Bab 03

27.7K 1.3K 13
                                    

Dont copy or plagiat
Yang gak suka cukup jangan di baca.


Hargai kerja keras penulis dengan memberikan Vote serta komentar kalian tentan cerita ini, karna Vote dan komentar kalian sangat membantu untuk saya agar semangat melanjutkan Cerita ini.

Happy Reading

Setelah penolakan yang Devina lakukan malam itu. Mikail tidak pernah sekalipun mengunjungi kamarnya lagi, Ditambah sikap nya yang seolah menganggap Devina tidak ada. saat sedang berkumpul dengan para istrinya pun Mikail tidak pernah menghiraukan keberadaan Devina, Devina sedih dan merasa keberadaannya tidak di inginkan.

Sudah hampir 1 minggu hal itu terjadi. Membuat Devina merasa seperti burung yang terkurung di sangkar emas, Mikail memang mencukupi semua kebutuhan Devina dari mulai pakaian, perhiasan ,tas, sepatu dan lain lain. Namun apa gunanya semua itu jika Devina sama sekali tidak merasa bahagia.

Devina berdiri di atas balkon kamarnya. Menikmati semilir angin di sore hari serta menatap kosong hamparan kebun teh yang luas. Melamun seperti ini sudah menjadi kebiasaan rutin Devina setelah menjadi istri Tuan Mikail, tak ada kegiatan yang bisa Devina lakukan apalagi Devina tidak di izinkan keluar dari rumah walaupun itu ke rumah orang tuanya.

Di rumah megah ini Devina lebih dekat dengan Farah istri pertama Tuan Mikail, sosoknya yang lembut dan baik hati membuat Devina nyaman dan sudah menganggapnya sebagai kakak perempuan yang tidak Devina miliki. Adapun istri Tuan Mikail yang lainnya mereka juga baik namun entah mengapa Devina lebih nyaman saat bersama Farah.

Menghela nafas pelan, setelah itu Devina masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu balkon.

Tok tok tok

Bertepatan dengan itu Seseorang mengetuk pintu kamarnya setelah itu pintu kamar terbuka dan menampakan Farah yang tersenyum menyapanya. Devina tersenyum kecil kemudian berjalan menghampiri Farah.

"Mbak ganggu yah?" tanya Farah

Devina menggelengkan kepalanya " enggak kok mbak" jawab nya

Farah tersenyum kemudian duduk di atas ranjang Devina " sini duduk" Farah menepuk tempat kosong di sampingnya.

Tanpa membantah Devina duduk di samping Farah. " Mbak mau bicara sama kamu"

"Mbak lihat hubungan kamu dan Mas Mikail tidak ada kemajuan sama sekali, seharusnya sebagai pengantin baru kalian bisa menikmati waktu berdua, maka dari itu mbak ingin kamu di Mas Mikail pergi berbulan madu"

"Ta.. Tapi mbak -"

"Mas Mikail sudah setuju dengan usulan Mbak, jadi besok pagi kamu harus siap siap karna besok kalian akan pergi Bulan madu ke -" farah menggantungkan ucapannya tersenyum manis menatap Devina "Bali "

"Apa? " Devina terkejut. Tentu saja dia tidak pernah berfikir akan berbulan madu apalagi dengan hubungan mereka yang seperti ini, ke Bali, dan hanya berdua saja dengan Mikail yang. Oh ayolah Devina tidak perlu mengatakanya lagi kan.

"Nanti malam mbak bantuin packing baju kamu ya" ucap Farah

Devina tidak menjawab terlalu sibuk dengan fikirannya.


***

Seperti yang di janjikan Farah. malam ini dia membantu menyiapkan keperluan Devina untuk pergi Bulan madu, Setelah selesai mereka duduk berkumpul dengan istri istri yang lain di Ruang keluarga, sambil menonton acara Televisi swasta yang menayangkan acara Talkshow.

Mikail duduk di single Sofa terlihat serius memainkan ponselnya sambil sesekali mengernyitkan dahinya. Sedangkan Silvi, Tania dan Intan terlihat sedang terlibat pembicaraan seputar sinetron kesukaan mereka, Devina duduk di Sofa dekat Farah.
Sambil sesekali mencuri pandang ke arah Suaminya yang duduk tepat dihadapannya dengan hanya di batasi meja kaca.

" Intan kamu sudah siapkan keperluan Mas mikail untuk besok bukan" tanya Farah

"Sudah Mbak" jawab Intan

"Mas " Farah memanggil suaminya, " lebih baik Mas istirahat besok kan Mas berangkat pagi" ujar Farah mengingatkan Suaminya.

"Devina kamu juga" lanjut Farah menoleh menatap Devina.

"Iya mbak " jawab Devina pelan

"Memang bulan madu nya mau kemana Mbak? " tanya Silvi pada Farah

"Ke Jakarta, nanti di sana nginep di Hotel sekalian pantau perusahaan juga "

" Oh, " silvi menganggukan kepalanya mengerti " Silvi boleh ikut gak? "

"Ngapain Sil" Tania bertanya

" yah pengen aja mbak, lagian dulu aku gak pernah di ajak Bulan mad-"

"Aw" Silvi mengaduh saat Tania mencubit pahanya " sakit Mbak "

kamu ikut tapi di bagasi " Intan menyahut sambil menahan tawanya

"Memangnya Aku koper di simpen ke bagasi" Silvi cemberut menatap kesal Intan. Kemudian Silvi menoleh menatap Suaminya dengan pandangan memohon " Mas Silvi ikut yah " mohon Silvi menangkupkan tangannya.

"Silvi " tegur Farah

"Boleh ya Mas " tanpa menghiraukan teguran Farah Silvi terus memohon pada Suaminya agar diizinkan ikut pergi Bulan madu.

"Mas sudah jangan hiraukan Silvi, lebih baik mas istirahat " ucap Farah

"Packing barang barang kamu, besok kita berangkat pagi" Mikail beranjak dari duduknya setelah memberi jawaban atas permohonan Silvi. Yang langsung membuat Silvi tersenyum bahagia.

"Mas " Farah menghela nafas saat melihat Suaminya pergi kemudian menatap tajam pada Silvi " Silvi kamu apa apaan sih "

"Aku hanya ingin ikut mbak, lagi pula di sana aku gak akan mengganggu mas Mikail dan Devina "

"Tapi ini acara Bulan madu Devina, gak seharusnya kamu ikut Sil, " Farah mencoba menasehati Silvi

"Ah, sudahlah mbak yang penting kan Mas mikail sudah mengizinkan ku ikut, jadi gak ada masalah. Sudah ya aku mau packing baju dulu " setelah itu Silvi pergi menuju kamarnya dengan senyum bahagia.

Sedangkan Devina, hatinya mencelos saat Mikail tanpa berfiikir panjang mengizinkan Silvi ikut pergi Bulan madu yang seharusnya hanya untuk Devina dan Mikail. Devina mencoba tersenyum saat Farah mengusap bahunya lembut, Tania dan Intan menatap sedih Devina yang mencoba baik baik saja atas sikap Mikail.

***


"Mas kenapa mengizinkan Silvi ikut? " tanya Farah begitu melihat Suaminya baru saja keluar dari kamar mandi di kamarnya.

Dengan menggunakan jubah tidurnya Mikail berjalan menuju ranjang dan duduk disnana " ada yang salah? " Mikail malah balik bertanya dengan menatap Farah dingin

Farah menghela Nafas lelah dengan Sikap Mikail yang dingin dan Acuh " ya jelas ada dong Mas, ini itu Acara Bulan madu kamu sama Devina tidak seharusnya Mas mengajak Silvi. Apalagi dia selalu bersikap berlebihan sama Mas "

"Itu wajar Farah, Silvi itu istri saya "

"Dan Devina juga istri Mas kalau mas lupa"

Mikail mendengus " sudahlah saya mau istirahat" setelah itu mikail berbaring dan memejamkan matanya.

"Astagfirullah mas "

Next Bab 04

Istri ke 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang