kepalanya.  Raut wajah Mikail yang dingin membuatnya ragu saat akan menyampaikan keinginannya.

"Cepat makan! "

"Iya mas " jawab Devina pelan.  Setelah itu mengambil sesendok sup dan memakannya. Devina mengunyah nya pelan dan seketika dorongan untuk memuntahkan kembali makanan itu membuat Devina seketika membekap mulutnya dengan tangan.

Devina menyimpan kembali mangkuk sup di atas nampan dan menggelengkan kepalanya.  Dirinya benar benar tidak bisa memakan makanan itu atau dia akan kembali memuntahkannya.

"Tidak bisa. Devina mual " Ucap Devina lirih menatap Mikail dengan sorot memohon. Untuk tidak memaksa Devina memakan makanan itu.

Mikail menghela nafas dan melembutkan ekspresi wajahnya melihat raut wajah Devina yang menyedihkan.

"Ingin makan apa? " tanya Mikail sedikit lembut.

Devina menggigit bibirnya.  Saat ini sesuatu menari nari dalam fikirannya mendengar tawaran Mikail. Devina membayangkan melihat Mikail memasak makanan langsung untuknya dan menyuapi nya makan. Tapi.

Devina kembali melihat wajah Mikail dan seketika menelan ludahnya gugup saat wajah dingin itu menatap nya intens menunggu jawaban akan tawaran Nya tadi.

Devina meremas tangannya gugup " um, anu-" demi allah Devina sangat ragu untuk mengatakan isi hati dan keinginannya pada Mikail.  Namun Devina sangat sangat menginginkannya.

Setelah sebelumnya membaca bismillah dalam hati Devina mengatakan keinginannya yang langsung membuat Mikail mengernyitkan dahi .

Devina menunduk takut saat Mikail masih bergeming tanpa menuruti keinginan Devina yang dengan susah payah Devina utarakan.

"Ta, tapi kalo mas gak mau juga gak papa. Devina-"

"Kamu ingin saya memasak apa? " pertanyaan Mikail sukses membuat nya terperanjat dan mendongkak cepat menatap Suaminya itu.

"Tteokpokki! "

Mikail mengernyitkan dahinya saat kalimat yang baru saja di dengarnya itu meluncur dari bibir mungil Devina.

"Apa?"

"Itu makanan khas korea Mas.  Devina ingin makan itu! " kata Devina dengan suara yang sedikit manja.

Mikail menghela nafas " baiklah. Kita ke dapur sekarang " setelah itu Mikail menuntun Devina menuju dapur rumahnya.  Dengan senyum manis yang terus mengembang di bibir Devina.

Istri ke 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang