Biru menutup buku paket fisikanya dengan perasaan lega. Kekhawatiran akan pelajaran yang berbeda dan lebih sulit dengan sekolahnya di Bandung ternyata tak beralasan. Sudah 1 minggu lebih ia bersekolah di SMA PELITA dan beruntung ia tidak menemui banyak kesulitan yang berarti.
"Gimana betah gak disini?" Tanya velin teman sebangkunya yang baru. Biru hanya tersenyum simpul sebagai jawaban
"Eh tinggal di Bandung enak ya?" Tanya Velin lagi yang sejak pertama kali Biru datang langsung antusias begitu mengetahui ia pindahan dari Bandung.Velin menyukai Biru, menurutnya Biru gadis yang cantik, kalem, manis dan tidak banyak omong, terlebih semenjak kedatangan Biru kelas dan bangkunya jadi ramai oleh cowok-cowok dari berbagai jenis.
Mulai dari yang gantengnya kebangetan macem januar sampe yang jeleknya kebangetan dan ga tau diri macem si markus.
Baru saja Biru akan membuka mulutnya hendak menjawab pertanyaan Velin. suara gaduh dari arah pintu kelas mengurungkan niatnya.5 sosok cowok bertubuh jangkung memasuki kelas diikuti beberapa anak cewek dibelakangnya yang membuat suasana menjadi gaduh. biru mengernyitkan keningnya bingung melihat kehebohan yang tiba-tiba itu.
Velin mengikuti arah pandang Biru dan langsung maklum begitu melihat siapa yang jadi objek pandang Biru.
"Mereka Itu seleb sekolah ini. gengnya si Garda. Kenal Garda gak lo? Tuh anak kelas kita yang paling ganteng tapi paling bandel paling gila dan kayanya ga doyan cewek." Ujar Velin menjelaskan tanpa diminta sambil menunjuk ke arah Garda yang duduk di bangku paling belakang.Cowok yang sejak awal Biru masuk ke kelas 11 ipa 1 terlihat paling menonjol. Tubuhnya tinggi tegap dengan wajah tegas dan mengintimidasi.
"Lakik banget kan, tapi jangan ketipu sama mukanya ganteng juga dia mah gelo." Bisik Velin takut terdengar Garda yang barang tentu bakal ngamuk kalau tau jadi bahan gosip velin. Biru pun hanya manggut manggut macam marmut mendengar penjelasan Velin yang sudah seperti sales promotion girl sedang memperkenalkan barang dagangannya."Yang sipit kayak artis korea itu namanya vincent, yang cakep kaya bule itu Jethro, yang ganteng mirip leonardo dicaprio versi lokal itu namanya Januar, ganteng sih tapi playboy, penjahat kelamin, tukang gonta ganti cewek sama maen ke club. jauh-jauh deh dari dia daripada hamil." Ceplos Velin sembarangan membuat mulut biru sedikit menganga.
"Yang item tapi manis macem zayn malik itu Rindra, dia kecengan gue dari awal masuk, tapi sayangnya udah punya monyet, pacarannya dari jaman smp ga putus-putus. Sialan!" Velin mengomel sebal sedangkan Biru tertawa kecil mendengarnya.
"Nah yang paling charming, ganteng dan cowok banget itu namanya Antares, muka sama nama pas banget ya sama-sama cakep." Ujar velin dengan wajah mupeng.
ANTARES? Nama itu langsung membetot perhatiannya, jika tadi ia tidak tertarik sama sekali untuk melihat sosok selebritis sekolah barunya itu, kini Biru meneliti Ares dengan seksama.
Tubuhnya tinggi tegap, seperti yang tadi dikatakan Velin, wajah Ares ganteng dan charming.wajahnya seperti dipahat, garisnya tegas, hidungnya mancung dengan tulang yang seperti menyatu dengan matanya yang teduh namun tampak dingin dan beku. Alisnya yang lebat semakin memberi kesan dingin dan beku. Bibirnya mecuat sempurna seperti lukisan, tidak tipis tidak juga tebal. Tapi garis seperti lukisan itu membuat Antares semakin terlihat tidak nyata, seperti tidak memiliki ekspresi seperti layaknya lukisan yang tak bernyawa.
"duileee Biruuuu tau aja cowok ganteng, mulutnya ampe mangap gitu." Ledek velin begitu melihat reaksi Biru terhadap sosok Ares
"Cakep kan? Tp jangan berani ngimpi bisa pacaran ama dia. Dia mah lahirnya juga dari belahan batu es makanya dingin." Cibir Velin yang tiba-tiba sebal mengingat berapa banyak temannya yang patah hati gara-gara tidak dianggap ada oleh Ares alias dicuekin."Dia sama si Garda satu spesies tuh. Sama-sama gak doyan cewek kayanya. Yang satu doyannya semedi yang satu doyannya perang." Cibir Velin sebal.
Ares berjalan menuju bangku Garda yang berada di bangku paling belakang melewati Biru, tak menyadari bahwa gadis berambut panjang itu kini tengah menatapnya tak berkedip, Biru menahan debaran jantungnya yang tak beraturan. Namanya Antares nama kesukaannya, bintang kesukaannya. bintang yang selalu mengingatkan Biru pada Mamanya.
"Elo anak baru yang namanya Biru?" Lamunan Biru tentang Ares buyar seketika karena teguran ketus cewek cantik berambut panjang kecokelatan macam artis yang kini tengah mengintimidasi dengan tatapannya. Biru mengangguk ragu, waspada dengan wajah tak bersahabat cewek dihadapannya
"Ikut gue" ujarnya pendek sambil berjalan keluar kelas diikuti Biru yang bingung."Gawaaaatt si Biru pasti mau dilabrak nih" pekik Velin tertahan, matanya menatap punggung Biru yang menjauh dengan khawatir. Dengungan riuh anak-anak pun terdengar begitu keduanya keluar dari kelas. Membuat Antares dan Garda yang sedang mengobrol seru berhenti mendadak.
"Kambuh lagi tuh peranakan singa" lapor Jethro begitu sampai dibangku Garda. sedari tadi bersama vincent keduanya terpesona memandangi Biru.
Garda menatap keduanya penuh tanya." Si Renata tuh ngegencet anak baru. Kayanya ada hubungannya ama bosnya dia deh, si Tania." Jelas Vincent sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak mengerti dengan kelakuan geng cewek populer sekaligus paling gila di sekolahnya.
Sudah Rahasia umum kalau Renata si ratu bully SMA Pelita itu bak bodyguard setia Tania, Cewek paling Populer di SMA Pelita sekaligus anak pemilik Yayasan dia akan maju duluan jika ada yang berani menyakiti atau membuat Tania tidak senang.
"Lagian si Bagas juga aneh banget disodorin Tania yang cantik begitu jual mahal." timpal Jethro yang diamini dion dan Vincent. Sedangkan
Ares hanya terdiam tak ikut menimpali dia sendiri baru ingat bahwa di sekolahnya kedatangan anak baru beberapa hari yang lalu.beberapa hari ini memang sekolah nampak berbeda kedatangan murid baru cantik menimbulkan euphoria tersendiri. Tapi Ares tetaplah Ares, sejak dulu dia tidak pernah peduli sekitar, dan kehebohan seperti ini pun tak mempengaruhinya sama sekali.
***
"Tau kenapa lo gue bawa kesini?" Tanya Renata begitu ia dan teman-temannya berhasil membawa Biru ke atap sekolah. Biru menggeleng pelan dia sungguh tidak tau kenapa cewek cantik dengan rambut panjang kecokelatan dihadapannya tampak marah.
"Elo ngapain sama si Bagas di ruang musik?" Tanya Renata tajam, mendengar pertanyaannya Biru jadi mengerti kemana arah pembicaraan renata. Dan ekspresi wajah Biru malah membuat Renata naik pitam.
"Ternyata bener ni anak ada apa-apa ya sama Bagas. Dengerin ya..."
"Aku ga ada apa-apa sama bagas. Kita cuma kebetulan sering ketemu di ruang musik." Potong Biru cepat.Jawaban Biru bukannya membuat Renata percaya malah semakin marah. Tadi malam Tania mendatanginya dan menangis, Tania bilang ia memergoki Bagas diruang musik dengan anak baru yang sedang jadi pembicaraan di sekolah. Dan menurut Renata jika melihat dari gesture keduanya itu bukan kali pertama mereka berdua bertemu diam-diam di ruang musik.
Bagi Renata Tania adalah teman baiknya dan hal yang paling tidak disukainya adalah melihat Renata menangis, tersakiti, atau merasa tidak senang. terlebih jika itu karena Bagas, karena Renata tau betapa sulit menyukai seseorang yang tidak memiliki rasa yang sama.
"Lo ga usah banyak cingcong. Yang penting jauhin Bagas atau lo ga bakal tenang sekolah disini, ngerti?" ujar Renata sebelum akhirnya mengajak teman-temannya pergi dari situ. tapi kelimanya terkejut tatkala melihat Ares yang sedang menatap tanpa ekspresi ke arah gerombolan Renata cs yang langsung melotot kaget melihatnya.
"Eh Ares lagi ngapain disini?" tanya ninis, salah satu fans berat Antares, dan ia jelas malu berat ketauan ares sedang membully.
"Kita lagi ngospek anak baru Res, itung-itung kenalan." Ujar Nesya fans berat Ares yang juga tengsin kepergok Ares kayak begini. Ares tidak menghiraukan keduanya. ia justru menatap datar Renata yang juga balas menatapnya kaget. Ares masih menatap Renata dengan wajah datarnya membuat Renata salah tingkah dan memilih pergi diikuti para dayang-dayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antares
Teen Fiction"Only in the darkness can you see the stars" -martin luther king- Antares Yang Dingin dan Beku, seperti misteri dalam kotak kaca yang tak mampu dipecahkan. Lalu ada seorang Biru, gadis rapuh yang kehilangan satu persatu orang-ora...