Entah harus bagaimana lagi kau menghadapi Gagak Hitam yang satu ini. Apa ia bercanda? Aku juga tidak tau, sekalipun ia bercanda pasti akan sangat keterlaluan. Ia menempalkan pisaunya ke lehermu. Rasanya perih karena pisaunya sangat tajam. Mingyu tertawa kecil, ia menekan pisaunya dan membuat sebuah desahan keluar dari mulutmu
"Kau tau?-"
"Aku tidak tau apa-apa jadi jangan pakai 'isian' itu"
Ia kembali tertawa dan menarik pisau dari lehermu. Lehermu berdarah, tapi untung saja pisau itu tidak mengiris urat nadimu. Mingyu menodongkan pisaunya ke wajahmu. Ujung tajamnya sudah menyentuh dagumu.
"Kau tau apa yang akan terjadi jika kau memotong omonganku? Kau tidak akan pernah melihat kakakmu lagi selamanya"
DOR!
"Ah... kita kedatangan tamu rupanya. Aku mau kau memakai ini," ujar Mingyu sambil menyerahkan pakaian milik Rea yang sudah berlumur darah
"Bajingan!! Kau apakan dia!!!?"
"Dia masih hidup. Aku hanya menyentuhnya sedikit, jangan kacaukan permainanku atau kakakmu tidak akan utuh seperti semula. Kalau buruanku tepat sasaran, aku harap kau punya bakat akting yang bagus"
"Tepat sasaran apa maksudmu!!? Oh... DOKTER O-"
Sebuah pisau menancap tepat di sela-sela jarimu. Spontan kau menarik nafas karena kaget yang bukan main. Kau menatap Si Gagak dengan marah. Ia hanya tersenyum bak orang tampan yang sudah gila.
"Kita lihat kancil mana yang sudah masuk ke kandang harimau?"
-----
"Ah!! Opsir Yoon belum kembali juga. Padahal investigasi akan dimulai sebentar lagi. Katanya dia hanya akan membesuk Detektif Hong di kamar yang tidak jauh dari sini," ujar Inspektur Choi
"Mungkin ada sesuatu terjadi. Biarkan saja, dia opsir terbaik yang kita punya," jawab Inspektur Jang
"Tapi... dia hanya seorang opsir... forensik lelah menunggunya"
"Jangan remehkan kekuatan seorang opsir.. mungkin ada sesuatu di sana"
"Ah baiklah..."
----
Dokter Oh Ji Ohn membuka matanya. Ia tidak ingat apa yang sudah terjadi. Ketika dia memasuki gereja, dia tidak sadarkan diri. Sekarang ia diikat ke sebuah kursi di ruang bawah tanah. Psikopat itu yang melakukannya. Entah apa yang akan ia lanjutkan seterusnya pada dokter ini.
"Oh Ji Ohn.. dokter kardiolog dan mungkin.. pacar dari dokter Rea"
"Dimana aku.."
"Di sebuah tempat yang hanya aku tau dimana"
"Dimana Rea..."
"Sayang sekali.. kau datang terlambat," ujar Mingyu sambil membuka penutup matanya
Ia hanya terkejut, hanya terkejut tidak percaya. Sedangkan kau? Hanya bisa menurut pada 'cecunguk' itu demi kebaikan kau dan Rea yang sekarang entah di mana.
"Apa kau ingin menyusulnya?" Tanya Mingyu
"Ya..." ujar dokter Oh tanpa sadar.
"Sesuai keinginanmu.."
Kau geram mendengar Mingyu. Ingin sekali kau memites(?) kepalanya seperti buah berry yang masih kecil-kecil. Kau melihat kalau Mingyu meninggalkan sebuah pisau di atas kasur. Kau mengambilnya diam-diam.
"Rea~~ Rea dan Rea... apa hanya itu duniamu?" Tanya Mingyu pada Ji Ohn
"Ya..."
"Pandangan pertama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Joshua [[COMPLETED]]
FanfictionGimana sih rasanya ngerawat detektif yang super duper pendiem? . . Disclaimer: FF ini ditulis sekitar tahun 2015-2016, jadi mungkin bahasanya norak menurut kalian