Hanya kekasih yang memeluk perempuanya semesra itu.
***Bima bahagia. Dadanya sampai terasa nyaris meledak saking bahagianya. Dia dan Seruni akhirnya pacaran. Gadis bermata bening yang senyumnya sehangat mentari pagi itu, kini benar-benar jadi kekasihnya.
Bima tahu, dia akan menjalani long distance relationship bersama Seruni. Jenis hubungan yang selama ini selalu dihindarinya. Entah berapa kali Bima pacaran--dia tak benar-benar menghitungnya, pokoknya sejak masuk SMA, dia sudah mengencani banyak cewek, apalagi setelah dibelikan kendaraan sendiri.
Bima pernah pacaran dengan yang berbeda agama, sering pacaran dengan cewek yang berbeda sekolah dan beda tempat les, dia juga pernah pacaran dengan cewek yang rumahnya sangat jauh dari rumahnya, saat dia punya janji untuk bertemu jam 7 malam, dia sampai harus berangkat sebelum magrib. Sejauh itu, tetapi tak sampai berbeda kota.
Dulu, menurutnya, long distance relationship itu konyol. Di bumi ini populasi cewek lebih banyak daripada cowok, buat apa pacaran sama cewek yang tidak bisa ditemui setiap hari dan tidak bisa dikencani tiap akhir pekan? Lalu, mengikat kesetiaan dengan gelang couple atau benda apalah yang tidak boleh dilepas selama berjauhan untuk menyatakan kepemilikian? Hanya anak SD yang melakukan itu.
Tetapi sekarang lain. Bima tidak keberatan LDR dengan Seruni. Toh, Skype dan LINE masih gratis. Jaringan internet di rumahnya juga selalu prima. Mereka mungkin akan berjauhan, namun hati keduanya akan tetap bertautan.
Dan, karena hari kedua pacarannya adalah ulang tahun Seruni, Bima sudah menyiapkan hadiah yang sangat istimewa untuk gadis itu. Sebuah scrapbook berisi foto-fotonya dan Seruni. Scrap book hand made, dia yang membeli semua peralatan dan bahannya sekaligus merangkainya sendiri.
Adalah ide Yasmin yang menyarankan Bima untuk membuat scrapbook hand made ini. Dia bertemu Yasmin di mall saat Bima nyaris frustrasi karena tidak menemukan apa pun yang menurutnya istimewa untuk dijadikan hadiah ulang tahun Seruni. Bima bisa membelikan boneka beruang raksasa, kue tart cantik berukuran jumbo, atau bahkan sebuah gaun untuk Seruni, toh dia menghasilkan uang sendiri. Dia sering berbagi artikel kesehatan dan seputar obat-obatan di blognya, sehingga blognya ramai dan dipasang iklan. Hasilnya lumayan, buat modal pacaran.
Namun Yasmin bilang, semahal dan sebesar apa pun barang yang dibelikan Bima akan lebih berkesan jika Bima membuatnya sendiri. Bima tidak langsung setuju, nyaris tidak mungkin membuat hadiah untuk kado ulang tahun esok hari. Namun lagi-lagi dorongan hati mengalahkan logikanya.
****
"Memangnya kamu nyari kado buat siapa sih sampai uring-uringan begitu?" Yasmin bertanya sambil memilih-milih bahan kertas jilid untuk Scrapbook Bima. Bima bilang, jangan warna pink, sebab meskipun scrapbook ini untuk perempuan dia yang akan membuatnya. Bima berpesan agar Yasmin membantu memilihkan warna selain pink, dan sesuai dengan tema Friendship Childhood pilihannya.
"Buat cewek gue." Bima menjawab senang, ada nada penuh kemenangan dalam ucapannya. Senyumnya mengembang lebar dia tidak memerhatikan gerakan tangan Yasmin yang langsung berhenti pun tatapan matanya yang penuh rasa ingin tahu.
"Oh...." Hanya satu kata itu yang mampu dikatakan Yasmin. Dia ingin tahu siapa gadis yang bisa membuat Bima jadi bersikap defensif pada teman-teman ceweknya. Yang membuat senyum Bima merekah begitu lebarnya, sekaligus membuatnya uring-uringan juga.
Namun Yasmin menahan diri. Dia memilih untuk tidak bertanya lagi daripada kecewa sendiri.
Setelah semua perlengkapannya selesai dibeli, Bima mengucapkan terima kasih terus-menerus. Menandakan hal ini sangat penting baginya, Yasmin sampai bosan menjawab bahwa bantuan yang dia berikan hanyalah sebuah bantuan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet Again
Teen FictionIni adalah kisah tentang Bima, Seruni, dan Lily. Bima, cowok nyaris sempurna namun kurang beruntung dalam urusan cinta. Cewek yang disukainya selalu memilih cowok lain. Seruni, gadis yang dulu selalu mengetuk pintu rumahnya pagi-pagi. Menyogok Bima...