9 - Kecewa

14.9K 882 113
                                    

Maaf ya updatenya lama... in sha Allah di lanjut kok, cuma kalian mesti sabar nunggu aja hehehe

                                     •••

"Berangkat bareng gue!" Azka menyodorkan helm pada Icha yang tercengang mendengarnya. Kepala gadis itu sempat celingukan karena bingung, takut bukan dia yang di maksud oleh Azka, ekspresinya masih terkejut.

Pagi itu, Icha berniat naik angkot dan berjalan dari komplek rumah sampai ke jalan raya, namun gadis itu di kejutkan oleh Azka yang tiba-tiba menghentikan sepeda motornya.

"Ta-tapi kan.."

"Cuma sampe halte deket sekolah. Nggak usah khawatir, gue masih inget kok kalo kita masih," jelas cowok itu sambil mengangguk.

"Iya!" jawab Icha keras, membuat Azka terperanjat kaget. "Ayo..." cepat-cepat Azka menaiki motornya ketika melihat Icha sudah selesai memakai helm dan memberikan kedipan genit padanya.

Motor melaju dengan kecepatan sedang. Di perjalanan Icha terus tersenyum dengan hati berbunga-bunga. Entah apa yang membuat Azka mau mengajaknya berangkat bersama, tapi yang pasti...saat ini, Icha tidak mau ambil pusing.

Jika boleh berharap, Icha ingin Azka terus  seperti ini. Berharap waktu dapat merubah segalanya menjadi lebih baik, meski dia tahu, bahwa semua membutuhkan proses.

Sementara Azka, meski tak menunjukan banyak emosi seperti Icha, tapi cowok itu tampak mengulas senyum tipis yang tak di ketahui oleh siapapun. Dan hanya dia dan Tuhan yang tahu apa yang tengah berada di dalam otaknya.

Jika Tuhan sudah menentukan garis takdir kita, siapapun tidak dapat mengubahnya, apalagi menghapusnya. Kamu dan aku, jika Tuhan sudah berkehendak, maka siapapun, entah siapa dia, tidak dapat memisahkan kita.

Deru mesin motor berhenti tepat di halte yang tidak jauh dari sekolah mereka berdua. Halte yang biasanya ramai oleh anak-anak sekolah, sekarang nampak sepi, seakan mereka sedang di beri keberuntungan saat ini.

"Nanti pulang sekolah, mau kemana?" tanya Azka sambil menerima uluran helm dari Icha.

"Nggak tahu, kenapa?" Icha balik bertanya dengan tangan yang bergerak menyisir rambut yang di gerai.

"Kalo mau, kita bisa pulang bareng..."

"Serius?"

"Iya, itu pun kalo lo ngga keberatan."

"Icha mau kok, Kak. Yaudah, nanti Kak Azka sms-in aja tempat dimana kita ketemu biar nggak ketauan."

"Oke..."

Setelah mengangguk, Azka berlalu meningalkan Icha yang nampak tersenyum bahagia. Wajahnya berseri-seri dengan mata yang berbinar bahagia.

"Ternyata aku nggak salah jatuh cinta, duh jantungku, deg-deg seerrr..." Icha menggidik dengan tangan yang menyentuh dada, dimana jantungnya sedang berdegub kencang akibat ajakan Azka. Senyumnya masih terukir jelas di bibir gadis itu.

Belum sempat Icha melangkah, getar ponselnya membuat gadis itu tercenung saat membaca isi pesan dari seseorang.

'Jangan ganjen lo...abang nggak mungkin suka sama lo. Kak indah jauh lebih cantik dari elo'

Icha menipiskan bibirnya geram, alih-alih mendesis, gadis tersebut justru menarik nafas dalam demi menenangkan perasaannya.

                                  •••

Meski tak seterik siang kemarin, cuaca saat ini seakan mengikuti suasana hatinya yang sedang galau. Kaki kaki gadis itu melangkah menjauhi tempat yang sempat di janjikan Azka untuk bertemu dengannya. Setelah menunggu sekitar limabelas menit, Azka mengirimi pesan dengan mengatakan bahwa cowok itu tidak bisa menepati janji. Ada sebuah urusan katanya.

Akibat Pernikahan Dini (The Secret Wedding)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang