Eyes, Nose, Lips

1.8K 127 14
                                    

"Aku sedang mengandung anak Taehyung.."

"Mwo?!" aku hampir berteriak dan langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri.

"Eonnie.."

"Bagaimana bisa?!" aku mengernyit sambil mengerutkan alis dengan muka panik.

"Taehyung melakukannya dan ia... Langsung mengeluarkan sepenuhnya didalam." Ahra berkata lalu menunduk.

"Apakah Eunbi tau?"

"Aku harap tidak."

"Kalian masih terlalu muda untuk-"

Braak!

Suara dobrakan pintu yang keras mengagetkan kami berdua. Ahra langsung menolehkan kepalanya kebelakang melihat pemilik yang mendobrak pintu itu karena posisi tubuhnya menghadap ke belakang.

Sedangkan aku, langsung bisa melihat siapa yang mendobrak pintu itu keras.

Dengan nafas tersengal-sengal Taehyung berkata menghampiri.

"Aku bisa jelaskan semua ini." ucap Taehyung menatapku memohon seakan tahu apa yang kami bicarakan.

"Sudah terlambat, aku sudah tahu semuanya dari Ahra." ucapku seraya berdiri berusaha menjajari tubuhnya dengan muka merah meredam emosi.

Kulihat Ahra hanya menunduk sambil memainkan jemarinya.

"Kau ceroboh Taehyung!" bentakku.

"A-aku tidak sengaja."

"Apanya yang tidak sengaja?! Apa kau gila huh? Kau harus bertanggung jawab Taehyung-ssi! Dan ingat, kau harus menyelesaikan masalah ini secara dewasa." ucapku kepada Taehyung dan langsung menatap Ahra yang sedang menunduk.

"Ahra, jangan khawatir. Aku akan membantumu."

Itu adalah tugasku. Bagaimanapun caranya, aku harus membantu Ahra karena itu adalah masalahku juga. Aku tidak mau hubunganku dengan Eunbi hancur begitu sudah karena ulah sepupuku dan sepupunya.

"Aku harus bagaimana?" ucap Taehyung sambil memijat kepalanya memutar menunduk kebawah.

"Pikirkan dengan dewasa Tehyung-ssi!" ucapku yang langsung menarik Ahra keluar dari ruangan itu.

Saat sudah keluar, Ahra menghentikkan langkahnya dan berkata,

"Eonnie... Jeongmal mianhaeyo... Aku tidak bermaksud untuk membuatmu repot seperti ini... Aku hanya tidak tahu untuk meminta tolong kepada siapa lagi."

"Tidak apa-apa, kita akan memikirkannya lagi nanti. Kita cari solusi terbaik berfikir dengan kepala dingin."

Ahra hanya tersenyum mendengar perkataanku.

"Eonnie aku akan pulang lebih dulu,apakah tidak apa-apa?"

"Gwenchana, kebetulan rumahku tidak jauh dari sekolah ini, hanya butuh waktu lima belas menit untuk berjalan kaki."

"Ah ne arasseo, jal gayo."

Kulihat punggung Ahra yang semakin menjauh sambil melamun memikirkan apa yang harus kulakukan.

Tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkanku dari belakang. Aku bukan kaget karena teriakannya atau sentuhan keras layaknya seperti orang yang mengagetkan.

Tapi ia mengagetkanku dengan merangkul tangannya dipinggangku. Menyandarkan kepalanya dibahuku. Berbisik tepat di telingaku.

"Ada sesuatu yang harus aku beritahu padamu."

Hold Me Tight 잡아줘 [민윤기]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang