4. Bening Sendu

245 14 0
                                    

"Hatchim... Hatchimm." Ares melap hidungnya yang berair, hari ini dia terkena Flu parah akibat nekad menerobos hujan kemarin sepulang sekolah, padahal begitu sampai di rumah Ares buru-buru menenggak multivitamin sebagai dopping. Tapi ternyata tetap saja Flu menyerang.

Ares pun memutuskan ijin pelajaran pertama pada guru piket dan memilih untuk beristirahat di ruang UKS.
karena kepalanya yang sekarang mulai demam dan terasa semakin pusing. Tapi pemandangan di hadapannya membuat Ares terkesima. Dia menemukan Biru si gadis hujan bercapuchone kelabu tengah tertidur dengan tangan terlipat menutupi matanya

"HAAATCYIIIM" Biru yang sudah setengah tertidur sedikit terlonjak mendengar suara bersin yang begitu keras, dan matanya membulat begitu netranya menangkap sosok Ares yang tiba-tiba sudah berada di dalam ruangan entah sejak kapan.

Biru mengerjapkan matanya salah tingkah, kantuknya mendadak hilang. Sedangkan Ares sendiri tidak menoleh kearah biru sama sekali cowok jangkung itu melewati biru begitu saja. Mengambil sebutir aspirin dari kotak obat, meminumnya dan menjatuhkan tubuhnya di salah satu ranjang UKS. satu tangannya ia topang ke atas matanya yang terpejam. kepalanya sakit sejak semalam dan yang dibutuhkannya saat ini setelah minum obat adalah tidur.

"hahaaattcyimm." Kini giliran Biru yang bersin dengan suara sangat pelan karena ia sekuat tenaga menahan bersinnya agar tidak mengganggu mahluk di sebelahnya. Ares sendir tidak merasa terganggu matanya tetap terpejam seolah-olah Biru tak ada disana.
"Hahattcyim..." lagi-lagi Biru dengan suara yang menurut Ares terdengar lucu. Tanpa sadar ares tersenyum.

***

Ares membuka matanya perlahan. Suara gaduh di jendela samping uks membuatnya terjaga. Dilihat ranjang disampingnya telah kosong entah sejak kapan. Aspirin yang ia telan rupanya bekerja dengan baik, kepalanya kini terasa enteng.

"Ga usah bela diri deh, gue tau banget kemaren elo senyum-senyum sama si bagas, pake acara mojok di ruang musik lagi."
"Dasar murahan."
"Lo ga denger peringatan dari gue. Lo pikir gue main-main" Ares mengernyitkan kening, sayup-sayup suara gaduh yang tadi membuatnya terbangun kembali terdengar.

"Jangan kecentilan lo jadi cewek, mentang-mentang banyak yang godain jadi kebanyakan gaya"
Brakk.. awww
Suara keras bersahutan dengan suara mengaduh perempuan membuat Ares yang tadinya tidak peduli jadi memasang telinganya baik-baik.

UKS di sekolah ini letaknya memang agak terpencil dimaksudkan agar siswa yang sakit bisa istirahat dengan tenang tapi rupanya sekolah salah mengira, karena ternyata posisi uks yang menyisakan lorong kecil dibelakangnya membuat siswa-siswa kurang kerjaan yang punya hobby membully akan membawa mangsanya kesitu.

Contohnya seperti saat ini entah siapa korban dan pelakunya yang pasti Ares tidak suka berada sebagai saksi ditengah-tengah perkara meskipun kenyataannya sang pelaku dan korban tidak mengerahui keberadaannya.
Byurr... sreett.. plakkk.. awww..
Ares baru akan melangkah pergi dari ruangan UKS ketika suara robekan dan teriakan seorang perempuan beserta suara tamparan bersahutan memenuhi gendang telinganya.

Okay ini sudah keterlaluan, Ares bukan orang yang suka ikut campur apalagi sok sok an mau jadi pahlawan kesiangan, tapi mendengar kekerasan secara live begini mau tidak mau membuatnya tidak nyaman.

"Trangggg" suara keras kaleng yang ditendang membuat 5 anak perempuan yang sedang berkerumun sontak mengurai. Dan mata kelimanya terbelalak begitu melihat sosok jangkung Ares yang tengah berjalan menuju kearah mereka berlima, ralat berenam ternyata karena di tengah-tengah mereka ada sesosok tubuh mungil dengan seragam robek, rambut acak-acakan, pipi memerah fan basah kuyup tengah bersimpuh.

Ares menatap tak percaya. Dia sudah belasan kali melihat laga perkelahian sahabat-sahabatnya bahkan beberapa kali ikut dalam pertempuran. Tapi melihat perkelahian perempua macam ini baru sekali ia temukan.

Ares akui ia dan keempat sahabatnya terutama Garda sering terlibat keributan, perkelahian, saling serang dan segala rupanya. Tapi membully satu orang tidak berdaya dengan kekerasan tidak pernah ada di dalam kamus mereka. Dan ini agak membuatnya shock tak percaya, terlebih pelakunya adalah perempuan.

Ares sering mendengar dan melihat beberapa kali geng perempuan yang digiring masuk ke ruang BK gara-gara membully tapi melihat kelakuan mereka secara live begini membuatnya shock sekaligus berang.
Mata Ares jatuh pada sosok ringkih yang kini tengah berusaha menarik kemeja sekolahnya yang robek dibagian bahu. Ares terenyuh, hatinya patah.

Dengan langkah lebar dihampirinya sosok Biru, gadis mungil yang tadi tidur bersisian dengannya di ranjang UKS. Pandangan keduanya bersirobok, mata bulat Biru yang bening seperti telaga kesedihan, bening namun sendu penuh luka, sorot matanya nampak lelah dan ketakutan.

Namun yang membuat Ares terhenyak tak ada air mata disana dan itu membuat hatinya semakin terasa nelangsa. Secepat kilat dibukanya kemeja yang ia kenakan menyisakan tshirt putih yang selalu ia pakai sebagai dalaman dan disampirkan ke tubuh mungil Biru.

Tanpa bicara sepatah katapun Ares meraih lengan kecil gadis itu tanpa mempedulikan wajah kaget Renata cs yang kini langsung menyingkir memberi jalan keduanya untuk pergi.

"Brengsek" desis Renata setelah keduanya menghilang di kelokan lorong. Seakan baru tersadar akan apa yang terjadi barusan. Ia bukan takut Ares akan melaporkan perbuatannya. karena ia tahu pasti Ares bukan orang yang mau repot-repot melakukan hal itu. Akan tetapi perbuatan Ares tadi membuatnya terhenyak Ares yang tidak pernah ikut campur urusan orang seakan menelanjangi harga dirinya dengan sikapnya barusan.

***

Biru duduk terdiam di bangku kelasnya. Ares sudah meninggalkannya sejak 1 jam yang lalu setelah tadi mendorongnya masuk ke dalam ruang uks untuk mengganti seragamnya yang robek dengan kemeja milik Ares. Lalu mengantarnya ke depan kelas dan meninggalkannya begitu saja tanpa sepatah kata pun.

Bahkan untuk mengucapkan terima kasih pun Biru tak sempat karena cowok jangkung itu sudah pergi begitu saja.

Velin menatap Biru prihatin. Biru sial sekali, dia disukai Bagas Heartrobnya SMA Pelita, cowok baik hati tampan dan penuh pesona yang tidak pernah pacaran atau naksir cewek, tiba-tiba sekarang terlihat gencar mendekati Biru si anak baru yang cantik namun irit bicara.

Dan itu jelas bikin fans-fansnya ngamuk-ngamuk terutama Tania cewek populer SMA pelita yang cinta mati sama bagas sejak awal masuk. Meskipun tanpa perlu mengotori tangannya Tania mampu membuat Biru babak belur baik fisik maupun mental seperti hari ini.

Hari ini Biru izin skip pelajaran olahraga karena badannya demam dan bersin-bersin tapi betapa kagetnya Velin saat Biru kembali ke kelas dengan keadaan menyedihkan, pipinya memerah, rambutnya acak-acakan dan basah kuyup.

Tapi yang lebih mencengangkan lagi adalah ketika mereka melihat beds kemeja super besar yang dipakai Biru bertuliskan nama ANTARES JANU MAHESA yang langsung membuat heboh 1 kelas. Ditambah informasi dari Diana yang mengatakan Biru diantar Ares sampai depan pintu kelas.

Anak- anak terenyuh begitu tau bahwa keadaan menyedihkan Biru akibat dibully Renata dkk yang sudah jadi rahasia umum mereka adalah dayang-dayangnya Tania si ratu SMA PELITA Tapi apalah daya velin dan yang lainnya. Mereka tidak ada yang berani melapor atau untuk sekedar membela Biru karena posisi Tania sebagai anak pemilik yayasan SMA Pelita. itulah sebabnya gadis cantik itu bisa bersikap semau-maunya.

Biru sendiri enggan melapor kepada guru. Ia tidak mau papanya dipanggil ke sekolah, ia tidak mau dicap sebagai pembuat masalah. Maka dari itu Biru lebih memilih untuk memendamnya dalam hati.

menurut cerita Velin, Renata dan Tania sudah terkenal sejak masuk SMA Pelita keduanya sama-sama cantik dan populer yang membedakan posisi ketajiran tania yang diatas rata-rata.

Tania dikenal sebagai si cantik yang anggun, pinter, kaya meskipun agak angkuh, sedangkan Renata terkenal bossy dan tukang bully terlebih jika itu berhubungan dengan tania sahabatnya.

Permasalahan yang paling berbahaya adalah jika ada yang berhubungan dengan Bagas laki-laki yang disukai oleh Tania sekaligus calon tunangan Tania yang menurut desas desus sudah dijodohkan sejak mereka kecil.  Jadi jika ada yang berani bercentil-centil ria dengan Bagas didepan mereka maka habislah mereka ditangan Renata. Tania sendiri tidak pernah ada diantara gerombolan yang suka membullynya padahal Biru ingin bertemu untuk menjelaskan bahwa tak ada hubungan apapun diantara dirinya dan Bagas.

AntaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang