6 - Promise

12.7K 735 34
                                    

"Ini pertama kalinya kan kita ngobrol?" Ana mengulas senyum keibuannya pada seorang remaja lelaki yang duduk di sisi ranjang. "Maaf..."

Azka mendongak, ia melihat senyum bersalah yang di tunjukan padanya. "Nggak masalah, Tante."

"Dan terimakasih," timpal Ana lagi, kali ini senyumnya jauh lebih lebar.

Andai saja Azka memiliki kuasa untuk menolak semua ini, pasti dia akan menolaknya. Tapi rasa bersalah tiba-tiba menyerbu perasaannya, senyum itu pasti hilang kalau Azka menolak secara langsung pada mamanya Icha. Ada sebuah rahasia yang papa dan tante Ana sembunyikan darinya, itu yang sampai saat ini Azka yakini, entah apa itu, karena menurut Azka, papanya tidak mungkin begitu saja menikahkan mereka tanpa sebuah alasan yang tidak dia ketahui. Apalagi mereka masih sangat muda. Terlalu klise jika karena itu keinginan terakhir tante Ana sebelum meninggal.

"Tante tahu, keputusan ini menyakiti kamu. Tapi Tante begitu yakin bahwa kamu bisa membahagiakan Icha."

Azka masih diam. Dia hanya tidak tahu mau menjawab apa?! Dia kesini karena papa yang memintanya, karena tante Ana yang ingin bicara padanya secara pribadi.

Ana tahu bahwa Azka mungkin terpaksa menyetujui pernikahan ini. Bisa di lihat dari reaksinya yang sejak tadi diam saja.

"Tante ingin kamu berjanji..," Azka menatap wajah sayu tante Ana yang menunggu jawabannya.

Azka mengangguk sampai Ana kembali mengulas senyum.

Mereka bilang, cinta itu buta padahal mata mereka melihat. Sebab mereka melihat bukan dengan mata tapi dengan hati. Mereka seakan menyangkal apa yang di lihatnya karena hati tidak  menyetujui apa yang di lihatnya. Mungkin itulah yang di maksud dari cinta buta. Bukan buta matanya, tapi buta akan hati yang masih percaya dengan cintanya.

                                    •••

"Kenapa harus di nikahin sih, Mbak? Kan ada kami yang jagain Icha."

Sarah duduk sambil menggengam jemari Ana lembut, suaminya sedang menunggu di luar, karena Sarah melarang pria itu masuk dan berakhir dengan meluapkan emosinya pada mantan istrinya, dan membuat semuanya menjadi kacau.

"Karena hanya dengan cara ini Icha bisa dekat dengan papa kandungnya."

Jawaban Ana membuat Sarah sedikit tercenung untuk sekedar memikirkannya. Jadi karena itu?

"Icha udah tahu, Mbak? Dan mas Wanda gimana?"

"Icha belum tahu, makanya aku milih jalan ini. Dan mas Wanda sudah tahu karena aku yang memberitahunya."

"Tapi Mbak, kenapa mesti di nikahin sama Azka sih? Nggak ada cara lain, seperti kasih tahu juga ke Icha nya?! Meskipun mereka bukan saudara kandung, tapi mereka kan saudara tiri, Mbak."

Ana menghela nafasnya berat, "Iya aku tahu. Keputusanku memang sedikit egois. Aku menikahkan keduanya bukan tanpa alasan."

Ana melihat Sarah mengrenyitkan dahinya kebingungan.

"Icha menyukai Azka, itulah kenapa aku ingin mereka menikah."

"Hanya itu?" Tanya Sarah tidak yakin.

"Iya, hanya itu. Kamu pasti tahu, gimana inginnya aku mengabulkan impian Icha."

"Tapi mereka masih sangat muda, Mbak! Rasa-rasanya untuk membangun rumah tangga itu sulit di percaya. Mbak tahu kan, pernikahan bukan melulu tentang cinta, tapi tentang saling mengerti dan memahami serta menerima kekurangan juga kelebihan masing-masing. Mereka masih sangat muda untuk menjalani perkawinan," tutur Sarah mengingatkan.

"Mereka hanya akan di nikahkan, Sarah. Saat ini memang belum saatnya untuk mereka menjalani pernikahan seperti pada umumnya. Mungkin bisa di bilang mereka pacaran namun dalam ikatan yang sah. Ya, aku tahu...sulit di percaya memang, tapi aku ingin Icha bahagia," balas Ana.

Akibat Pernikahan Dini (The Secret Wedding)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang