H S

2.4K 251 51
                                    

Dikata apapun, takkan bisa kau jelaskan betapa sulitnya aku menulis semua ini. Joshua dan Mingyu, dua detektif yang bukannya saling membantu tapi malah mencari kesalahan satu sama lain dan membuat masalah. Korban tidak hanya jadi satu-satunya masalah yang ada. Entah apa yang ada di dalam kepala dua orang itu. Mereka tidak pernah bertemu di masa lampau, tapi mungkin buyut-buyut mereka pernah dan membuat sumpah-serapah tujuh turunan tidak akan akur.

Dengan senang hati aku tidak akan menceritakan kisah buyut mereka. Jariku akan kusimpan untuk pena di hari ujian akhir semester (  ;-;).

Joshua dan Mingyu

Yang aku pikirkan adalah, kenapa kedua orang ini selalu bertengkar. Aku tidak merencanakannya, semua berlalu begitu saja ketika aku menggenggam benda persegi empat yang menghubungkan ku dengan orang lain. Berlalu, dan berlalu begitu saja. Teka-teki pun muncul dengan sendirinya.

Secara garis besar

Keduanya hanyalah bocah berpikiran seluas langit dan bumi. Rekan yang saling menghancurkan. Ibarat kerja kelompok dengan seseorang yang sangat kau benci. Tapi aku tidak yakin jika keduanya saling membenci. Mungkin, dendam karena wanita. Tapi keduanya tak pernah jatuh cinta pada siapapun kecuali padamu.

Aku sendiri menyimpulkan keduanya sebagai dua orang bocah yang meminta sesuatu pada sepasang orang tua.

"Besok"

Mereka percaya akan sebuah kata yang berarti hari sesudah hari ini tanpa berpikir jika omongan itu adalah sebuah kebohongan.

Bocah

Bocah

Bocah

Mereka percaya dengan kalimat yang pernah kau ucapkan bertahun-tahun yang lalu. Meski dalam tenggat waktu yang berbeda.

Keduanya hanyalah bocah yang berebut sebuah permen.

Akhir cerita?

Biarkan fantasi yang menyelesaikan. Bahagia atau sedih itu tergantung padamu, aku sendiri menyukai sesuatu yang menggantung. Terlalu lama menunggu bisa membuatku lupa dan akhirnya aku bisa pergi tanpa luka. Namun aku bisa ketinggalan akhir bahagia seperti Romeo yang akhirnya hidup senang dengan Juliet. Bahagia atau tidak? Itu ada di tanganmu. Ceritakan pada temanmu akhir seperti apa yang kau suka dari cerita ini. Jika aku yang membuat akhirnya, kau belum tentu suka.

Karena aku sendiri sangat ingin membunuhmu

Dengan cara yang sadis dan dramatis

Bukankah itu sebuah kesenangan yang tidak akan tergantikan oleh apapun? Meski kau dapat nilai sempurna untuk ulangan harian Logaritma.

Terdengar seperti psikopat

Atau aku memang mempunyai tiga huruf X?

Entahlah..

Aku pun merasa senang menyakiti diriku sendiri. Tapi aku merasa sakit ketika aku menyakiti orang lain. Aku harap aku bisa lebih normal.

Meski begitu, aku pun juga menginginkan akhir bahagia. Tapi pasti ada seseorang yang harus aku korbankan. Tak tau kenapa sejenak aku berpikir, kenapa tidak bunuh saja semuanya dan biarkan kasus itu menjadi sebuah rahasia yang dibawa pelaku ke neraka?

Yang aku tanyakan pada diriku sendiri, kenapa aku tidak juga melakukannya?

Setengah sembilan malam aku menulis. Ditemani tangisan bayi tetangga sebelah sebelah yang menyebalkan dan guyonan juga iringan gitar anak-anak kos seberang rumah. Campur aduk membuat pusing.

.

.

Joshua dan Mingyu

Jika kau memaksa akan sebuah epilog
Ingatkan aku jika sempat
Akan kuputuskan antara sayur busuk atau domba gemuk yang aku tulis dalam sejarah..

Keputusan ada di tanganmu

Bahagia (comment here)

Bunuh semua (comment here)

Biarkan Joshua hidup dalam rana (comment here)

Mingyu denganmu (comment here)

Joshua denganmu (comment here)

Detective Joshua  [[COMPLETED]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang