Prolog
Hari masih terlalu gelap ketika matahari terlihat malu-malu untuk memunculkan dirinya. Udara terlalu basah akaibat hujan semalam. Walau seperti itu, terlihat seorang pemuda berambut jabrik bewarna kuning cerah berjalan dalam pagi yang belum sempurna itu. pemuda yang kita tahu bernama Namikaze Naruto itu berjalan pelan. Bukan karena sok keren seperti di film-film tapi jika ditelisik wajah tannya maka dapat disimpulkan bahwa sang Namikaze bungsu tersebut tengah menahan air mata yang sebebtar lagi akan terjun bebas. Hatinya terluka. Kepercayaanya telah dikhianati. Kesetiaannya dianggap angin belaka. Jika orang yang selama ini menjadi pahlawanmu ternyata tak lebih dari seorang bajingan, apa yang kamu rasakan? Sungguh, ia merasa dunia bukanlah tempat yang indah lagi. Sudut pandangnya pada dunia seakan telah tertutup duka yang terlalu dalam.
Drtt... Drtt...
Naruto melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. Ia mendengus pelan. Sama sekali tak berniat untuk mengangkat telefon dari 'dia'. Untuk apa? Untuk apa ia harus berhubungan dengan orang yang telah menorerkan luka yang tak tahu kapan akan sembuh? Sebenarnya Naruto bukanlah pemuda yang suka mendendam. Jika kau tak berlebihan dalam mengganggunya di jamin senyuman 10.000 volt miliknya masih akan terpasang. Tapi, mungkin senyuman itu kini telah tertelan gerhana.
YOU ARE READING
THE LAST POWER
FanfictionProlog Hari masih terlalu gelap ketika matahari terlihat malu-malu untuk memunculkan dirinya. Udara terlalu basah akaibat hujan semalam. Walau seperti itu, terlihat seorang pemuda berambut jabrik bewarna kuning cerah berjalan dalam pagi yang belum...