[Jimin]
pagi ini terasa suram ketika aku terbangun, aku membalikkan badan untuk melihat Jungkook yang tertidur di sebelahku.
Mungkin karena tadi malam ia merasa kelam.
Mungkin ia memiliki kemampuan untuk mengontrol bukan hanya perasaanku, tetapi cuaca pun juga.
Jungkook sedikit menunduk sebelum akhirnya bunyi petir menyambar, tubuh kecil bergerak mendekatiku untuk kehangatan, dan wajahnya bersandar di lenganku. aku selalu berpikir apakah ia pernah merasa bahwa ia sangatlah berharga seperti bagaimana ia terlihat, ketika aku menarik selimut untuk menutupi tubuh Jungkook.
aku berpikir, apakah ia menyadari apa yang telah ia lakukan selama ini denganku, ketika tangannya memeluk tanganku dengan erat dibawah selimut.
"Jungkook," bisikku, tanganku membelai rambutnya yang halus, dan dia melihatku dengan mata yang masih mengantuk.
"aku akan selalu disini untukmu," aku menetapkannya, bergerak kebawah supaya kami dapat bertatap mata.
"aku akan selalu disini disaat hujan, ketika kau membutuhkan tempat untuk berteduh. dan aku akan menenangkanmu ketika kau takut akan petir," aku tersenyum.
"dan aku akan selalu disini disaat panas, dan kau menginginkan minuman dingin serta udara sejuk. atau ketika kau ingin makan sesuatu. atau ketika kau sedang bersedih dan merasa kesepian," bisikku.
"aku akan selalu disini," aku meyakinkannya.
"Ok?" bisikku, kedua mata tanpa dosa menatapku dengan dalam, aku harap aku bisa membacanya.
Jungkook mengangguk pelan, kembali mengistirahatkan wajahnya di bahuku.
Mungkin Jungkook lebih dari sekadar orang yang kugambar.
mungkin dia juga merasa aman, ketika aku melingkarkan lenganku di tubuhnya dan menariknya untuk mendekat, lebih dari biasanya.
aku memeluknya erat supaya ia tidak terjatuh,
mungkin ia memang sedang terjatuh.
__
"tunggu, bukankah itu..." Taehyung bertanya, melihat lebih dekat ke arah buku sketsaku, gambar Jungkook yang sedang dalam tahap penyelesaian.
aku memutar bola mataku, karena, haruskah Taehyung mengangkat kakinya keatas mejaku yang bersih? sepatunya mungkin sangatlah kotor...
"Bukankah itu...anak yang gila?" Taehyung bertanya, aku merasakan amarah di dalam diriku.
Gila, kata-kata itu menggema di dalam kepalaku..
"dia tidak...dia tidak gila!" aku membantah, menendang kakinya dari meja, dan mengambil bukuku dari tangannya yang tidak mempunyai hak.
"dia tidak gila, dia hanya tidak bisa bicara..." aku mengerutkan keningku, tidak menghiraukan akting kesakitan Taehyung yang terlalu dramatis.
bagaimana bisa dia memanggilnya dengan sebutan itu? Ia bahkan tidak tahu apapun tentangnya... Ia tidak tahu apa yang Jungkook berikan, dia tidak tahu apapun.
Taehyung melihatku dengan kesal, mengambil pensilnya dan menatap pada kertas kosong.
"itu hanya apa yang aku dengar," ia bergumam, dan mencoret-coret kertas itu.
"apa maksudmu?" tanyaku, menyenggolnya pelan.
"aku tidak tahu, orang-orang disekitar sini hanya bilang...dia gila? Dia tidak berbicara, dan..." Taehyung merendahkan suaranya, dan mengerutkan kening.
"dan apa?" tanyaku lagi. Ia menggeleng, dan kembali mengerjakan PRnya.
"tidak, tidak apa-apa..."
__
"Ini enak," Jungkook tersenyum senang, menggigit biskuitnya dan melihat ke arahku, membiarkan pulpennya terjatuh ke atas buku tulisnya yang terbuka.
aku tertawa, melihat serpihan biskuit di ujung mulutnya, membuat dirinya terlihat seperti anak kecil.
Kau tidak gila.
aku membeli biskuit-biskuit itu saat aku sedang berjalan pulang, dan aku tahu kalau ia akan menyukainya.
"aku lega kau menyukainya, kau habiskan ya?" kataku. Jungkook pun tersenyum senang dan mengangguk.
mereka tidak tahu potensimu, dan kelembutanmu.
aku menghela nafas panjang, menaruh tanganku di atas konter, tanganku memegang tangan Jungkook yang lemah.
ia lebih cocok tersenyum daripada menangis. Aku berharap ia tidak akan pernah bersedih lagi, tapi aku tahu itu tidak akan mungkin.
Mereka tidak bisa mengerti dirimu seperti aku mengerti dirimu.
tetapi mereka tidak perlu untuk itu.
_____________________________
t/n: chapter 14 belum dibuat sama pembuat ceritanya, jadi mohon ditunggu! ^^
author juga ngga sabar kok! xD
KAMU SEDANG MEMBACA
Colors | Jikook
Fanfiction- dan wajah indahnya sangat layak dengan pigmentasi yang luar biasa ini... original story by : nerdyjimin translate by : Izrf