Part 11.

1.7K 204 5
                                    

"Aku harus mengatakan berapa kali, Mina-ya? Aku dan anak itu tidak bertengkar." Ah Young mendengus kesal. Sudah beberapa kali gadis ini mengatakan hal yang sama pada temannya. Bang Mina.

Mina menggerutu. "Tidak! Jangan berbohong, Ah Young-ssi... Aku bisa mendengar suaramu dengan Taehyung dari dalam ruangan. Bahkan, pria itu keluar dengan raut wajah kesal." Mina semakin bersemangat untuk bertanya kepada Ah Young.

"Benarkah?" Ah Young balik bertanya dengan acuh. Membiarkan temannya semakin jengah dengan tingkahnya.

"Shin Ah Young... Kau seharusnya lebih berhati-hati dengan pria itu. Dia anak-"

"Anak Presdir Kim?" Ah Young menyela. Ia menatap Mina dengan malas.

"Dengar, Mina-ya... Aku hanya ingin bersenang-senang dengan Manager baru kita. Itu saja." Mina melongo. Sifat Ah Young memang tak pernah berubah.

"Tidak, tidak. Ah Young-ah, dia atasanmu! Bukan temanmu. Tidak bisakah kau mengerti sedikit tentang batasanmu sebagai bawahan?" Ah Young melirik tajam ke arah Mina.

Mina merasa, ia telah menyinggung perasaan Ah Young. Buktinya, gadis bersurai pendek ini masih betah melirik tajam ke arahnya.

"Tenanglah... Kau ingin aku untuk meminta maaf, 'kan? Baiklah... Aku akan melakukannya." Ah Young mengerling. Gadis itu segera beranjak menyisakkan Mina yang mati-matian mengutuk temannya itu dalam hati.

Seok Jin menghela nafas beberapa kali. Taehyung bersikeras untuk segera menyampaikan protesnya sekarang.

"Aku ingin gadis itu segera diganti, Ayah." Taehyung berujar mantap. Menatap sang Ayah dengan perasaan sungguh-sungguh.

Sang Ayah nampak memijit pelipisnya pelan. Melepas kacamata yang berpredikat sebagai alat bantu penglihatannya yang semakin lama semakin kabur termakan usia.

"Taehyung-ah..." Sang Ayah lagi-lagi menghela nafas. "Kau hanya 3 bulan menjadi Manager di sana. Hanya 3 bulan, Taehyung-ah. Bertahanlah sedikit lagi."

"Maafkan aku, Ayah... Tapi a-"

BRAKK

Taehyung, Seok Jin dan Ayah mereka mengalihkan pandangan serentak ke arah pintu. Di mana seorang gadis dengan susah payah berusaha masuk ke dalam.

Sang Ayah memberi kode kepada para pengawalnya untuk membiarkan Ah Young.

"Maafkan saya, Presdir Kim. Saya telah lancang memasuki ruangan Anda," Ah Young menatap sekilas ke arah Taehyung.

Taehyung berdecih. Memandang remeh ke arah gadis itu.

"Maafkan saya juga tidak bersikap sopan kepada Manager Kim." Ah Young membungkuk hormat. Tersenyum dengan manis ke arah Taehyung.

"Baiklah. Tidak apa-apa, sekarang kau boleh kembali." Sang Ayah tersenyum hangat. Gadis itu segera membungkuk lagi dan berlalu di balik pintu.

Taehyung segera meninggalkan Seok Jin dan Ayahnya tanpa menghiraukan kakaknya yang berusaha menahan.

"Maafkan aku...." Taehyung menghentikan langkahnya saat suara seorang wanita menelusup ke telinga pria ini.

Taehyung menoleh, mendapati Ah Young tengah menunduk dalam. Raut wajahnya terlihat menyesal.

"Tidak apa-apa." Taehyung berujar singkat. Pria itu segera beranjak.

"A... Aku benar-benar minta maaf, sungguh! Maafkan aku, telah bersikap tidak sopan padamu." Ah Young berusaha meyakinkan Taehyung. Ia agak kesusahan menyamakan langkahnya dengan pria itu.

Taehyung berhenti mendadak. Membuat Ah Young terpaksa menghentikan langkahnya juga walau jaraknya agak maju beberapa langkah dari tempat Taehyung berdiri.

"Jadi, kau akan memanggilku dengan panggilan itu?" Taehyung menyeringai. Ia menyampirkan jas hitamnya di bahu.

Ah Young mengernyit, "Panggilan... Panggilan apa?"

Taehyung semakin melebarkan seringainya. "Jangan berpura-pura, nona... Apa kau ingin aku menjelaskannya lagi, hm?"

Pria bersurai coklat itu mendekati Ah Young secara perlahan. Memasang tampang sedekutif yang membuat Ah Young bergidik.

Gadis itu mundur perlahan saat Taehyung semakin menepis jarak keduanya. Entah kenapa, jantung Ah Young berpacu, membentuk semburat merah di pipinya.

"Taehyung-ssi..." Suara berat Taehyung membuat gadis ini kehilangan kontrol akan detak jantungnya. "Ikuti aku... Tae-Hyung-ssi...."

Taehyung menghimpit tubuh Ah Young hingga gadis itu terjebak di antara kedua tangan Taehyung yang mengunci pergerakannya.

Dinding di belakang Ah Young seakan menjadi sesuatu yang bersekongkol dengan pria ini.

Kalimat Taehyung berakhir seperti desahan di telinga Ah Young. Bahkan Ah Young tak tahu lagi caranya bernafas.

Taehyung tersenyum menggoda, tanpa melepaskan tatapan sedekutifnya pada gadis yang tengah menahan nafas di depannya.

Pria itu mengambil jas hitam yang sedari tadi tersampir rapi di bahu kanannya.

Ia pun menggeleng. "Sebaiknya, kau harus lebih memakai pakaian yang lebih sopan dari ini." Taehyung menelusupkan jasnya pada pinggang Ah Young. Bermaksud untuk menutup sobekan yang cukup besar di rok bagian belakang Ah Young.

Taehyung meringis. Ia memandangi gadis di depannya dengan iba. Selain akalnya yang sedikit, ternyata gadis ini juga miskin pakaian.

Ah Young mengerjap beberapa kali. Ia bingung. Sejak kapan roknya sobek? Apa mungkin saat ia sedang berusaha memasuki ruang kerja Presdir Kim? Seagresif itukah dirinya?

Taehyung tersenyum. "Apa kau berfikir aku akan menciummu?" Pria ini menatap geli ke arah Ah Young. "Atau... Kau ingin aku berbuat lebih?"

Ah Young menggerutu. Ia segera meninggalkan Taehyung tanpa berkata apa-apa. Gadis ini juga harus tetap menenangkan jantungnya yang semakin berdebar.

----

Pria dengan jaket merah serta topi putih itu tengah menatap beberapa pria di depannya.

"Kalian tahu, 'kan... Apa yang harus dilakukan?" Suara berat dari pria itu menggema. Ia memandangi salah satu gedung pencakar langit di seberang sana.

Beberapa pria suruhannya mengangguk sesaat mendengar perintah mereka.

Pria berjaket itu menyeringai saat mendapati seorang pria yang tengah berjalan keluar dari dalam gedung.

Taehyung menatap arloji yang melingkar di tangan kirinya.

Pukul 23.19.

Sudah hampir tengah malam ia berada di tempat ini. Ia tidak menyangka bahwa bekerja di sini sangat menguras tenaganya.

Pria bersurai coklat ini merenggangkan tubuhnya sesaat. Terlalu sibuk hingga tanpa sadar beberapa pria mendekati Taehyung.

Taehyung tak dapat menghindar saat salah satu dari pria itu seperti menusuk ke dalam baju Taehyung.

Menimbulkan rasa kram yang berangsur-angsur berganti dengan rasa sakit. Taehyung terduduk, ia memegangi perutnya yang terkena tusukan.

Dalam pandangannya yang kabur, Taehyung masih sempat melihat beberapa orang mulai mendekati dirinya.

BUKK

Taehyung sangat lemah. Bahkan ia tak dapat menangkis pukulan yang bersarang di pipinya. Kesadaran Taehyung perlahan memudar, pria ini hanya berharap bahwa ia masih bisa melihat wajah Seok Jin, Namjoon, dan Ayahnya.

Darah yang terus menerus mengucur, membuat Taehyung tak bisa lagi menahan kelopak matanya yang mulai menutup.

Di tengah hilangnya kesadaran, Taehyung masih dapat melihat siluet tubuh yang tengah melakukan adegan baku hantam saat semuanya berubah gelap.

----

Yesss!! Saya buntu ide lagi wkwk😂 berawal dari nntn adegan baku hantam antra 2 orng politikus akhrnya terbuatlah ff abal" ini wkwk😂

Enjoy this ff! Thnks for the vote also the comment lovely readrs😻 tnggu klnjtnnya ya^^v

When a Gangster Become a CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang