Bab 04

26.1K 1.1K 10
                                    

Dont Copy Or plagiat
Yang gak suka cukup jangan baca.

Hargai kerja keras Penulis dengan memberikan Vote serta komentar kalian tentang cerita ini.

Happy Reading

Devina bergerak gelisah di atas tempat tidurnya akibat hujan deras di sertai suara guntur yang membuatnya ketakutan dan tidak bisa tidur. Waktu sudah menunjukan pukul 12 malam, namun Devina tidak dapat memejamkan matanya barang sedikitpun.

Lampu kamarnya sengaja Devina hidupkan. Sedikit membantu mengurangi rasa takut Devina akibat suara hujan diluar sana.

Devina duduk dan menghela nafas " jika begini terus aku gak akan tidur " gumamnya pelan

Lalu Devina beranjak turun dari ranjangnya, dan berjalan keluar. Suasana diluar kamar tidak jauh berbeda, tidak ada siapapun yang masih terjaga mungkin karena sudah tengah malam dan semua orang dirumah ini sudah tertidur.

Devina berjalan menuju dapur setelah itu membuka Kulkas, matanya menilik satu persatu makanan yang ada di dalam Kulkas. Devina melihat sebotol susu sapi plain dan mengambilnya, lalu mengambil panci berniat menghangatkan susu tersebut.

Kebiasaan Devina suka meminum susu Sapi plain hangat jika dirinya tidak bisa tidur. Setelah cukup panas Devina memindahkan Susu itu ke dalam gelas, meniup nya berkali kali agar Susu bisa segera ia minum.

"Ah, segarnya " Devina mendesah puas setelah meminum beberapa teguk Susu sapi nya.

Meminum susu sapi hangat bisa membuat Devina merasa tenang.

Srekkk

Devina tersentak saat mendengar suara dari arah pintu dapur. Kepalanya menoleh ke arah suara itu berasal dan tak menemukan siapa siapa di sana.

Devina mengernyitkan dahinya "Aneh " Batin nya menatap pintu dapur yang sedikit terbuka padahal tadi pintu dapur itu terbuka cukup lebar.

Devina mengedikan bahunya dan kembali meminum susu sapinya, "mungkin karena angin " fikirnya saat itu.

Orang itu menghembuskan nafasnya lega dan kembali masuk kedalam kamarnya. Senyum tersungging di bibirnya saat menatap flasdisk di tangannya yang berhasil dia dapatkan.

*

**

***

"Mas yakin mau ngajak Silvi? " tanya Farah untuk yang kesekian kalinya. Memastikan bahwa Suaminya akan merubah keputusannya mengajak Silvi ikut pergi Bulan madu ke Jakarta bersama Devina.

Mikail menghela nafas dan menatap Farah tajam "Farah, berhentilah bertanya! "

"Tapi mas, mas harus sadar bahwa hal itu akan menyakiti Devina " jawab Farah tanpa terpengaruh tatapan tajam Suaminya

"Sudahlah saya tidak mau membahas apapun lagi Farah " Mikail memalingkan wajahnya. Enggan membahas hal ini terus menerus. Namun bukan Farah namanya jika menyerah begitu saja menghadapi sikap Suaminya yang seolah baru pertama kali berinteraksi dengan wanita.

"Mas hal ini perlu di bahas, mas gak bisa bersikap seperti ini terus pada Devina, menjauhi Devina bukanlah solusi yang tepat Mas "

" lalu apa yang harus saya lakukan Farah? Bahkan gadis itu menolak saya saat saya akan menyentuhnya di malam itu, hal itu membuktikan bahwa Devina tidak sudi menikah dengan saya "

Istri ke 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang