2 - Permintaan

16.5K 944 23
                                    

Aku hanya tau rasanya mencintai, tanpa tau bagaimana rasanya dicintai.

Icha nampak kebingungan ketika dia kembali dari kantin, papa sedang berpelukan bersama ibu tirinya. Terlihat menangis di pelukan mama Sarah. Kenapa sih? Pikiran itu memenuhi otak Icha, lalu dengan segera Icha menghampiri keduanya. Apa terjadi sesuatu? Pikir Icha kemudian.

"Papa kenapa?"

Keduanya menoleh, Papa terlihat menghapus airmatanya dan memaksa mengulas senyum yang justru nampak aneh bagi Icha. Kemudian mama pun melakukan hal yang sama.

"Icha.," panggil keduanya secara bersamaan.

"Papa nangis kenapa? Mama Ana gimana keadaannya, jangan bilang," Icha hendak bertanya lebih, namun kecemasannya terjawab oleh Sarah.

"Nggak kok sayang, mama Ana baik-baik aja." Sarah menjawab lembut sambil menghapus lelehan airmatanya.

"Icha, " Icha terkesiap saat tiba tiba papa memeluknya erat dan menangis. "Icha anak papa. Icha anak papa," Angga menggumamkan kalimat itu terus menerus sambil terisak di pelukan Icha yang kebingungan.

                                       ...

"Icha jangan pernah nyangka kalau papa nggak sayang sama Icha."

Kalau boleh jujur, saat ini Icha tidak bisa menahan rasa bahagianya. Meski dalam hati gadis itu kebingungan. Papa memang jarang sekali bicara dengannya, kesibukan papa sebagai Pengacara membuat waktu papa hanya sedikit bersama keluarganya. Mama Sarah dan Mama Ana selalu memberi pengertian padanya dulu.

"Papa sayang sama Icha, sama kayak papa sayang sama adik adik Icha. Liat ini," Angga membuka sebuah album foto yang di bawanya, yang membuat Icha tercengang adalah ketika ia melihat banyak sekali foto dia bersama papanya. "Dulu waktu Icha masih kecil, papa selalu mengabadikan momentnya. Asal Icha tahu, dulu papa yang adzanin Icha, papa yang cium Icha pertama kali sebelum mama."

Icha tidak tahu, sekarang hatinya merasa menghangat, bersamaan dengan matanya yang memanas. Inti dari pembicaraan ini adalah papa menyayanginya, itu cukup!!

"Papa sayang banget sama Icha, tapi Cha, Papa memang selalu sibuk, bukan menghindar. Dan papa memiliki sebuah alasan kenapa sekarang Papa bersikap seperti ini."

"Alasan apa, Pa? Jelasin ke Icha, biar Icha ngerti." mata bulat Icha menatap Papa penuh tanda tanya.

"Nggak, sayang. Kamu cuma perlu tahu satu hal, bahwa papa sangat menyayangi Icha, bahwa Papa mencintai Icha. Dan jangan pernah ragukan perasaan papa lagi. Icha sayang Papa kan?"

Icha mengangguk. Kemudian papa kembali memeluknya. Lalu mereka tertawa tawa sambil kembali bernostalgia dengan foto foto di album tersebut. Album foto yang tidak di ketahui oleh Icha sebelumnya.

...

"Mas, mau sampai kapan sih kita sembunyiin semuanya."

"Sampai saatnya tiba."

"Aku bukannya apa sih, cuma ngerasa kalau ini nggak adil buat Icha."

"Tapi kita udah di percaya sama Ana untuk menjaga semuanya, Ma. Kita nggak bisa gitu aja bilang semua sama Icha." Angga menghela nafasnya. "Biar ini jadi rahasia kita, ma. Dan biar waktu yang menjawabnya segalanya."

Sarah mengangguk.

•••

Annisa A. Ananda: Nay, hari ini gue seneng banget >.<

Anaya P. Pratama: Kenapa? Lo ketemu Azka ya?!

Annisa A. Ananda: Enggak keles, gue nggak ketemu dia :( ini bukan soal Azka. Tapi bokap gue..

Akibat Pernikahan Dini (The Secret Wedding)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang